011. Mulai meneror

1.8K 71 0
                                    

Halo selamat malam, TMSI update jangan lupa tinggalkan jejak. Vote dan follow ya gays!

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

011. Mulai meneror

Mobil yang di tumpangi mereka akhirnya sampai di rumah Dewa, supir yang membawa mobil itu buru-buru keluar untuk membuka pintu mobil yang di samping Luna.

Luna yang melihat itu menegur supir tersebut, "Jangan lakuin itu paman, Luna masih punya tangan jadi Luna bisa sendiri."

"Tapi nyonya... tuan Dewa mengatakan kalau saya tidak melayani nyonya dengan benar gaji saya akan di potong," jawab supir itu menunduk.

"Astaga laki-laki itu, mulai sekarang jangan seperti ini lagi ya paman, aku akan bilang sama mas Dewa agar tidak memotong gaji paman," tutur Luna dengan lembut.

"Terimakasih nyonya, saya izin pamit nyonya," ucap supir itu dengan membungkukkan badannya.

Setelah kepergian supir tersebut, Luna melangkahkan kakinya kedalam rumah, barang belanjanya sudah di bawa oleh pelayan.

Ia yang melihat Mama mertuanya lagi di ruang santai, ia segera melangkahkan kakinya ke ruangan itu.

"Kok cepat banget pulangnya?" tanya Tari yang sadar dengan kedatangan Luna.

"Iya Ma, Luna soalnya udah puas belanja dan Luna juga cape jadi Luna pulang deh," jawab Luna sambil mendudukkan tubuhnya di sofa samping Mamanya.

"Ahh ya, apakah kamu udah lakuin itu sama suami kamu?" tanya Tari yang melihat cara jalan Luna agak berbeda dari biasanya.

"Atau kaki kamu masih sakit sayang? Kalau iya biar Mama panggilkan dokter," lanjutnya.

"Tidak Ma, kaki Luna udah membaik dan yang Mama katakan awal tadi, aku udah melakukannya dengan mas Dewa," jawab Luna dengan malu-malu.

"Astaga! Berarti bentar lagi Mama akan menimang cucu dong," ucap Tari dengan girang.

"Belum tentu Ma, kan tidak mungkin langsung jadi."

"Mungkin aja sayang, Mama berharap Dewa junior akan segera hadir."

Luna yang mendengar itu tersenyum, ia membayangkan betapa menyenangkan mempunyai anak.

Krukk... krukk

Suara punya perut terdengar sangat jelas di telinga Tari.

"Kamu belum makan?" tanya Tari.

"Belum Ma, tadi pas mau makan tiba-tiba Luna tidak berselera," jawab Luna.

"Yaudah ayok kita makan, kebetulan tadi Mama masak cumi-cumi, kamu suka kan sama cumi?"

"Suka Ma, membayangkan aja udah membuat cacing Luna memberontak."

Tari yang mendengar itu terkekeh, dan ia mengajak Luna ke ruang makan. Sesampainya ruang makan, para pelayan dengan sigap menaruh makanan yang di minta oleh mereka.

Luna yang tidak sabar akhirnya mengambil duluan, ia langsung menyantap nasi yang berisikan lauk cumi tersebut.

"Enak sekali cumi ini, jadi pengen nambah," batin Luna.

"Enak kan cuminya? Kalau mau nambah, nambah aja sayang, buat perut kamu kenyang."

"Siap ibu bos!" serunya sambil mengambil satu centong nasi dan di taruh di piringnya setelah itu ia juga mengambil cumi.

Mereka makan dengan keheningan, Luna sangat menikmati makanannya begitu juga dengan tari.

Setelah siap makan, Luna berpamitan ke kamar, ia sangat gerah dan ingin segera mandi.

Ketika hendak masuk ke dalam kamar mandi, ponselnya berbunyi, ia mengernyit heran dengan nomor yang tidak di kenal mengirimkan sebuah pesan.

085678xxxxxx
Halo gadis kampungan, gimanaa kabar lo?

Luna yang membaca pesan tersebut mengernyit heran, 'gadis kampungan? Ia merasa dirinya bukan gadis kampungan'.

085678xxxxx
Kok cuma di read doang sih, tunggu gua pulang ke Indonesia. Gua akan rebut Dewa dari lo, ingat!

Lunaa
Maaf kamu siapa? Kenapa ngatain aku gadis kampungan?

085678xxxxx
Gua pacar Dewa, pacar yang paling di sayang sama Dewa. Lo nanya siapa gadis kampungan, ya itu lo lah, siapa lagi.

Luna
Seingat aku mas Dewa ga punya pacar, kamu jangan ngaku-ngaku ya, jangan-jangan kamu perempuan murahan?

085678xxxxx
Jaga omongan kamu ya gadis kampungan! Yang murahan itu lo! Karena lo hubungan gua sama Dewa berakhir.

Luna
Itu udah takdir, jadi kamu jangan ganggu rumah tangga aku sama mas Dewa. Jangan jadi perempuan murahan
Block

Setelah membalas pesan itu Luna langsung memblokir nomor tersebut, ia akan menanyakan sama Dewa ketika pulang nanti. Dengan perasaan kesal Luna pun melangkahkan kakinya kembali ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

****
Sedangkan di Paris, seorang wanita sedang membatingi barang-barang yang ada di sekitar nya.

"Gua akan rebut Dewa dari lo gadis kampungan! Gua ga akan buat pernikahan kalian berjalan lancar! Lihat aja gua akan kembali secepatnya ke Indonesia!" desis wanita itu sambil meremas ponselnya.

Brak!!!

Ponsel tersebut di lemparkan ke dinding oleh wanita itu, ia menghancurkan barang-barang yang ada di kamarnya, sambil menjerit memanggil nama Dewa.

Oke sampai sini dulu ya
Jangan lupa vote
See you the next chapter

Transmigrasi Menjadi Seorang Istri [ On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang