Part 1

133 21 11
                                    

Wanda menyikut pinggang kakaknya, Waynne yang sedang asyik membersihkan make up di depan cermin meja rias milik Ibunya saat masih remaja yang masih bertahan hingga sekarang. Keduanya sedang berada di dalam kamar Ibunya, di rumah Nenek mereka di pinggir Kota Seoul, menginap selama liburan awal tahun yang memang diinginkan oleh Ibu mereka yang memilih tidur bersama Nenek sehingga Wanda dan Waynne bisa tidur di kamar kecil itu.

Sengaja Wanda menyenggol Kakaknya yang baru pulang dari Sungai Han tersebut, berniat menagih cerita tentang apa saja yang terjadi antara Waynne dan idol tampan bernama Yoon Jeonghan yang ingatannya pulih setelah melihat memori mereka di google drive, yang sengaja disimpan pria itu sampai Wanda dan Waynne tidak habis pikir dengan akalnya.

"Tidak ada yang spesial." Waynne mendesis, menepis tangan Wanda yang ingin menyikutnya lagi.

"Masa? Tidak ada pelukan kerinduan? Ciuman mesra di awal tahun?"

Kedua mata Waynne menyipit heran kepada Wanda yang asyik memeluk diri sendiri, memperagakan adegan yang diharapkan adiknya itu terjadi antara dirinya dan Jeonghan--yang memang terjadi meski hanya sebatas pelukan.

"Kau terlalu banyak menonton drama seperti Mom." Keluh Waynne kembali sibuk membersihkan muka, enggan berdebat dengan Wanda yang bisa membuat keduanya ditegur karena berisik di malam hari.

"Cih... tidak asyik." Sahut Wanda menyerah, ia akhirnya kembali duduk di atas kasur, memandang Waynne yang pura-pura tidak mendengarnya.

"Bagaimana bisa kau tidak tertarik dengan seorang Yoon Jeonghan? Aku, kalau jadi kau, Kak, mungkin sudah menyatakan cintaku padanya. Lagipula, bukannya sudah kelihatan kalau dia pun memiliki rasa padamu? Bagaimana bisa dia menamai folder itu dengan namamu?? Aku kalau jadi kau, bisa mati, sih."

"Untungnya aku bukan kau, jadi aku masih hidup sekarang." Tukas Waynne membuat Wanda mendengus--Kakaknya itu benar-benar tidak bisa diajak bercanda.

Terkadang Wanda jadi merasa aneh sendiri. Di antara seluruh saudaranya, hanya dia yang bisa bercanda. Waynne jelas terlalu serius menghadapi kehidupan, kemudian Waylon... Kakak pertamanya itu bisa bercanda tapi Wanda merasa candaan Waylon terlalu cringe sehingga ia lebih banyak merasa jijik daripada terhibur. Lalu Ayah dan Ibunya--Wanda mendecakkan lidah, mereka sama sekali tidak bisa diajak bercanda kecuali Ayahnya yang malah lebih suka melempar dad jokes yang lebih cringe dari Waylon.

Keluargaku memang tidak asyik.

"Jeonghan bertanya padaku, katanya kau suka dengan Vernon, ya?"

"Ya!" Seru Wanda tak tertahankan hingga Waynne mendesis, menyuruh adiknya itu untuk tidak terlalu ribut, yang langsung dituruti Wanda dengan tak enak hati.

"Besok dia mengajak kita makan malam dengan Vernon."

"KA--kahsyudbserlidhl..."

Waynne buru-buru menutup mulut Wanda dengan telapak tangan karena adiknya itu malah memekik kesenangan setelah mendengar informasi yang penting itu. Make sense. Waynne tidak heran, tapi juga kesal dengan adiknya yang tidak bisa bersikap tenang barang sedetik pun.

"Are you serious, Waynne??" Tanya Wanda dengan volume suara yang dikecilkan, memandang Waynne dengan dua mata berbinar. Sangat berbinar sampai Waynne harus menyipitkan mata sangking silaunya.

"If you behave."

"I will!" Seru Wanda greget, dengan suara kecil agar Waynne tidak melotot padanya.

Akhirnya. Wanda tidak menyangka, keinginannya untuk bertemu dengan Vernon bisa tercapai juga. Dipikir Wanda, setelah memori Jeonghan hilang, janji pria itu untuk mempertemukannya dengan Vernon tidak akan bisa terealisasi. Untungnya Jeonghan punya banyak akal untuk mengembalikan memorinya. Akal bulus yang manfaatnya bisa dirasakan Wanda juga sekarang.

Fly HighWhere stories live. Discover now