Bab 8

362 45 3
                                    

"Untuk menjadi seorang manusia
yang kuat, tuhan akan memberi kita cobaan yang begitu berat."


....

Dunia tidak akan berakhir hanya karena kamu kehilangan sesuatu. Semuanya akan tetap berjalan pada porosnya. Daun akan tetap berjatuhan, air akan terus mengalir, serta angin akan tetap berhembus.

Sama hal nya dengan deswita, kehidupan dia akan tetap berlanjut, bahkan setelah dia kehilangan malaikat dalam hidup nya, Atau mungkin saja hanya raga nya lah yang hidup, jiwa nya sudah mati sejak lama.
Benar, jika bukan karena Tian suami nya itu, mungkin deswita sudah mengakhiri hidupnya dengan tangan dia sendiri, karena sungguh, ini sangat menyakitkan jika harus dijalani seorang diri.

Pernah ada satu masa dimana deswita menyerah dengan hidup nya. Dia menenggak pil obat tidur yang melebihi dosis, sehingga dewita harus menginap dirumah sakit selama 3 hari. Deswita ingat sekali dimana dia menyaksikan suami nya memohon agar deswita tetap bertahan di dunia ini menemani dirinya hingga ajal menjemput atas kehendak tuhan. Tapi seakan dibutakan oleh kesedihan yang teramat dalam, deswita tidak menghiraukan kalimat permohonan dari sang suami.

Tapi, Tian lebih parah. Jika deswita hancur, maka tian lebih hancur.

Tian dan deswita sama sama kehilangan separuh hidup nya, tapi tian seakan kehilangan dunia nya. Anak yang sudah dia nanti selama 4 tahun, ternyata harus pergi tanpa bisa tian lihat terlebih dahulu. Alih alih kabar bahagia yang hinggap di telinga, tian malah mendapat kabar duka yang berhasil merenggut sebagian bahagia.
Alih alih menangis karena bahagia, tian malah menangis dengan pilu karena dia tidak dibiarkan untuk sekedar berpamitan terlebih dahulu, dia hanya tahu jika anak nya lahir dengan kondisi yang berbeda dengan bayi yang lain itu ternyata sudah tidak bernyawa.

Tapi Tian, apa kamu yakin jika semua hal yang kamu ketahui itu benar? Apakah kamu melihat sendiri keadaan anak kamu pada saat itu? Bagaimana kamu bisa sepasrah itu menerima kabar jika proses pemakaman anak kamu sudah beres dilaksakan tanpa menunggu persetujuan kamu terlebih dahulu. Apa kamu percaya jika anak kamu sudah tiada?

Tian, Perlahan tapi pasti, semesta akan menunjukan semua kebenaran nya.

"Lagi ngapain di sini, mas?"

Tian menoleh pada asal suara dan tersenyum sambil merangkul dengan sayang pada pemilik suara yang menenangkan jiwa.

"Kangen ya sama adek?" Tian mengangguk.

Keduanya terdiam, lalu memandang kearah kamar yang rencana nya akan di tempati oleh malaikat yang sebentar lagi akan hadir di hidup mereka. Tapi ternyata, malaikat yang mereka tunggu tunggu tidak akan pernah datang. Sampai saat ini, kamar itu masih kosong, hanya diisi dengan tempat tidur yang didominasi warna putih, hiasan bintang yang akan menyala ketika lampu redam pun kini tidak lagi berkesan indah, semua nya seakan tampak suram, tanda jika kamar itu tidak ada penghuni nya.

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
FelicityOù les histoires vivent. Découvrez maintenant