Part 13

50 7 5
                                    

Waynne tidak berhenti berjalan bolak-balik di depan pintu kedatangan internasional Bandara Incheon yang mulai sepi setelah penumpang yang berasal dari Kanada keluar, sedangkan Ibunya bersidekap dengan satu tangan sambil mencoba menelpon Ayahnya dan Waylon yang nomornya sedang tidak aktif. Keterlambatan itu tentu saja sangat janggal. Waynne sudah mulai berspekulasi, ia mengetuk-ngetukkan jarinya di sisi paha karena gugup sampai siapa pun yang melihatnya bisa ikut deg-degan meski tidak tahu apa yang sedang ia khawatirkan.

"This is a disaster, Mom." Kata Waynne akhirnya berhenti bolak-balik, ia berbalik untuk menatap Ibunya yang juga tampak khawatir, sibuk menekan layar ponsel untuk menelpon Ayahnya untuk kesekian kali.

"I'm still trying, Waynne."

"Bagaimana kalau mereka juga diculik seperti Wanda?" Tanya Waynne berspekulasi dan Ibunya segera mengembuskan napas gusar. "Please, bisakah kita berpikir lebih positif dulu, Waynne?"

"Tapi, Mom--"

"Waynne!!"

Suara menggelegar Ayahnya membuat Waynne terkejut. Ia segera berbalik ke sumber suara dan refleks berlari memeluk Ayahnya yang baru keluar dari pintu kedatangan. Pelukan yang teramat erat sampai Ayahnya dan Waylon terkejut bukan main.

"W-woah... ada apa ini?" Tanya Ayahnya sambil mengangkat dua tangannya ke atas.

"Dia kerasukan apa, Mom?" Tanya Waylon pada Ibunya yang juga sudah menghampiri mereka sambil menunjuk Waynne yang masih memeluk Ayah mereka, kali ini dengan perasaan yang sangat lega karena apa yang telah ia khawatirkan tidak terjadi.

"Kenapa kalian baru keluar? Mom sudah mencoba menelpon kalian berkali-kali dan nomor kalian tidak aktif." Ibunya malah misuh-misuh, sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan Waylon dengan candaan seperti biasa karena ia sama khawatirnya dengan Waynne.

"Aw... How sweet of you, my love." Ucap Ayahnya sambil menarik Ibunya ke dalam pelukan hingga kini Waynne terperangkap dalam pelukan itu--tapi ia tidak memberontak sama sekali.

"Kami tertidur di atas pesawat, Mom. Ponsel kami juga belum dinyalakan hehe..." Waylon yang menjawab, melirik keluarganya yang saling berpelukan dengan kikuk.

"Kami mengkhawatirkan kalian! Bagaimana jika kalian juga diculik seperti Wanda!?" Seru Ibunya galak begitu terlepas dari pelukan itu dan Waynne pun mengangguk setuju.

"Memangnya apa yang diinginkan dari dua pria yang tidak lagi muda ini?" Tanya Ayahnya sedikit berkelakar yang dihadiahi delikan tajam Waynne dan Ibunya.

"You better know where is the position of my beloved daughter now, Mark." Kata Ibunya dengan sengit, menyebut nama suaminya dengan lugas, sebuah tanda keseriusan hingga Waylon dan Wanda segera menutup mulut dengan rapat.

"O-oke, honey. Mari kita bicarakan dengan kepolisian agar--"

"What's with the police?" Tanya Waynne heran, "they didn't help us at all, Dad! You better use your power now and let me chase the kidnapper."

"Well... if I had any power." Ujar Ayahnya kikuk sambil mengedikkan bahu. "Kita hanya bisa berharap pada polisi, bukan?"

"Dad!" Waynne dan Ibunya kompak berseru kesal sedangkan Ayahnya dan Waylon sama-sama menatap mereka dengan heran.

"Oh dear... w-what's going on with you two?"

~~~

"Apa yang harus kita lakukan?"

Pertanyaan Jeonghan menggantung begitu saja di balik telepon, sukses mendiamkan Waynne dan Vernon yang masih menyalakan telepon mereka karena kepala yang sibuk memikirkan jalan keluar atas permasalahan genting yang sekarang dihadapi oleh Waynne. Permasalahan yang sangat urgent sampai Waynne membuat grup KTalk bernama Jobu Tupaki berisi Jeonghan dan Vernon yang segera ia telepon begitu menerima undangan grup, menceritakan apa yang telah terjadi tentang Ayah dan Kakaknya yang tiba-tiba melupakan kekuatan mereka.

Fly HighWhere stories live. Discover now