5

885 61 3
                                    

Hola🖐
Jangan lupa vote dan komen😁
Silahkan membaca🥰
___

Hari ini para murid baru mulai melaksanakan masa orientasi di sekolah. Tak terkecuali Kalla. Gadis yang sejak pagi sudah sibuk berdandan sambil menanti-nanti hari pertamanya memasuki sekolah menengah atas. Betapa senangnya Kalla saat mengetahui dirinya lulus. Katanya tiga orang peraih nilai tertinggi dalam tes akan diumumkan di hari terakhir masa oriontasi. Kalla berharap dia akan menjadi salah satunya.

"Ketua Osis cakep banget! Mukanya tipe good boy." Cia tak berhenti bercerita tentang laki-laki tampan yang dia temui sejak tadi.

"Setuju. Coba kalo dia banyak senyum, pasti lebih manis lagi." Gwen ikut menanggapi. "Siapa namanya tadi?"

"Kaysen." Cia menjawab dengan senang hati. "Temen kakaknya Kalla juga cakep. Tapi auranya kayak susah dideketin gitu, padahal gue liat dari jauh loh."

"Kak Biru! Gue suka yang dingin-dingin gitu!" Gwen mencolek lengan Kalla. "Apa lo gak mau coba deketin salah satu temen kakak lo? Gue liat segeng cakep semua."

Kalla menghelakan napasnya dengan wajah suram. "Andaikan gue bisa. Kalian semua harus tahu, kakak gue selalu ngelarang gue keluar kamar kalo ada temennya yang main ke rumah. Jangankan mendekat, gue tanya nama aja, kakak gue udah kayak bagong ngamuk."

Cia dan Gwen tertawa mendengar curhatan tiba-tiba Kalla. Mereka berdua cukup tahu Dio adalah kakak yang overprotektif. Bahkan sampai membatasi pertemanan Kalla dengan laki-laki di sekolahnya.

"Gue juga tahu, temen kakak gue cakep-cakep. Masalahnya kakak gue gak mau gue deketin temennya. Padahal dia juga deketin Syena, temen gue." Kalla menelungkupkan wajahnya ke dalam lipatan tangan. Saat ini para murid baru sedang berada di kantin untuk makan siang. Kalla dan teman-temannya mengobrol sambil menunggu makanan yang dipesan datang.

Brak

Kalla langsung bangun karena terkejut ada yang meletakan sesuatu di meja dengan sangat kasar hingga menimbulkan suara nyaring. Dia pikir itu makanan yang ia pesan, ternyata bukan. "Loh, kak Dio kok ganteng banget hari ini?"

"Gak usah ngomong lo!" Dio meletakan sebotol susu rasa pisang dan roti keju kesukaan Kalla. "Awas aja lo berani caper ke temen-temen gue. Nanti gue minta mama buat pindahin lo ke sekolah lain." Dio memelototi Kalla sebelum pergi.

"Ish! Kalian liat sendiri, kan?" Kalla mendengus kesal. Namun tangannya bergerak membuka bungkus roti lalu memakannya dengan kasar.

Cia dan Gwen tertawa. Mereka berdua sudah terbiasa melihat love-hate antara Kalla dan kakak laki-lakinya. Tetapi mereka juga tahu, keduanya saling menyayangi. Gwen menepuk kepala Kalla dan berkata, "Mungkin karena mereka temen deket kakak lo dan kak Dio tahu baik buruknya mereka, jadi kakak lo gak mau lo deket sama temen-temennya."

"Ya kalo mereka buruk kenapa kak Dio mau temenan sama mereka?" Kalla masih merasa emosi.

"Namanya juga cowok." Cia menjawab sambil memakan keripik apel. Matanya menyipit ke arah sesuatu lalu dia menoleh ke arah Kalla dan berbisik, "Tapi, waktu kak Dio ke sini, Syena kenapa ngeliatin terus ya?"

"Lo kayak gak tau Syena aja. Semua cowok tajir, menarik di mata dia. Cewek matre! Bilangin ke kakak lo jangan mau sama Syena." Gwen mengatakan ini bukan tanpa sebab. Di sekolahnya dulu, Syena seringkali bergonta-ganti pasangan. Dan hal yang semua orang sadari adalah setiap laki-laki yang menjadi pacar Syena pasti anak dari keluarga kaya raya terkenal.

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang