19. Na : • - • / • • / - • • / - • • / • - • •

Start from the beginning
                                        

Queenna dan Rayyan pun berdiri di dekat meja bundar itu. Queenna menaruh dua lembar kertas teka-teki.

"Gini, teka-teki pertama, ditemukan Karina kan?" Queenna memulai menganalisis.

Karina mengangguk.

"Dalam kondisi apa lo dapat teka-teki ini?"

"Waktu itu, gue lagi naik taksi. Tiba-tiba kaca mobil pecah karena ada yang lempar batu. Karena pecah, akhirnya supir taksi berhenti berkendara. Nggak tau apa yang terjadi, tiba-tiba sebuah kertas berisi teka-teki itu dari luar mobil taksi masuk dan jatuh tepat di sebelah tempat duduk gue di kursi mobil penumpang."

Rayyan mengernyitkan keningnya tanda ia berpikir keras. "Lo lihat siapa yang lempar nggak?"

Karina menggelengkan kepalanya. "Gue nggak lihat persis karena gue langsung keluar mobil taksi nggak lama setelah gue dapat kertas teka-teki itu. Tapi, sekilas gue lihat cewek pakai hoodie hijau yang berdiri menghadap gue."

"Ohhh. Tapi pas lo keluar mobil tuh cewek udah hilang?" tanya Queenna.

"Iya."

"Oke oke." Kini Queenna menaruh kertas teka-teki yang ditemukan Rayyan di tengah meja bundar. "Sekarang teka-teki yang lo temuin, Yen."

"Yen? Lo kira gue duit, hah?" ketus Rayyan menyahut.

"Ahh banyak bacot lo! Udah gc kek kelarin ini teka-teki!"

Rayyan melempar lirikan sinis pada Queenna. Sementara Queenna sendiri justru melemparkan lirikan julid pada Rayyan.

"Lelet ih! Cepet ceritain!" titah Queenna tak sabar.

Rayyan menghela napas kasar seraya memutar bola matanya malas. "Pas jam olahraga gue, gue lagi main basket sama temen-temen. Nah, pas jam istirahat olahraga, itu gue mampir ke kantin. Tiba-tiba ibu kantin bilang ini dari cewek hoodie hijau."

Pikiran Karina dan Queenna langsung tertuju pada sosok perempuan yang sekilas dilihat Karina saat dapat teka-teki itu.

—• [Na] •—

Argi tengah mengendarai motor ninjanya di jalan raya yang senyap dan jarang dilewati pengendara kendaraan lainnya. Tatkala tengah berkendara, tiba-tiba matanya menangkap sosok pemuda yang tengah mengayuh sepeda anak kecil di pinggir jalan raya. Dari cara mengayuh sepedanya, caranya menggoyangkan sedikit kepalanya membuat Argi berpikir pemuda itu sungguh happy dan tidak malu sama sekali mengayuh sepeda anak kecil padahal dia sudah dewasa.

Argi memberhentikan motornya di depan jalan Pemuda bersepeda anak kecil itu.

"Eh, ada apa ya?" tanya pemuda itu berhenti mengayuh sepedanya.

Argi turun dari motor ninjanya, kemudian berdiri di hadapan pemuda bersepeda itu. "Berhenti pura-pura, gue tau lo orang kaya."

Pemuda bersepeda itu mengukir senyum miring. "Ah, jangan-jangan kamu ini.. "

Argi melepas helmnya, lalu memegangnya di tangan kiri.

"Argitara Arsalan," ucap pemuda bersepeda itu. "Kamu masih ingat saya kah?"

"Selalu," kata Argi menjawab. "Mana mungkin gue lupa orang yang melihat dua korban kebakaran satu tahun yang lalu di hotel Goralliswa kabur dengan selamat, Muhammad Zay Narendra?"

"MasyaAllah, maaf ya, saya kira kamu bakal amnesia gegara waktu itu nangisnya kejer banget. Ternyata enggak ya, alhamdulillah deh," kata Zay lalu tertawa kecil.

"Berhenti basa-basi. Lo pasti lihat cewek gue selamat 'kan?" tanya Argi ingin terus terang.

Zay mengangkat kedua bahunya. "Saya nggak tau apa-apa tentang dia, Argi."

"Jangan bohong. Gue tau lo menyimpan rahasia lain dari gue."

"Rahasia lain? Rahasia yang saya ketahui itu yang baru saja tadi kamu sebutkan. Nggak ada lagi yang lain. Percaya deh sama saya," Zay berusaha meyakinkan Argi.

"Buktikan," lirih Argi.

"Apa?"

"Buktikan kalau lo benar-benar nggak sembunyikan rahasia lain lagi dari gue."

—• [Na] •—

"Eh! Terus lo ngapain terima teka-teki itu, anjrit? Lo tinggal tolak aja biar lo nggak keseret urusan beginian ih!" omel Queenna.

"Ibu kantinnya manggil gue, neng. Katanya juga tuh kertas buat gue dari si cewek hoodie hijau," ujar Rayyan.

Karian dan Queenna semakin tenggelam dalam pikirannya. Berbagai macam teori dan konspirasi muncul dalam pikirannya.

"AH! GUE PAHAM!" seru Queenna sembari menjentikkan jarinya. Queenna langsung menaruh kedua kertas teka-teki itu di tengah meja bundar, lalu menundingkan jari telunjuk tangan kanannya menunjuk dua kertas teka-teki itu bergantian.

"Dari dua teka-teki ini, semuanya kan berhubungan dan berawal karena seorang perempuan berhoodie hijau ya. Jadi, mungkin aja, di pembuat teka-teki ini adalah cewek hoodie hijau itu. Cewek itu sengaja membuat teka-teki ini untuk memberikan petunjuk rahasia pada orang-orang yang dia percaya." Perlahan, Queenna mulai menjelaskan. 

—• [Bersambung] —•

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MYSTERIOUS NaWhere stories live. Discover now