3. Dihukum

191 147 150
                                    

Gue tau kalau lo adalah cewek kuat yang bisa hadapin semuanya sendiri. Tapi semenjak ketemu sama lo, perasaan ingin melindungi lo selalu menghantui gue .
-Arghi Shaqueel Tamawijaya



Seorang remaja laki-laki tak henti-hentinya menggulingkan badannya ke kanan dan ke kiri di atas king size-nya. Netranya menatap jam yang tertempel di dinding, sekarang sudah pukul 00.00 dan dia sama sekali belum tidur.

"Arghhh gue kenapa sih. Kenapa tuh cewek gak mau hilang dari pikiran gue" Arghi mengacak rambutnya sebal. Terhitung dua jam iya hanya berguling-guling lantaran tak bisa tidur.

Pikirannya melayang ke beberapa jam yang lalu di warung lalapan pinggir jalan.

"Thanks lagi ya Ghi udah nolongin gue, sekarang malah traktir juga" Arghi hanya mengangguk sebagai jawaban.

"By the way, kenapa lo mau nolongin gue nyuri? Lo tahu sendiri kalau itu perbuatan yang gak benar" Arghi menatap gadis di hadapannya dalam, Abel yang ditatap seperti itu menjadi salah tingkah.

"Boleh gue tahu awal mula lo lakuin hal nekat kayak tadi? " Tanpa diduga Abel memutar bola matanya.

"Hidup gue gak seberuntung lo, gak seberuntung orang-orang. Buat makan aja susah, gue nyuri kadang disuruh bokap yang duitnya dipake untuk judi" Abel menghela nafas, kemudian lanjut menceritakan semuanya.

"Sebenernya tadi ayah gue kasih duit, tapi dirampas sama adek gue. Waktu pulang mama gak mau masak, karena emang gak ada bahan yang bisa dimasak. Siangnya gue cuma makan nasi sama garam karena udah lapar banget. Yaudah gak ada pilihan lain, malam ini gue sesekali mau makan enak, dan kali ini aja duitnya buat gue"

"Gue bisa kasih lo duit Bel. Berapa pun yang lo mau, minta ke gue aja" tutur Arghi

"Lo pikir gue cewek apaan minta-minta ke cowok? Gue nggak mau, selama lo bukan suami gue lo gak ada hak buat menafkahi gue"

"Yaudah jadi istri gue aja" Reflek Abel memukul pelan kening cowok di sebelahnya, mulutnya gampang banget kalau ngomong.

"Gue gak mau nikah selama keadaan gue dan tuh cowok masih kayak gini" Arghi mengerutkan keningnya.

"Maksudnya?"

"Dulu mama dan ayah gue nikah muda. Umur ayah dan mama masih belasan tahun, ayah belum siap finansial dan mama gue juga belum siap mental untuk menikah"

"Tapi mereka kemakan omongan orang tua mereka yang katanya kalau nikah muda supaya menghindari zina, orang tua mereka juga tidak memberikan mama mengakses pendidikan tinggi karena mikir kalau perempuan ujung-ujungnya cuma kerja di dapur"

"Pikiran semacam itu sebenarnya pikiran kolot banget sih" imbuh Arghi yang diangguki oleh gadis di hadapannya.

"Padahal mama punya cita-cita, mama pengen kuliah, terus jadi dokter. Tapi malah dinikahkan bahkan sebelum ia lulus SMA. Mimpinya harus ia kubur dalam-dalam" Abel tersenyum pedih, karena itu juga mamanya kurang mengurusnya dan sang adik lantaran belum rela mimpinya yang harus dikubur dalam-dalam karena harus menikah di usia dini.

"Sorry, kalau boleh tahu orang tua lo dijodohkan?"  Tanya Arghi hati-hati.

"Iya, mereka dijodohkan tapi ayah juga mau padahal sebenarnya belum siap memimpin rumah tangga"

Bad Girl and Her Supermanحيث تعيش القصص. اكتشف الآن