🐣06. Berkebun 🧺🌻

6K 574 203
                                    


Hellow Yeye update lagi nih, guys ada yang kangen sama anak kicik aku tak 🙈

Spam komen ya seng ku, biar aku semangat buat update nya lagi😉

Happy reading Wawa ✨🐣

...







Tok

Tok

Tok

Kejora yang masih membuat sarapan itu sontak menoleh pada Leo, yang juga sedang membantunya. Ia melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul lima lewat dua puluh menit, namun kenapa pagi-pagi sekali sudah ada yang bertamu.

"Leo, bunda bisa minta tolong buat bukain pintu nya?"

Leo yang sedang memotong cabai itu menoleh, ia mengangguk. Tungkainya melangkah kearah pintu utama, ia membuka kenop pintu itu. Leo mengernyit bingung, saat seorang pria paruh baya, tetangga di kompleknya datang bertamu kerumahnya.

"Pak Karim, ada apa pak?" Tanya Leo ramah.

Air wajah Karim berubah dingin, membuat Leo menciut. Kenapa wajah karim terlihat sangat menakutkan, apakah ada yang membuat pria paruh baya itu marah.

"Dimana Bunda kamu?" Tanya Karim.

"Ada didalam pak? Mau saya panggilkan?"

"Iya, saya ingin bicara dengan nya."

Leo membiarkan pintu nya terbuka, dan kembali kedalam guna memanggil sang Bunda yang saat ini sedang menghidangkan makanan yang sudah matang di atas meja.

"Bunda, ada pak Karim. Katanya ada perlu sama Bunda."

Kejora mengernyit, pagi-pagi sekali. "Sebentar ya," Kejora melepas apron nya dan meletakkannya diatas meja.

Tungkainya melangkah kearah pintu utama, yang di ikuti Leo dibelakangnya.

"Pak Karim, silahkan masuk pak." Kejora mempersilakan Karim untuk masuk, namun seperti nya pria paruh baya itu tak ingin berlama-lama.

"Tidak perlu, saya hanya ingin kamu bertanggung jawab." Monolog Karim, membuat Kejora bingung.

"Tanggung jawab?!"

Apa maksud Pak Karim itu, Leo tak mengerti. Sedari tadi, ia melihat wajah tak mengenakkan dari air wajahnya, dan sekarang pria paruh baya itu ingin meminta pertanggung jawaban.

"Maksud bapak?"

"Anak kamu, Si Izar, udah mengambil bunga di depan rumah saya tanpa izin."

Kejora terkejut, bunga? Bunga apa yang Karim maksud.

"Bunga apa ya pak?"

"Bunga matahari, apa kamu tidak tau?"

Kejora ingat, kemarin anak-anak nya sempat memberikan bucket bunga matahari. Ia tidak tau, kalau bunga itu hasil dari mengambil di kebun pak Karim.

"Saya ingin kamu ganti rugi."

"Iya pak, saya akan mengganti semua biaya nya."

"Saya tidak perlu uang, uang saya banyak."

Leo melotot, sombong sekali pria paruh baya itu, pikirnya.

"Terus, bapak mau saya bertanggung jawab gimana?"

"Suruh anak-anak mu, untuk menanam kembali bunga matahari didepan rumah saya."

Kejora menghela napas panjang, kalau itu memang keinginan Karim, Kejora bisa apa. Anak-anaknya salah, ia tidak membenarkan hal itu.

Jagoannya Bunda [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang