Bab 6

355 45 5
                                    

"Jangan selalu mengharapkan pelangi setelah badai, karena Tidak semua badai memiliki pelangi dan pelangi juga tidak selalu muncul setelah badai."

.....

"Bagaimana dengan mereka? Kamu suka?"

Deswita mengangguk "mereka sangat menggemaskan mas. Mas tau? Anak yang kemarin aku ceritakan itu?" Tian mengangguk "dia ternyata salah satu murid aku mas."

"Oh ya?" Deswita mengangguk "ternyata dunia ini sangat sempit ya" deswita setuju dengan penuturan suaminya.

"Aku sedikit lelah tapi aku juga sangat senang karena bisa menghabiskan waktu dengan mereka."

Deswita menceritakan semuanya dengan semangat dan Tian sedari tadi sudah mengusap punggung istrinya sambil mendengarkan dengan sama antusiasnya.

"Lalu?"

"Mas tau? Tadi ada anak yang cita citanya mau jadi mobil polisi"

"Mobil polisi? Bukan polisi?"

Deswita mengangguk "iya mas, mobil polisi. Alasan nya karena dia mau menemani teman nya kemanapun ia pergi. Romantis sekali mereka" ucapnya sambil menggigit bahu tian

"AWW SAKIT!" Tian mengaduh kesakitan "hehe maaf"

Setiap sore menjelang malam, kegiatan ini selalu mereka lakukan hanya untuk sekedar melepas penat dan cara ini tentu saja berhasil.

Tian kembali mengeratkan pelukan nya sambil sesekali mengecup pucuk kepala milik deswita, dia menyayangi deswita dengan sangat. begitupun dengan deswita, menikah dengan tian menjadi sumber kebahagiaan paling besar dihidupnya.

Keduanya sama sama bersyukur.

Kegiatan mereka terhenti kala terdengar satu ketukan pintu dan deswita beranjak untuk membuka nya.

"Mama, kok gak bilang dulu kalau mau berkunjung" deswita meraih tangan mertuanya

"Memangnya saya perlu izin kamu terlebih dahulu untuk mengunjungi anak saya?"

Deswita menggeleng lalu mempersilahkan mertuanya untuk masuk.

Setelah itu, deswita berjalan kearah dapur berniat menyiapkan teh hangat untuk mertuanya.

Setelah semuanya selesai, deswita kembali menemui suami beserta mama mertua yang terlihat sedang asik mengobrol.

"Silakan diminum ma, maaf deswita tidak sempat menyiapkan yang lebih dari ini."

Alih alih menjawab, sekar (mertua deswita) justru menatapnya dengan sinis.

"Tian, kamu gak bosan sama wanita yang tidak bisa memiliki anak ini? Kamu gak mau punya keturunan untuk meneruskan usaha kamu? Kamu gak mau mencoba mencari wanita lain? Setidaknya yang bisa memberikan kamu keturunan"

"Ma, jangan melewati batas!"

"Mama cuma mau yang terbaik untuk kamu. Usia kamu juga udah tidak muda lagi, apa kamu mau jika dihari tua nanti kamu kesepian karena tidak ada anak anak yang akan mengurus kamu?"

FelicityWhere stories live. Discover now