Chapter 13.

28 6 2
                                    

Makan malam dan perbincangan santai telah selesai di aula perjamuan paviliun Yhoslan. Velly berjalan ke paviliun yang bersebrangan dengan paviliun yang ia gunakan untuk perjamuan tadi. Cahaya bulan malam menyinari Velly yang berjalan berdampingan dengan Etmaun. Keduanya mengobrol tentang program kerja perbisnisan kedepannya. Velly terlihat nyaman, sehingga ia tersenyum saat mengobrol dengan asisten nya itu. Velly terus berjalan ke paviliun dengan prajurit sekte Veldman dibelakang nya dan ditemani Etmaun yang jaraknya dibelakang Velly juga. Saat tengah memasuki Pavilliun, kerabat kerabat bangsawan yang berlalu lalang di area halaman paviliun menyapa nya, tentu Velly menggubris sapaan itu. Baik dengan perkataan ataupun dengan senyuman nya. Banyak bangsawan bangsawan yang di sapa kembali oleh Velly, sehingga membuat mereka jatuh cinta pada Mahakarya Deerberg itu, lagi dan lagi.

Di istana Adjahaag, Olivia sedang mengerjakan lembaran soal yang di beri Zazira tadi sore, katanya ini adalah ujian S2 hukum. Dulu, Olivia baru menyelesaikan S1, jadi ia saat itu baru saja setengah menjalani kuliah S2 nya, jadi untuk ujian yang ini ia lumayan bisa menguasai nya. Malam ini ia langsung menggunakan piyama tidur, rambut nya tanpa aksesoris apapun tetapi ia jepit rapi. Pulpen di tangannya ia gerakan untuk menulis jawaban jawaban dari pertanyaan yang terlampir di kertas itu. "hmm" Olivia berdehem memikirkan beberapa kalimat untuk jawaban kertas itu "ah iya, benar benar." ia mulai membuka catatan pelajaran yang ia catat saat bersama Zazira, 'Hukum adat dan sosiologi' membuka lembaran awal dan halaman pertamanya yang langsung tertulis kalimat kalimat yang menyangkut pembelajaran ia hari ini. Tetapi, ada sesuatu yang telat ia sadari. "penglihatan ku, membaik?" bingung nya, ia mulai menyenderkan tubuh nya di badan kursi, matanya menatap langit langit ruangan nya. Ia tiba tiba teringat saat pergi ke butik kota untuk membuat hanfu khusus untuknya. "apa butik itu, sudah selesai merancang hanfu nya?" Olivia kembali menegakkan tubuh nya, "ahh ya ampun, kenapa merasa sepi ya" Olivia mulai berdiri, meninggalkan pekerjaan nya begitu saja pergi ke area ranjang.

Membuka tirai penghalang nya, karena merasa bebas, ia membuka piyama nya, membuat tubuh putih milik nya terekspos. Entah kenapa, malam ini terasa panas. Ia rasanya ingin menurunkan suhu Air Conditioner ruangan nya, tetapi remote itu ada di depan, tepat di kursi tamu kamar. Rasanya malas. Posisi nya, ia membelakangi cermin rias, tetapi ia tanpa sengaja menengok kebelakang arah nya yang berpas pasan dengan cermin. Melihat tubuh nya sendiri, tiba tiba lintasan memori di benaknya tentang Velly muncul. "Loh, kok harus dia sih?" kesalnya menengok kedepan, "dari pada dia, lebih baik aku memilih Eric." celetuk nya jujur, ia mulai menaiki ranjang. Merebahkan tubuhnya, menatap langit langit ranjang yang dihiasi lukisan kuno dengan teknik warna yang sangat menarik. Kini, ia kembali merasa hampa. Tidak ada teman di tempat tinggal nya sekarang. Membuat ia juga teringat dulu, saat ia memilih tinggal sendiri di rumah yang berbayar (kos) saat kedua orang tua nya bertengkar, ia memiliki niat untuk memelihara seekor anjing. Tapi menyadari kerajaan ini, tidak ada satupun hewan yang memasuki istana nya, ia jadi semakin sedih. "anjing yang saat itu, apa dia masih hidup ya?" anjing yang saat itu, anjing liar yang hidup di pinggiran hutan Gellre, membuat anjing itu mudah menampakkan dirinya ketika mencari makan.

*Flashback

Olivia memberi daging ya ia ambil dari rumah paman Bill untuk anjing berbulu coklat liar yang ia temukan. Awalnya, anjing itu mengikuti Olivia ketika ia memetik buah barberry dari beberapa pohon nya di daerah dalam. "ya ampun, laparnyaa ya kamu" Olivia melempar pelan daging matang itu dengan posisi nya yang berjongkok, "kau hewan liar yang penurut, apakah aku salah?" pertanyaan Olivia membuat anjing itu mengongong "brak brak!" Olivia kaget, ia menjatuhkan dirinya terkejut. "ahh astaga, mengagetkan saja." Olivia membenarkan baju nya yang sedikit berantakan akibat terjatuh. Anjing itu sudah sepenuhnya menghabiskan makanannya. Ia menghampiri Olivia untuk mendusel di kaki Olivia. Olivia tersenyum, mengusap kepala anjing itu tanpa rasa jijik. "Olivia" teriak Bill mencari nya, Olivia kemudian menengok ke arah Bill berada. "ayo kembali, bersihkan buah barberry itu dan setelah itu memasaknya." Olivia mengangguk, menengok lebih dulu ke anjing yang masih mendusel di kakinya "maaf ya, aku harus pergi. sampai jumpa besokk!" girangnya berpamitan, berdiri dan berlari ke arah Bill pergi meninggalkan anjing itu sendirian. Anjing liar itu berdiri sampai Olivia dan Bill hilang dari penglihatannya.

I can't enough see ur faceWhere stories live. Discover now