'18'

8 0 0
                                    

Pov: Dewangga Atmadja

*Keluarga Papah-² *

Tampak dingin dari luar, tetapi hangat dan rapuh di dalam.

✨DEWANGGA  ATMADJA✨
__________________

"Mereka sudah waktunya tau semuanya Daniel..."

Ucapan Bunda membuat gw dan Dinar menatap penasaran ke Papah, Papah bukannya memberitahu tetapi Papah malah memakai sabuk pengaman dan mulai meminta supir untuk segera meninggalkan rumah besar keluarga Atmadja.

Sepanjang perjalanan Papah hanya menggenggam tangan Bunda tanpa berbicara sedikitpun, Bunda sesekali menoleh ke belakang, melihat gw dan Dinar yang masih kebingungan. 

Sesampainya di rumah, Bunda langsung menahan tangan Papah
"Mas, kalo kamu gak mau memberitahu mereka biar aku yang memberitahu. Kerena bagaimanapun mereka wajib tau bagaimana masa lalu kita, dan karena masa lalu itulah kamu dan keluarga mu belum bisa menerima aku, Dewangga dan juga Dinar." 

Papah diam sambil menatap Bunda cukup lama, hingga...

"Ayo kita bicara ditaman." Ucap Papah yang langsung melangkah menuju taman.

Gw dan Dinar pun buru-buru mengikuti Papah dan Bunda, jujur gw makin penasaran dengan masa lalu keluarga gw ya karena kedua orang tua gw sangat tertutup.

"Duduk dengan tenang dan dengarkan." Ujar Papah, kami bertiga pun mengangguk dan mempersiapkan diri untuk mengetahui fakta yang selama ini ditutupi rapat-rapat oleh Papah.

"Kalian lahir bukan karena cinta tetapi karena paksaan dan keserakahan Papah akan harta dan tahta."

Oke tahan semua nya tahan, masih awal nih udah kayak dipukul pake palu ni dada rasanya sakit..

"Papah anak angkat dari keluarga Atmadja, kata kasarnya Papah anak pancingan untuk kedua orang tua sambung Papah agar mereka mempunyai anak. Lalu Papah dijodohkan dengan Bunda kalian karena anak mereka menolak dijodohkan, kami berdua di paksa untuk cepet memiliki anak karena kakek angkat kalian sakit parah dan dia enggan memberi semua harta dan tahta nya pada Papah ataupun adik Papah, karena Papah bukan anak kandungnya begitupun dengan adik Papah dia juga anak hasil perselingkuhan istri nya. Jadi sudah jelas dia hanya ingin memberikan semua nya pada cucu pertama nya yaitu kamu Dewangga." 

Sumpah gw kaget bukan main cuy, bayangin aja segimana sakit hati nya jadi kakek, udah lagi sakit terus istri malah selingkuh bahkan punya anak juga lagi!? wah gw ngebayanginya aja gak kuat.

"Jarak umur Dewa dengan Dinar memang jauh, mungkin ini menyakitkan tetapi memang begini fakta nya. Dewangga lahir karena paksaan, lalu Dinar lahir karena insiden Papah mabuk berkali-kali sampai hadirlah kamu Din dikehidupan keluarga kami ini, maka dari itu kalian lahir bukan karena keinginan Papah." 

"Lalu Papah membenci kami karena kami lahir?" Pertanyaan Dinar langsung dijawab dengan gelengan kepala oleh Papah. 

"No, Papah gak benci kalian. Papah cuman merasa belum siap dan merasa bersalah pada kalian dan Bunda kalian. Papah itu egois, Papah haus akan harta dan tahta karena Papah pikir jika Papah memiliki semua itu Papah akan diakui oleh banyak orang termasuk oleh Nenek kalian, tetapi nyata nya mau sesukses apapun Papah yang di agungkan tetep kakek kalian yaitu Bima Atmadja. Kehadiran kalian membuat Kakek kalian senang tetapi dia melupakan janji nya, dia pernah berjanji jika Papah dan Bunda mu berhasil mendapatkan cucu pertama seorang laki-laki maka keluarga Atmadja akan menerima kami sebagai anak, menantu dan juga cucu tetapi nyata nya dia meninggal sebelum keluarga nya menerima kami, bahkan keluarga Atmadja enggan melihat wajah menggemaskannya diri mu Dewa kala kamu baru lahir. Hati Papah hancur, jiwa Papah rapuh saat keluarga Atmadja memperlakukan kalian dengan seenak nya, maka dari itu Papah selalu berusaha agar keluarga kita tetap di atas mereka agar mereka tidak punya hak untuk berperilaku seenak nya, tetapi tanpa Papah sadari semakin Papah memiliki semua semakin jauh pula hubungan kekeluarga kita, Papah bukan tidak cinta dengan Bunda mu tetapi Papah takut jika cinta ini membuat Papah lengah dan lemah lalu keluarga Atmadja akan kembali berperilaku seenak nya pada kalian." 

