25. Give up?

114 68 46
                                    

Hello, i'm back!!
Langsung ajaa yaaa








Happy reading









Ketika lo jatuh cinta, gak peduli seribet apa dia, gak peduli gimana fisiknya, gimana latar belakangnya, gimana orangnya. Asal hati lo milih dia, lo akan bahagia mengenal dia.
-Kaivan





♤♤♤

Seorang gadis tengah duduk di taman rumah sakit  sembari menghisap nikotin yang terselip di kedua jarinya. Sepulang sekolah, gadis itu kembali ke rumah sakit untuk menjaga Dirga sebab Camila dan Bara pulang ke rumah.

Abel tidak berangkat ke sekolah sebab tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar setelah ujian, hanya ada porseni dengan berbagai lomba. Absensi tentu saja masih berjalan, namun Abel tak ingin ke sekolah. Abel tak peduli sekali pun ia harus alfa.

Hahhhh

Helaan nafas lagi-lagi keluar dari bibirnya.

"Ini tagihan biaya rumah sakit Bapak Dirga." Mata Abel membola melihat jumlah yang tidak sedikit itu.

"Ini gue mau dapat uang darimana? " batinnya.

"Mohon dilunasi secepatnya, Mbak. Jika tidak perawatan Bapak Dirga akan kami hentikan-"

"Jangan Mbak, tolong jangan. Ayah masih butuh perawatan intensif. Berikan saya waktu untuk melunasi tagihan ini, saya janji akan lunasi secepatnya." sela Abel, menatap resepsionist dengan tatapan memohon.

Petugas resepsionist terlihat menghela nafas.

"Batas waktu pelunasan hanya sampai minggu depan, Mbak. Maaf saya tidak bisa membantu banyak, ini sudah menjadi kebijakan rumah sakit."

"Kalau tidak, Bapak Dirga terpaksa kami pulangkan dalam keadaan kondisi yang belum stabil,"

"Saya akan melunasi secepatnya."

"Damn, kenapa hidup gue makin sulit sih. Seakan-akan Tuhan gak ngizinin gue buat bahagia,"

"Apa hidup gue sehina ini sampai bahagia pun enggan lama-lama bersama gue?"

Hening

Tak ada siapa pun di taman ini, hanya Abel seorang diri dengan isi kepalanya yang berisik. Matanya terpejam, mencoba mencerna apa saja yang telah terjadi dalam hidupnya.

Bermenit-menit Abel bergelut dengan isi pikirannya, gadis itu sungguh tidak menemukan jalan keluar atas masalahnya.

"Arghh, dimana gue bisa dapat duit sebanyak itu?!" Gadis itu menjambak rambutnya frustasi. Bingung, dengan cara apa ia harus membayar tagihan rumah sakit ayahnya?

"Cigarette when stressed." celetuk seseorang yang sudah duduk di sebelah Abel dengan gaya songongnya.

"Well, it's you."

"Gak usah sok tahu tentang hidup gue." Abel menoleh sebentar, kemudian kembali menatap lurus ke depan.

"Oh jelas gue tahu, karena kita sedarah." Bara dengan setelan kaos oblong oversize beserta celana jeans yang robek di bagian lutut mengambil rokok milik Abel yang tersisa.

Abel berdecih, sejak kapan Bara menjadi sok dekat dengannya begini?

"Gue tahu, biaya tagihan Ayah jumlahnya gak ngotak. Kita yang miskin ini jelas gak mampu kalau dapatin uang halal dengan jumlah banyak dan dalam waktu yang cepat."

Bad Girl and Her SupermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang