27. Holiday Memories

96 53 52
                                    

Happy Reading

.

.

.

Hari ini hari Sabtu. Arghi berencana ke rumah nenek dan kakek di Bogor untuk menjenguk Mama Wina sebab pemuda jangkung itu telah rindu dengan sang ibunda.

Drrrtt

Pemuda yang sibuk memasang kancing pada kemeja army nya itu menoleh saat mendengar notifikasi dari ponselnya. Rupanya ada telfon, senyumnya terbit melihat siapa nama yang tertera dilayar hp, langsung saja Arghi mengangkatnya.

"Halo?"

"Hai, weekend kemana?"

"Mau ke Bogor jenguk Mama. Kenapa? Mau ikut?" Tanya Arghi iseng.

"...."

Hening sejenak.

"Boleh?"

"Hahaha boleh banget lah. Mama pasti senang lo ikut,"

"Siap-siap gih, bentar lagi gue jemput," titahnya

"Okay,"

Tutt

Senyum Arghi semakin mengembang. Dia sangat happy karena Arabella selalu ada. Abel selalu menemani Arghi belakangan ini. Gadis itu tidak ingin membuat Arghi merasa sendiri dan merasa larut dalam kesedihan.

Baru saja pemuda itu ingin mengambil kunci motor dan beranjak dari kamar, ponselnya berdering lagi. Rupanya Kaivan yang kurang kerjaan menelfon.

"Apaan?" Tanya Arghi tak santai.

"Gabut gue, Ghi. Clubbing lah kuy,"

"Stres lo, ngapain ke club jam sembilan pagi?" Di seberang sana Kaivan terdengar menyemburkan tawa.

"Yaudah kemana kek, lo mau ke ujung dunia pun gue ikut."

"Hoaammmm"

Arghi mengerutkan kening.

"Siapa lagi deh tuh yang menguap?"

Arghi menatap layar handphone, Hideki ternyata. Rupanya Kaivan melakukan telfon grup.

"Ganggu tidur ganteng gue banget lo!" Kali ini Kai dan Arghi sontak tertawa. Hideki bisa narsis juga ternyata.

Ya, Hideki memang akan bangun lebih lama di hari libur, nabung energi katanya. Kampretnya Kai tiba-tiba nelfon dan itu membuat Hideki merasa sangat terganggu.

"Ayo jalan-jalan!  Bosen kali kalau seharian bucinin kasur," ujar Kai. Pemuda itu sangat tak santai, bunyi grasak grusuk memenuhi indra pendengaran kedua temannya.

"Kali ini gue gak ikut. Gue mau ke Bogor jengukin nyokap,"

"Woah di rumah nenek kakek lo kan? Yang dekat puncak kan?"

"Ya,"

"Kalau gitu kita ikut. Hideki siap-siap lo, kan sekalian kita ke puncak habis dari Tante Wina. Lagian gue kangen sama Tante Wina deh, Ghi."

Belum mendapatkan persetujuan dari sang empu, Kai nampak semangat sekali.

"Bacot, kangen masakan nyokap gue paling," Kai masih ketawa-ketawa tidak jelas, giginya mungkin sudah kering karena ketawa terus. Hideki hanya diam menyimak.

"Kalau gitu ajak Rea "

"Loh, kok jadi ajakin tuh bocah?" Tanya Kai heran.

"Ajak aja, kasian Bella cewek sendiri. Kalau Rea ikut kan ada temannya,"

Bad Girl and Her SupermanWhere stories live. Discover now