season 2 chapter 59

710 94 15
                                    






     Cleo kembali ke istana dengan batu teleport yang kemudian hancur karena habis pemakaian mana. Cleo menangis namun bibirnya tersenyum. Dengan menghirup udara seksama Cleo seperti orang yang berbeda. Bahkan bersenandung di sepanjang lorong mengarah ke istana Vedra.

    Dibalik pintu itu Cleo merubah penampilannya kembali ke tubuh aslinya yaitu Vedra. Vedra sengaja menyamar sebagai Cleo untuk membuang kaizen sejauh mungkin dari dunia ini. Karena jika kuil suci Aprodeus memilih Cleo untuk naik ke posisi Raja karena memiliki berkat dari dewa itu tidak akan mudah bagi Vedra untuk mempertahankan posisinya. Mengatasi dirinya tidak memiliki kontrak Ruh Fairy kuno saja sudah membuatnya kesusahan ditambah jika kaizen di akui bahkan sampai menjadi pendamping Cleo. Masa depan Vedra untuk menjadi penguasa Artiar akan sirna untuk selamanya.

   "Sangat menyenangkan, Kira-kira apakah sampah itu sudah mati di kuliti oleh para peri?  hihihihi ... Andai saja kau itu Lucian yang asli kau pasti sudah lari dari ku saat pertama kali kita bertemu, karena kau tahu seburuk apa aku ini. Untunglah kau bukan Lucian, entah kau lupa ingatan atau kau orang yang berbeda aku berterima kasih padamu, aku dapat kekuasaan di depan mata ku dan aku dapat Fairy Kuno. Jika pun Cleo berhasil menemukan mu aku yakin Cleo tidak mungkin bersama nya lagi, HAHAHAHA.. "

    Vedra sangat senang karena semua yang di rencanakan berhasil. Kaizen sosok yang bodoh, sangat mudah untuk merebut fairy miliknya. Dan freya juga tidak akan berkutik karena jika vedra mati maka freya juga akan mati akibat simbol yang Vedra tanam pada tubuh Kaizen.
Pada akhirnya Freya menjadi Myth fairy milik Vedra. Bahkan setelah kejadian malam itu freya menjadi milik Vedra sepenuhnya. Yang artinya terputus dari Floryn maupun Cyril.

   Vedra memandang keluar jendela dan melihat bagaimana indahnya semua bunga yang di rawat oleh kaizen selama ini.

   "Sangat cantik, sangking cantiknya membuatku ingin muntah". Ucap Vedra dengan mata penuh kegelapan. " Ah aku lupa, aku harus menyiapkan tubuh pengganti jika Kaizen sudah mati, walau pada aslinya belum mati, tapi ia akan tetap mati karena sudah waktunya musim dingin. Siapa yang dapat bertahan di hutan peri yang sangat jarang di masuki oleh manusia. Yah matilah dengan damai, setidaknya tubuhnya akan tetap awet dan terlihat cantik di atas hamparan salju "

    Vedra kemudian bergegas untuk menemui seseorang di ruang bawah tanah istana. Ia telah bertransaksi dengan penyihir hitam untuk membuatkan sebuah tubuh yang mirip dengan kaizen. Tentu saja untuk membuat tubuh itu penyihir itu menggunakan para tahanan istana dengan ilegal atas perintah Vedra. Semua di lakukan secara rahasia.

   Sebenarnya ini adalah rencana yang di tujukan untuk pangeran Cleo, namun untuk itu harus memiliki produk uji coba dan itu di lakukan pada skema kematian Kaizen. Vedra hanya perlu bersikap jika kaizen mati karena tubuh nya yang tidak kuat menerima racun kutukan. Semua orang mengetahui hal tersebut dan tidak akan ada yang menuduh Putra Mahkota Vedra yang baik hati dan menyayangi adiknya tersebut.

   Tiga hari berlalu dan Pangeran Cleo telah sampai di istana. Cleo segera bergegas pulang setelah menerima surat darurat dari istana jika Kaizen sudah tidak bernafas. Menurut kesaksian para pelayan yang melayani kaizen.

    Kaizen seperti mayat hidup, tatapannya kosong seolah ia hanya boneka, dan mengurung diri di kamar, bahkan pangeran Vedra sudah bersusah Payah untuk membujuk kaizen untuk mengecek kondisi kesehatannya, namun saat semua itu terjadi Kaizen sudah tidak bernafas dan semua pelayan melihat kejadian tersebut bahkan Raja dan Ratu hadir di tempat tersebut.

Para pelayan istana juga tahu betapa sedihnya putra mahkota Vedra yang menyalahkan dirinya karena tidak dapat menjaga Kaizen selagi Pangeran Cleo tidak ada. Para healer ataupun mage istana telah memeriksa Kaizen dan itu murni akibat rapuhnya tubuh Kaizen terhadap racun yang menggerogoti tubuhnya.

Dancing On Ice In The Moonlight  [END] [PROSES REVISI] Where stories live. Discover now