TERBIT DI @Teorikatapublishing.
📌Versi novel banyak tambahan + tersedia ending
"Lo tau kan, Natrium kalau dicampur H²O bakal jadi apa?"
•••
Ledakan yang menyebabkan kebakaran hotel Goralliswa yang terjadi pada tahun 2022 menyeret tiga perempuan yan...
"Kalian kenapa sih? Aneh banget dah," kata Queenna menatap Felix dan bodyguard lain bergantian.
"Nona, pemuda ini sejak kita pulang dari GBK dia mengikuti nona. Perlukah kami membawa dia pulang dan mengeksekusinya?" tanya Dio sebagai co-leader bodyguard Queenna.
"Ehh, ngapain, anjir? Kok langsung eksekusi aja sih lo?" Queenna panik sendiri karena bodyguard-nya terlihat sangat berhati-hati dengan keselamatannya sampa-sampai mau eksekusi orang yang hanya mengikutinya sejak dari GBK. Padahal, benar niatnya begitu atau tidak juga mereka tidak ada yang tahu.
"Apa? Lo mau marahin kita?" Dio berucap dengan ketus. "Maju sini! Lo mau tulang lo patah berapa banyak, hah?"
Mendengar ancaman itu membuat Rayyan langsung bergidik ngeri. "Ebuset, ngeri amat," lirih Rayyan.
"Kamu ini benar-benar enggak menguntit nona Queenna?" tanya Felix dengan aura keturunan Belanda-nya yang sangat kenal terutama bagian kulit dan wajah.
"Iya, ih, gue kan cuma mau beli mie ayam sehabis olahraga di GBK tadi," kata Rayyan.
Wah, aktifitas gue dan dia samaan? Hehehe, boleh juga nih, batin Queenna dengan raut wajah sedikit tercenung. Dalam pikirannya terselip suatu rencana agar dia bisa pisah dari para bodyguard-nya dengan cara pergi bersama Rayyan.
"Hilih," Dio menyahut sembari melemparkan lirikan setajam silet pada Rayyan.
Pada akhirnya, Queenna dan Rayyan sama-sama membeli mie ayam untuk dibungkus dan memakannya di rumah saja.
"Eh, lo mau mampir ke rumah gue nggak? Sekalian makan bareng nggak masalah," tawar Queenna.
"Serius boleh?" tanya Rayyan.
Queenna manggut-manggut. "Iyalah, boleh."
"Yaudah kalau begitu gue---"
"Di rumah nona Queenna ada naga api raksasa, kamu nggak bisa masuk dulu, sebab naganya alergi cowok pendek," ucap Felix menyela.
Jujur, Rayyan sedikit tersulut emosi karena diejek pendek. Akan tetapi, mau bagaimana pun dia memang pendek, jadi, menolak pun tiada guna. Namun, jika Rayyan dibandingkan dengan Queenna, tetap lebih tinggi Rayyan. Sebaliknya, jika tinggi Rayyan dibandingkan dengan Felix, Felix-lah yang lebih unggul. Jelas Felix, sebab Felix sendiri tingginya kisaran 180-an, dan Rayyan hanya kisaran 170-an.
—• [Na] •—
Esok hari pada pukul 09.00 pagi di SMA Darrielle, suasana sekolah berjalan seperti biasanya. Murid-murid tengah sibuk menyantap makanan di kantin karena merasa lapar, lain halnya dengan Karina yang tengah berada di perpustakaan bersama Queenna.
"Dena kemana? Kok nggak ikut lo ke perpus? Biasanya dia ikut, kan dia suka nulis cerita," kata Karina bertanya.
Queenna menggelengkan kepalanya sembari mengambil sebuah buku novel romance dari rak di hadapannya. "Nggak tau gue. Tadi udah gue ajakin, tapi katanya dia nggak mau ke perpus. Katanya nggak suka bau buku, bikin eneg."
Karina mengangkat satu alisnya bingung. "Tiba-tiba bilang begitu?"
Queenna kali ini menganggukkan mengiyakan pertanyaan Karina.
Karina tidak merespon lagi. Perempuan itu kembali melanjutkan pencarian buku di rak-rak dalam perpustakaan ini.
Tiba-tiba saja ponsel Queenna berdering cukup nyaring di kondisi perpustakaan yang sedang sunyi ini. Hal itupun spontan mengalihkan perhatian orang-orang yang tengah membaca di perpus.
Queenna menepuk jidat karena lupa mengecilkan volume nada dering ponselnya sebelum masuk ke perpustakaan. Perempuan itu langsung mengambil ponselnya yang ada dalam saku kemudian menjawab teleponnya.
"Halooo, apaan sih? Ngapain telepon gue?! Kan gue jadi malu karena nada dering gue bunyi telolet!" Queenna mengawali pembicaraan dengan suara berbisik.
Karina hanya tertawa kecil diam-diam karena tingkah Queenna yang cukup menghibur hatinya.
"HEH, RATU! GUE KETEMU APAAN INI, ANJIR," pekik Rayyan.
—• [Bersambung] •—
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.