29 [Tea Time]

51 0 0
                                    

Kecemburuan yang zahra miliki, membuat zahra tidak bisa tidur sepanjang malam.
Hati kecilnya mengatakan bahwa dia sudah seharusnya menyerah, tapi ambisi zahra tidak mengijinkan zahra untuk menyerah.

Minggu pagi, dengan rencana untuk mengungkapkan perasaannya pada dimas, harus zahra terima dengan senyum pahit.

Hanya mami mita dan papa seno yang datang ke toko pukul sembilan pagi, kedua anaknya, terutama dimas yang zahra tunggu tidak datang.

Apa jadinya jika zahra tahu, kalau dimas sedang mencumbu kekasihnya di kamarnya.
Mungkin zahra bisa membakar kamar dimas dengan ambisinya.

Pukul sebelas siang di rumah yang kosong, hanya ada dimas yang masih belum melupakan hasratnya yang masih tertinggal di semarang, juga maira dengan wajah memikat, serta tubuh seksinya, memulai dengan saling manatap wajah satu sama lain.

Dimas sadar betul seketika dia mulai meremas payudara maira, maka dia tidak akan berhenti.

Dimas ingin menciptakan kembali gairah yang maira rasakan seperti saat terakhir kali mereka ada di semarang.

Dimas mulai dengan mengulum putik payudara maira secara bergantian.
Keraguan muncul di benak dimas, antara menggunakan lidahnya atau jarinya.

Dimas sangat ingin melihat maira saat dia menikmati sentuhan darinya.
Akhirnya dimas memilih menggunakan jarinya, untuk menari di permukaan mahkota maira.

Dimas mengunci gerak maira dengan kakinya dan mulai melancarkan aksinya.

Saat di semarang waktu itu, dimas tidak menyelesaikan misinya untuk membuat maira memohon, tapi kini dimas ingin sekali mendengar maira memohon.

Belum lima menit dimas bermain dengan seluruh isi mahkota maira, maira memohon dengan mata sayunya supaya dimas menghentikan aksinya.

"Not today", gumam dimas di hatinya sambil tersenyum pada maira.

Saat maira memohon, artinya dimas sudah menyentuh maira di titik yang tepat.

Benar saja, diantara rintihan permohonan dari mulut maira yang tidak dimas gubris, akhirnya dimas mendengar teriakan maira.

Maira pada puncaknya, dan dimas tidak lantas berhenti, tapi membuat jarinya terus menari, kemudian memasukkan jarinya kedalam tubuh maira, hanya untuk merasakan kedut dari cengkraman mahkota maira.

Dimas luar biasa puas melihat maira yang kehabisan nafasnya, dan setelah maira yang lelah bisa kembali menguasai dirinya, dia tertidur di lengan dimas dengan wajah tersenyum.

Melihat itu semua, dimas semakin tidak sabar untuk membuat willy miliknya senang.

Menyatukan kembali willy dengan maira, butuh kalkulasi yang tepat, karena dimas ingin memastikan bahwa maira sudah siap akan willy, tanpa merasakan sakit lagi.

Begitu maira tertidur, dimas langsung ke kamar mandi untuk mencuci tangannya, juga mengelap willy yang menangis.
Kemudian kembali ke kamar, dan menutup tirai kamarnya, lalu memeluk maira.

Waktu yang bergulir dengan lambatnya, akhirnya menunjukkan pukul dua siang tapi maira masih tidur dengan nyenyaknya.

Rencana dimas untuk mengajak maira nonton film di bioskop sekaligus makan di mall, dengan helda dan raka harus dimas batalkan.
Dimas hanya meninggalkan pesan pada raka, kalau dimas akan menemui dia dan helda jika sempat.

Raka menjawab pesan dimas, "Aku tunggu, kamu udah janji mau ngenalin pacar kamu dimas, ngapain sih kamu sembunyiin dia terus", tulis raka.

"Siapa yang sembunyiin sih, nanti juga aku kenalin", tulis dimas.

After SunsetWhere stories live. Discover now