04. Tanggung jawab seorang suami

207 9 0
                                    

-Happy Reading-

Harga diri seorang laki-laki terletak pada tanggung jawabnya. Jika ia lalai pada tanggung jawabnya, maka hilang harga dirinya. ~Edward Malvian Addison

Dokter Zainal me-meriksa Viana dengan telaten dan penuh kehati-hatian. Jika salah sedikit saja, nyawa yang menjadi taruhan nya. Semua orang juga tahu, ke kejaman sosok Tuan Muda tampan satu ini.

"Demam Nona muda akan segera turun, jadi tidak perlu hawatir." Ucap Dokter Zainal. Ia mulai menuliskan beberapa resep obat untuk Viana minum. Lalu memberikan nya pada Ikbal.

"Dan, ini resep obat yang harus diminum Nona muda!" Dokter Zainal menyerahkan kertas resrep pada Ikbal.

Ikbal menerimanya. "Terimakasih!"

"Sama-sama. Saya permisi!" Dokter Zainal melenggang pergi, diantarkan oleh Daniel.

Sementara itu, Ikbal duduk di pinggiran kasur sebelah Viana. Laki-laki itu menatap wajah cantik Viana yang terlihat begitu pucat. Terbesit dihatinya sedikit rasa cemas.

"Eughh!" Viana melenguh, secara perlahan kedua matanya terbuka.

"Ahhk! Sssthh .... " Viana meringis memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.

"Jangan dipaksain!" Ujar Ikbal ia menatap datar istrinya itu.

"Ikbal?" Viana terkejut dan langsung mengubah posisi nya menjadi duduk.

"Gak usah dipaksain!" Ketus Ikbal kesal.

Viana mengerucutkan bibirnya, membuat nya terlihat menggemaskan sekali. Ia menatap tubuhnya yang kini memakai baju piayama polos. Seketika ia membulatkan kedua matanya.

"Ikbal, baju aku---"

"Gue yang ganti." Ikbal berucap datar tanpa ekspresi.

"Lo istirahat, panggil maid kalo butuh apa-apa!" Ikbal berujar datar seperti biasanya. Ia lalu pergi keluar.

Pipi Viana kini bersemu merah bak kepiking rebus. 'Gue yang ganti' ahhkk! Dia merasa malu sekarang. Ikbal sudah melihat tubuhnya kalau begitu? Tapi, bisa sajakan Ikbal menjawabnya ngasal? Batin nya.

Tak lama dari itu, Maid Naima masuk kedalam kamar. Ia membawa semangkuk sup hangat dan air putih. Untuk Viana makan.

"Nona muda, anda harus makan." Maid Naima menaruh semangkuk sup hangat itu diatas nakas.

"Saya tidak lapar, bawa pergi saja!" ucap Viana menolak.

"Tapi Nona muda--"

"Saya tidak lapar, bawa kembali saja." Ujar Viana menerintah.

Maid Naima mengangguk patuh, ia mengambil kembali mangkuk berisi sup itu untuk membawanya kembali ke dapur. Mengikuti perintah Viana. Sebelum pergi, Viana menahan Maid Naima.

"Naima, siapa yang menggantikan pakaianku?" tanya Viana.

"Sita Nona, dia yang menggantikan anda pakaian. Apa ada masalah?" tanya Maid Naima.

"Tidak, pergilah!" ucap Viana. Maid Naima mengangguk ia keluar dari kamar Viana dengan membawa kembali sup itu.

'Haish! Rupanya dia berbohong, menyebalkan!' Batin Viana.

Istri Tuan Muda IkbalWhere stories live. Discover now