BAB II

14 2 0
                                    

Sarah dengan balutan kemeja warna pink yang di padukan dengan celana jeans kulot tengah duduk dengan anteng di atas kursi di sebuah ruangan yang di jadikan tempat kumpul kelompok KKN-nya.
Dia sengaja datang lebih awal.

Seorang pria dengan celana cargo kaos hitamnya duduk tepat di sebelah Sarah.

"Kiw cewe" ujar laki-laki itu.

Sarah merotasikan bola matanya malas.

"Duh jutek banget nih jomblo" lanjutnya.

"Diem Lo bencong, gue lagi gak mood buat bercanda" Sarah menenggelamkan kepalanya kedalam lipatan tangannya di atas meja. Pria disampingnya melotot tidak terima disebut bencong oleh teman lintas jurusannya.

"Enak aja Lo ngatain gue bencong" sewotnya.

Sarah hanya bergumam tidak jelas. Jarendra menyenggol tangan Sarah pelan.

"Apa lagi sih Jar?" Tanya Sarah prustasi. Jarendra tidak menjawab hanya memberikan Sarah kode dengan matanya. Sarah mengikuti arah pandang Jarendra, sial sepersekian detik Sarah langsung menyesali keputusan untuk bangun dari tidur singkatnya.

Di sebrang mereka berdua, Sarah melihat dengan jelas Kaisar dan Violin kekasihnya yang tengah duduk dengan rapi persis menghadap mereka berdua.

"Keluar dulu yu Jar" ajak Sarah.

Jarendra menggeleng, meletakan tangan kanannya ke atas bahu Sarah. "Gak ah ngapain, nonton orang pacaran not bad juga"

Sarah menginjak kaki Jarendra dengan kencang membuat Jarendra mengasuh kesakitan, dia hendak marah pada Sarah tapi sayang Sara langsung berdiri dan pergi dari ruangan tersebut. "MAU KEMANA HEI?!" teriak Jarendra yang hanya mendapat acungan jari tengah dari Sarah yang terus berjalan lurus tanpa menatapnya.

Sementara di sebrang sana Kaisar tengah melihat pertengkaran dua sahabat itu sedari tadi. "Itu pacar baru Sarah?" Tanya Violin. Kaisar menoleh menatap gadis di sampingnya.

"Jarendra?" Tanya Kaisar.

Violin mengangguk. "Iya, disana cuman ada dia"

"Mereka cuman sahabatan" jawabnya.

"Tapi keliatan cocok banget"

Kaisar mendadak tidak suka saat Violin membahas kecocokan Sarah dan Jarendra. Dia menatap intens ke arah Jarendra yang tengah memainkan ponsel miliknya. Merasa di perhatikan Jarendra mengangkat kepalanya, dan benar saja Kaisar tengah menatapnya seolah dia adalah santapan yang lezat.

"Apa Lo liat-liat? Naksir?" Tanya Jarendra sekenanya.

Kaisar bergidik ngeri mendengar pertanyaan yang di lontarkan Jarendra.

Sementara itu Sarah tengah duduk sendiri di gazebo taman kampusnya. Dia tengah fokus mengirimkan pesan kepada Arya, sebagai ketua kelompok dari KKN ini. Dia mengirimkan pesan kepada Arya bahwa dirinya tidak bisa ikut rapat karena merasa tidak enak badan. Tentu saja bohong, dia hanya ingin menambah penyakit hatinya dengan melihat Kaisar dan Violin.

Sarah menghela nafas panjang, dia tidak bisa membayangkan selama KKN ini harus hidup bersama. Membayangkannya saja sudah membuat hatinya ngilu.

Sarah masih tidak habis pikir dengan semua yang terjadi dua bulan lalu, apa benar dia adalah selingkuhanya Kaisar. Tapi selama satu tahun lebih menjalin kasih dengan Kaisar, pria itu selalu memperlakukannya dengan baik, Sarah merasa di sayangi.

Ahh, Sarah sangat rindu, rindu Kaisar yang lembut, Kaisar yang pengertian, Kaisar yang siap di repotkan, Kaisar yang penyabar. Sara menendang langit-langit gazebo seperti orang gila. Ya memang bisa gila lama-lama jika Sarah terus memikirkan kenangan indah bersama Kaisar yang kini sudah memiliki wanita lain.

love storyWhere stories live. Discover now