Reuni tahun 2036 membawa Jena memutar kembali memori-memori masa mudanya. Membawamu menebak kepada siapakah yang pada akhirnya Jena percaya untuk mengobati luka masa lalunya dan berjanji untuk 'seumur hidup'?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Lo siapa?" tanya Jena ke laki-laki asing yang jongkok di samping Komo.
Laki-laki itu noleh, membuat Jena memicingkan matanya.
Kayak pernah liat deh. Bentar, dia tadi denger percakapan gue sama Nando dong.
"Oh jadi gini kalo diliat dari deket" ujar laki-laki itu yang perlahan berdiri dan mengamati ke arah sekitar.
Jena mengamati pakaiannya, ia memakai celana basket warna maroon dengan strip gold dan kaos warna hitam. Jena juga ngliat ada satu pack makanan kucing di samping mangkuk milik Komo.
"Lo anak Pasific ya?" tanya Jena.
Laki-laki itu mengangguk kemudian jongkok lagi mengelus kepala Komo.
"Kok lo bisa sampe sini? bukannya harusnya lo di lapangan indoor?"
"Gue udah lama penasaran sama tempat ini" katanya.
"Dari mana lo tau temp-" Jena menoleh ke arah lantai tiga gedung sebelah.
"OH JADI LO YANG SERING NGINTIPIN DARI SANA?"
Jena kaget laki-laki itu berdiri tiba-tiba dan mendekat ke arah Jena. Jena mundurin dikit tubuhnya.
"Gue Marco" Marco nyodorin tangannya buat salaman.
Jena mengernyitkan dahinya dan menatap aneh uluran tangan Marco.
Marco menatap sekilas telapak tangan yang jelas dianggurin sama cewek di depannya dan ngangguk-ngangguk.
"Gue nggak ngintip. Itu tempat healing gue di sekolah, dan kebetulan viewnya tempat ini and you always here"
Jena mengangkat telepon Bagas, ia harus segera datang ke lapangan buat persiapan interview sebelum sparing dimulai.
"Gue cabut duluan" ujar Jena meninggalkan Marco di tempat itu.
***
"Dari mana?" tanya Bagas yang lagi masang stabilizer kamera setelah Jena akhirnya muncul di lapangan.
"Udah siap belum? kalo udah gue panggil Bang Erhan sama kapten Pasific"
Jena ngangguk dan duduk di kursi di balik kamera sambil bolak balikin kertas buat interview.
Erhan selaku kapten tim basket 301 udah siap dengan jersey warna ijo strip putih. Laki-laki bertubuh tinggi itu memasang headband sambil menunggu kapten dari Pasific yang lagi dicari Bagas.
"udah cakep belum Jen?" tanya Erhan.
Jena ketawa dikit, "udah oke di kamera kok kak"
Akhirnya nggak lama Bagas dateng bareng cowok dengan jersey maroon nomor 5 di atasannya.