Gw.. Gak tau mau berkata apa.. isakan tangis terdengar jelas ditaman ini. Hancur semua nya hancur. Kesalahpaham membawa petaka untuk kami. Penyesalan karena sudah berprasangka buruk serta selalu mau menang sendiri membuat gw ingin bertekuk lutut meminta maaf pada Papah dan Bunda. 

Keras nya perilaku dari keluarga Atmadja ini yang selalu Papah dan Bunda tutupi, masa muda mereka yang rela mereka hancurkan demi Gw dan Dinar membuat semua perasaan bercampur aduk. 

Papah memeluk Bunda dan Dinar dengan erat, gw enggan bergabung dalam pelukan itu karena gw lagi nahan nangis. Bunda berkali-kali mengajak gw untuk ikut berpelukan tetapi gw memilih untuk masuk kedalam kamar gw. Mungkin untuk saat ini menyendiri lebih baik. 

Didalam kamar gw nangis sejadi-jadi nya, kenapa gw gak berusaha mencari tau apa sebab nya Papah begitu menginginkan gw untuk meneruskan perusahaan nya tetapi gw malah sibuk berusaha untuk menang dari nya, kenapa baru sekarang Papah jujur pada kami? kenapa? kenapa disaat gw mulai membenci dia, dia malah membuka semua fakta yang kelam itu. 

*Tok Tok Tok* 

Ketukan Pintu membuat gw kembali menahan tangisan, gw membuka pintu dan ternyata ada Papah yang membawa secangkir kopi hangat.
"Kamu suka kopi kan? Papah boleh masuk?" 

Lembut nya intonasi nada bicara Papah membuat gw gak bisa menahan tangisan lagi, gw langsung meluk Papah dan Papah membalas pelukan ini.

"Maaf, Papah terlambat. Papah gak akan maksa Dewa untuk meneruskan pernikahan ataupun perusahaan Papah, Dewa bebas memilih jalan untuk kehidupan Dewa." 

Gw menggeleng dalam pelukan
"Dewa mohon jangan berbicara apapun dulu, Dewa hanya ingin pelukan tulus dari Papah." 

Papah terkekeh lalu memberi cangkir kopi pada Bibi dan kembali memeluk gw dengan erat. Pelukan ini yang gw inginkan selama 25 tahun, kami terhanyut dalam suasana hingga kami tidak menyadari jika Bunda memotret kami yang sedang berpelukan ini. 

"Kakak gak mau peluk Bunda?" Ucapan itu langsung membuat gw melepaskan pelukan Papah dan beralih memeluk Bunda.

"Maafkan Bunda juga ya, Kakak dan dede hebat bisa bertahan sejauh ini." 
Dinar dan Papah ikut berpelukan juga. 

"Mulai saat ini Bunda akan memanggil kalian dengan sebutan 'kakak dan dede' apakah boleh?" 

"BOLEH" Jawab gw dan Dinar dengan semangat

"Papah juga boleh kan ikut manggil seperti itu?" Kami menangguk dengan senang. 

"Maaf menganggu, tetapi keluarga Bratajaya ada diruang tamu." Ucap Bibi.

Sesi berpelukan kami pun selesai, kami tertawa bersama karena merasa malu udah dewasa tetapi masih belum bisa mengontrol emosional diri kami sendiri. 

"Sudah cukup menangis nya, lihat hidung kakak dan dede merah seperti tomat." Ledek Bunda

"Ahh Bundaaa~" Rengek Dinar yang langsung mendapat pelukan dari Bunda

"Baiklah sudah cukup sedih nya, ada yang menunggu kita di ruang tamu. Jadi ayo segera temui mereka." Ujar Papah dan kami pun mengangguk setuju.

Ya memang sifat egosi itu sudah pasti dimiliki semua orang, tetapi tidak semua hal kita bisa bersikap egois. Terkadang mengalah juga sebuah tindakan yang baik kok, mengalah itu bukan kalah. Jadi tidak perlu takut untuk mengalah.

Mulailah cari tau dulu penyebab seseorang memperlakukan kita dengan baik ataupun dengan buruk karena dibalik sikap mereka pasti ada sebab yang mungkin saja kita tidak menyadari hal apa yang menjadi penyebab nya. 

__________________

✨DEWANGGA ATMADJA✨

Dewangga Atmadja [HIATUS SEMENTARA]Where stories live. Discover now