7.Rasa yang tersimpan

Mulai dari awal
                                    

hari kedua pun begitu juga alasannya karena di mesir mereka sama-sama satu kelas dalam kelas kaligrafi

hari ketiga para santriwati yakin jika gus Fatih menyukai ning Amira padahal gus Fatih ingin memperhatikan Syifa

hari ke-empat,ning Amira mulai risih karena gus Fatih mengganggu kelas nya

hari kelima, Syifa kesal karena kedekatan gus Fatih dan ning Amira (siapa kamu sok kesal?)😶

hari ke-enam,ning Amira berbicara serius kepada gus Fatih

"gus,ini kelas saya"ucap ning amira yang berjalan di belakang gus Fatih,gus Fatih berbalik dan menatap kesal ke arah ning Amira

"tidak perlu membuat raut wajah seperti itu gus,saya hanya kesal karena tidak bebas memberi materi karena gus Fatih terus mengganggu kelas saya"akhirya nin Amira mengeluarkan unek-unek yang ia pendam

"saya hanya membantu ning"sahut gus Fatih tak mau kalah

"kenapa tidak mengambil bahasa arab saja?" pertanyaan ning Amira tidak bisa di jawab oleh gus Fatih,masak harus jujur kalau ia modus memperhatikan syifa sih?

"nanti saya gantikan kamu ning"lain jawaban gus Fatih nemun membuat tatapan tajam ning Amira semakin lekat ke arah gus Fatih

"pandangan kamu ning"tegur gus Fatih namun ning amira ini sepertinya tipe yang menantang

"saya tau kamu menyukai salah satu santriwati di kelas kaligrafi kan gus?"gus Fatih ketar-ketir dalam hatinya namun ekspresi wajah nya hanya datar mentap ning Amira

"tidak"setelah mengucapkan satu kata kebohongan itu,gus fatih tetap masuk ke kelas ning Amira membuat gadis bercadar hitam ini sangat kesal dengan gus Fatih

"bohong" sindir ning Amira, gus Fatih yang malu bercampur kesal karena tebakan ning Amira pun akhirnya mengaku "iya, saya suka dengan salah satu murid didik kamu, sudah?" ning Amira menahan tawa nya dan mengangguk mempersilahkan gus Fatih bergabung

"ternyata kisah seorang gus yang mencintai santriwati nya benar adanya, gus Fatih kurang cepat, kan bisa nikah" kekeh ning Amira merasa lucu dengan seorang gus galak yang malu-malu dengan santriwati nya ralat modus

hari ke tujuh adalah hari perlombaan di mulai,ning Amira sepertinya tertarik dengan kegiatan santriwati kelas kaligrafi nya yang sibuk menggibahi para anak nyai Aisyah...eh?

"boleh saya gabung?"tanya ning Amira yang ikut duduk di rerumputan

"eh ning!ini duduk di tas saya saj-"

"saya dulu santriwati seperti kalian kok"kekeh ning Amira,ning Amira sangat ramah hingga mereka mudah berbicara kepada ning amira,mata ning amira menatap dari jauh..gus fatih menggendong zahra dan berbicara dengan syifa...santriwati yang sangat jarang mau berbicara dengnannya

"cantik,pantas saja gus fatih menyukainya"kekeh ning amira menatap ketiganya dari jauh...

**

malam nya, ada acara mahlul qiyam di pesantren ar-rasyid yang mengharuskan ning amira pulang untuk sehari sebelum kembali bertanggung jawab sebagai penanggung jawab di pesantren

melihat abang nya yang menyuruh nya menjaga pesanten gus fatih menolak

"ning tidak perlu pulang, kita semua ikut" final gus Fatih yang tak rela karena para peserta di ajak oleh ning Amira

"lho kok begitu" bantah gus ihsan

"tidak bertanggung jawab kamu,bang" kesal gus Fatih

"lho,ning Amira yang mimpin pesantrennya saja bisa pergi membantu kita sampai ngurus perusahaan, berarti kamu mau bilang ning amira juga tidak bertanggung jawab?" ucapan gus Ihsan malah membuat ning amira sedih, aisyah menyenggol lengan putra nya agar berhenti berbicara

Ikhtiar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang