05. Perasaan yang terluka

159 9 2
                                    

-Happy Reading-

Sebuah rasa akan hilang ketika sering diabaikan.
-Viana Slyvia Grenwich

-----

Tiga bulan berlalu ....

Viana melewati hari-hari pernikahan nya dengan banyak air mata, rasa sakit dan penderitaan yang diberikan oleh Ikbal setiap harinya. Ditambah dengan perlakuan Larisa, membuat Viana merasa seperti hidup di neraka.

Siang ini Viana akan pergi ke kantor Ikbal. Dia akan mengantarkan makan siang untuk Ikbal, Satu bulan terakhir Viana memang sering mengantarkan makan siang untuk suami nya itu. Meskipun Ikbal tak memperlakukan nya dengan baik, Viana tetap menjalani kewajiban nya sebagai seorang istri.

Ceklek!

Begitu pintu terbuka, Viana disuguhkan dengan pemandangan yang membuat hatinya terada panas dan sakit seperti tersayat pisau. Tampa disadar, paferbag yang Viana pegang itu terjatuh ke lantai. Bagaimana tidak, ia harus melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain.

Brukk!

Suara itu membuat pelukan keduanya terlepas, Ikbal cukup terkejut dengan kehadiran Viana yang tiba-tiba. Sementara Larisa tersenyum licik, ia berharap agar mereka cepat berpisah.

"Viana," Ikbal langsung berdiri ia melangkah mendekati Viana. Namun Viana langsung bergerak mundur.

"Stop! Hiks! Hiks ... cukup Ikbal, sudah cukup rasa sakit yang kamu berikan. Aku sudah ngak kuat, jika ini mau kamu ... maka baiklah, aku pergi dan aku yang mengalah dari pernikahan ini." Viana berucap sembari terisak pilu. Atas perlakuan suaminya itu.

"Viana---"

"Apa? Kamu mau menjelaskan apa Ikbal? Semuanya sudah jelas, keberadaan aku sebagai istri kamu itu tidak ada artinya. Untuk apa aku bertahan? Bukankah lebih baik aku menyerah, membiarkan kamu dan Larisa bersama." Viana mengusap kasar air matanya.

"Aku akan pergi." Setelah mengatakan hal itu, Viana langsung berlari keluar meninggalkan ruangan kerja Ikbal.

Ikbal merasa bersalah pada Viana. Dia hendak mengejar Viana agar masalah ini tidak semakin besar dan rumit. Namun tangan nya ditahan oleh Larisa.

"Kamu mau kemana? Ngejar wanita murahan itu? Ikbal sadar! Aku ini pacar kamu," Larisa menatap kesal wajah Ikbal.

Ikbal menepis tangan Larisa pelan. "Gak, jangan larang gue Larisa." Peringat Ikbal, laki-laki itu langsung keluar meninggalkan Larisa begitu saja.

"Arrghh! Sialan." Umpat Larisa.

*******

Ikbal mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Tak peduli dengan umpatan dan makian pengendara lainya. Perasaan dan pikiran nya sekarang tidak tenang. Bagaimana jika Viana benar-benar pergi? Masalahnya akan semakin besar dan merumit.

"Selamat siang Tuan Muda." sapa Bodyguard yabg berjaga di depan pintu.

Ikbal tak menjawab, dia melangkah masuk kedalam mansion dengan tergesa-gesa.

"Vianaa! Vianaa!" Suara besar Ikbal menggelegar di mansion itu.

Ia berlari kesana-kemari mencari keberadaan Viana. Namun nihil, ia tak dapat menemukan perempuan pemilik manik coklat madu itu. Membuat Ikbal mengacak-ngacak rambutnya prustasi.

Istri Tuan Muda IkbalWhere stories live. Discover now