12. Jatuh Cinta?

116 12 2
                                    

Suara pemberitahuan penerbangan terdengar dari setiap sudut bandara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara pemberitahuan penerbangan terdengar dari setiap sudut bandara. Jena dengan headphone warna putihnya lendehan di kursi tunggu bersama Bagas yang juga sedang sibuk dengan ponselnya.

Suasana Bandar Udara Adisutjipto sore ini cukup padat mengingat ini adalah libur natal tahun baru 2013 dan pertengahan liburan semesteran.

"Kamu udah download Whatsapp belum?" tanya Bagas.

Jena melepas headphonenya dan meletakkannya di leher, "Belum, lagi in banget ya?"

Bagas ngangguk sambil ngutek-ngutek ponselnya, "aku masih bingung cara pakenya gimana"

"trus mereka udah pada nggak pake BBM gitu?" tanya Jena.

"ya mostly sih masih pake, whatsapp ini kebanyakan yang pake user iphone sama samsung."

"ribet banget sih" celetuk Jena.

Perjalanan sekitar satu setengah jam itu terasa begitu cepat karena mereka berdua langsung tepar sesaat setelah memakai sabuk pengamannya.

Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta juga tak kalah padat, bahkan ini jauh lebih padat dari Adisutjipto tadi. Langit belum gelap sepenuhnya saat Bagas dan Jena berdiri di depan gate arrival membawa masing-masing kopernya dan plastik berisi oleh-oleh.

"Buset, rame banget." kata Bagas, sambil melongok ke kanan dan kiri.

"Tadi Kama bales nggak?" tanya Jena.

"Belom"

Bagas pun kembali menghubungi nomor Brian, namun belum kunjung ada jawaban.

"naik taxi aja deh, gerah banget ini" kata Jena sambil ngibas-ngibasin telapak tangannya.

"Yaudah ayok cari tempat yang agak longgaran dulu" Bagas menarik tangan Jena, memastikan cewek itu nggak ilang di antara ribuan manusia disini.

"udah nyampe? cepet amat?"

"JADWALNYA EMANG JAM SEGINI JANCOKKK, LU NGGAK BACA CHAT GUA?"

"iya ini udah di jalan, sabar."

"Lo balik aja, kita mau naik taxi"

"Udah terlanjur jalan, awas aja kalo naik taxi. Nunggu di KFC dulu"

"KFC full bangsat, ini rame banget"

"yaudah sabar dulu, bentar lagi juga nyampe."

TUT. Telepon itu langsung dimatikan sama Bagas. Kesel banget parah. Bisa-bisanya kakaknya suruh jemput malah ketiduran dari siang.

"Gimana?" tanya Jena.

"Disuruh nunggu"

"si KAMpret emang" Jena nglurusin kakinya dan memijatnya sendiri.

Bagas duduk di sebelahnya, mengistirahatkan kepalanya di koper abu-abu yang ia letakkan di depannya.

Langit benar-benar sudah gelap sekarang, jam sudah menunjukkan pukul 18.34 WIB namun Brian belum kunjung dateng juga. Muka Jena sama Bagas udah kusut banget, laper capek jadi satu. Pengen banget rasanya nglempar koper ke muka kakaknya itu nanti.

House MatesWhere stories live. Discover now