Bab 2

625 89 11
                                    



"Mau kita berjuang sampai merangkak atau berdarah darah sekalipun, hidup kita tidak akan pernah selamanya bahagia."


.......

Pagi ini, kediaman mr. Jovan sudah dihebohkan dengan harsa yang menangis sejadi jadi nya karena tidak mau ditinggalkan oleh papa nya. Ten yang memang sudah terbiasa dengan semua ini hanya bisa menghela napas, pasrah.

"Papa kan mau kerja nak, masa tidak boleh pergi." Ten berusaha membujuk anak nya

"Ndak mau, papa gak boleh pergi"

Jovan menghela napasnya

"Jagoan, inget gak apa yang papa bilang waktu itu ke harsa?"

Harsa mengangguk

"Papa bilang apa coba?"

"Harsa gak boleh rewel kalau ditinggal papa kerja, harsa harus jadi jagoan" jovan tersenyum

"Pinter" jovan memeluk harsa "papa janji, setelah papa pulang dari bandung, kita jalan jalan ke dufan. Harsa mau naik bianglala kan?"

Harsa mengangguk sambil mengelap ingusnya dengan tangan

"Jadi? Papa di izinkan untuk pergi nak? Hanya sebentar, papa hanya pergi 3 hari. Setelah itu papa akan bawa harsa kemanapun harsa mau"

"Mama en di ajak juga?" Jovan mengangguk

"Eungg... papa boleh pergi, tapi papa harus ingat sama janji papa ya"

"Tentu saja jagoan"

"Mas" ten menghampiri suaminya dan jovan tersenyum

"Anaknya masih aja rewel, padahal ini bukan kali pertama kamu ninggalin dia buat kerja ke luar kota"

"Mungkin harsa lebih sayang aku daripada kamu"

Ten memukul pelan suaminya "sembarangan"

Jovan tertawa lalu setelah itu ia berpamitan pada dua orang kesayangan serta dunianya itu, sambil merapalkan doa didalam hati agar kejadian buruk tidak akan pernah menghampiri mereka.

Begitu pula dengan ten, ten berdoa pada tuhan agar suaminya selalu diberikan kesehatan dan keselamatan.

Doa mereka saling beradu, berlomba lomba siapa yang paling tulus mendoakan. Tapi yang terpenting dari itu adalah..

Mereka sama sama saling mendoakan.

Jovan melambaikan tangan nya, berpamitan pada semestanya, dunianya serta bahagianya. Memang agak terkesan berlebihan karena jakarta-bandung bukan jarak yang sangat jauh. Tapi memang nya siapa yg sanggup meninggalkan orang orang terkasihnya walau hanya sebentar? Tidak ada bukan? Jadi saya harap kalian semua bisa memakluminya.

Siluet jovan perlahan lahan menghilang dipertigaan. Ten yang masih menggendong harsa segera membawa tubuh mungil itu untuk masuk, karena demi tuhan cuaca pagi ini sudah cukup panas.

.....

Tadi, ten berjanji akan membawa harsa berjalan jalan jika harsa berhenti menangis dan disinilah mereka sekarang. Ditaman yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

FelicityUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum