Harapan

10 1 0
                                    

Tak terasa setelah pagi tadi, akhirnya jam istirahat kedua pun datang.
Mereka kembali berkumpul di kantin sembari bercanda dan tertawa.

"Kalian tau gak sih tadi pelajaran PKN males banget, masa harus hafalan pasal-pasal" racau Chasyifa sembari mengaduk mie ayam yang tadi dipesannya.

"Itu masih mending Cha, anak kesehatan nih boss" ujar Reval dengan bangganya.

"Iya deh si paling kesehatan." kata Chasyifa sembari sedikit menghentakkan kakinya kelantai.

Reval terkekeh pelan diikuti yang lain.

"Sebenarnya pelajaran PKN gak seburuk itu sih kalo cuma ngafalin pasal, gua lebih gak suka sama pelajaran pkwu. Ribet banget, males." Timpal Sultan.

Mereka mengobrol bersama di kantin sekolah, istirahat kedua bisa dibilang berjalan cukup lama sehingga mereka bisa bebas untuk menggunakan waktu istirahat mereka daripada pagi tadi atau saat istirahat pertama.

"Pr sejarah gua juga ternyata dapet nilai kecil, padahal gua udah capek ngerjain" kata Keisha menambahkan.

Putri yang duduk disebelah Keisha langsung tertawa, ia mengeluarkan handphone nya dan menunjukan foto buku sejarahnya yang mendapatkan nilai 90.

"Gila gede juga nilai lu" ucap Keisha terkejut.

"Iya dong gua kan pinter" sarkas Putri.

"Kalian bisa gak sih kalo makan tuh diam.." ucap Damar pelan, dia merasa sedikit terganggu atas suara teman-teman nya.

Damar sering sekali bersikap polos, ia bahkan seperti anak bayi kedua setelah Reval.

Ucapan Damar kali ini tidak ada yang mendengarkan, baik Sultan, Chasyifa, Putri, maupun Keisha, mereka asik bercanda tanpa mempedulikan ceramahan si anak rohis.

Disisi lain, Reval masih memikirkan soal penyakitnya. Ia ingin sembuh, ingin berhenti juga dari semua rasa sakit ini.

"Kata dokter penyakit ini makin parah, aku gak berharap banyak soal kesembuhan meskipun aku pengen... Cukup biarin aku lebih lama sama mereka, aku harap aku bisa punya banyak waktu buat main sama mereka." Batin Reval.

Wajah Reval kali ini memang biasa saja, tetapi pikiran nya berkecamuk.

"Kak Reval" panggil Damar.

Si pemilik nama menoleh, ia menatap Damar penuh tanya.

"Itu, bilang sama mereka kalo makan jangan berisik nanti jadi temannya setan kalo makan nya sambil berisik." Ujar Damar.

Reval terkekeh, ia mengusap pelan rambut adik kelasnya.

"Elah apaan sih Dam, apa-apa gak boleh." Ujar Sultan dengan nada sok kesal.

"Tau nih Damar, masa semuanya gak boleh" timpan Chasyifa.

Damar pun seketika menunduk, anak itu memang begitu polos, tapi kalian harus percaya bahwa dia memiliki hati yang sangat baik.

Putri bangun dari duduknya, ia ikut mengusap kepala Damar seperti yang dilakukan Reval.

"Bercanda Dam, udah si Acha sama si Sultan jangan didengerin." Ucap Putri sembari terus mengusap pelan rambut Damar.

"Gess makan nya pada diam ya" kata Reval, ia tak bisa melihat salah satu temannya murung seperti itu.

Seketika suasana pun jadi hening. 6 Serangkai itu kembali melanjutkan acara makan mereka, hanya saja kali ini mereka makan dengan tenang dan tak ada suara yang keluar dari mulut mereka.

Ting

Tong

Ting

Tong

Bunyi Opening pengumuman tiba-tiba terdengar, mereka semua langsung melirik kearah speaker di kantin.

"Kepada seluruh siswa siswi SMACA dipersilakan untuk pulang lebih awal karna para guru dan staf SMACA akan melakukan rapat besar."

"Yesss balikk." Seru Chasyifa begitu mendengar pengumuman tadi.

"Eh main dulu yuk" ajak Putri.

Chasyifa langsung menoleh kearah Putri, begitupun dengan yang lain nya kecuali Reval.

"Kemana?" Tanya Keisha.

"Blak-blakan aja gimana?" Tawar Putri.

"Boleh deh, gua juga gabut kalo dirumah" ujar Chasyifa setuju.

"Yang lain gimana?" Tanya Putri.

"Gua hayu aja" ujar Keisha di susul anggukan oleh dua pria berikutnya yang tak lain adalah Sultan dan Damar sebagai tanda setuju mereka bahwa mereka juga akan ikut.

Melihat Reval yang tak ada respon, Putri pun menengok kearah temannya yang sekaligus sebagai kakak kelasnya itu.

"Kak, lu ikut?" Tanya Putri.

"Kayaknya gak deh, gua ada urusan." Jawab Reval.

Mereka semua seolah mengerti tanpa menaruh curiga. Jujur saja dari hati yang paling dalam, Reval ingin sekali ikut tetapi ia ingat bahwa hari ini ia ada jadwal cuci darah.

"Kak kita duluan ya, mau main dulu" ujar Sultan.

Reval tersenyum, ia membiarkan teman-teman nya pergi duluan tanpa menghabiskan makanan mereka.

Reval membuka buku miliknya yang sebenarnya sudah ia bawa sedari tadi, ia juga membuka tutup pulpen merah dan mulai menuliskan sesuatu disana menggunakan pulpen merah miliknya.

Reval membuka buku miliknya yang sebenarnya sudah ia bawa sedari tadi, ia juga membuka tutup pulpen merah dan mulai menuliskan sesuatu disana menggunakan pulpen merah miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

6 Serangkai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang