"Ayah bilang kulit saya terlalu putih seperti ibu saya nyai"kekeh nya membuat Aisyah mengangguk paham meski Aisyah yakin sekali bahwa ini pucat bukan putih

"Jadi...siapa nama kamu?" Tanya Aisyah sekali lagi,dengan semangat gadis itu menjawab "Raina asy-syifa nyai"jawabnya masih menatap wajah Aisyah,padahal di pesantren mereka harus menunduk tidak boleh mengangkat wajah seperti yang di lakukan Syifa karena menurut mereka itu adab

"Turunkan wajah kamu"nada ketus itu terdengar dari arah Gus Fatih yang menunduk sambil memejamkan mata,Aisyah yang melihat Syifa menunduk takut pun meng-kode Fatih agar pergi,karena bagaimanapun Syifa masih awam soal lingkungan pesantren... mungkin?

Dengan helaan nafas panjang Gus Fatih pergi meninggalkan ruang tamu,namun pekikan seorang gadis kecil membuat raut wajah Gus fatih sangatlah khawatir

"ABIIII HUAAA ARAA DI GANGGU SANTRI ABI!!" Isak gadis berlari ke arah Gus Fatih dan memeluk tubuh Gus Fatih dengan bahu bergetar

Menyebut dirinya sebagai 'Ara' sebut saja namanya Az-Zahra habibati Altair,anak angkat Gus Fatih tujuh tahun yang lalu...bayi yang di bawa oleh seorang gus (Gus Arfan) dari kecelakaan pesawat tujuh tahun lalu itu...kini tumbuh menjadi gadis periang dan cerdas

Kembali ke topik...Syifa memperhatikan interaksi Gus Fatih dengan terang-terangan membuat Aisyah mengusap wajah gadis itu

"Bukan mahram"tegur Aisyah

Syifa tampak mengernyitkan dahi bingung sebelum bertanya "mahram itu apa ya nyai?" Tanya Syifa penasaran

"Mahram artinya orang yang di larang di nikahi karena sebab nasab persaudaraan"jawab Aisyah singkat

"Berarti kalau saya nikah sama Gus itu bisa nyai? Kan bukan mahram?" Dengan wajah polosnya Syifa berucap seperti itu yang membuat Aisyah mengangguk saja

"Tapi...Gus itu udah punya anak"gumam Syifa melihat interaksi Gus Fatih layaknya seorang ayah yang tak rela putri kecil nya di sakiti

"Hikss sakit abii"rengek Zahra saat Gus Fatih meneteskan obat ke lutut Zahra

"Siapa yang lukain Ara hm?" Tanya Gus Fatih mengusap air mata Zahra,tidak rela pipi putri kecilnya basah karena air mata

"Hiks..santri Abi"adu Zahra jujur

"Yang mana?" Tanya Gus Fatih dengan nada yang sebisa mungkin lembut,ia kesal putri kecilnya terluka apalagi santri nya yang membuat nya terluka

"Yang abang-abang dua orang satu pakai sarung warna hitam baju nya hitam juga,satu lagi pakai sarung ada hijau-hijau nya terus baju nya putih" lirih Zahra menunduk lalu tangan nya memeluk leher Gus Fatih,dengan lembut Gus Fatih menggendong Zahra dari depan,Aisyah tersenyum penuh arti menatap Gus Fatih yang benar-benar menganggap Zahra sebagai putri nya

"Persis seperti ayah"gumam Syifa menatap Zahra yang berada di gendongan Gus Fatih

"Tunjukkin orang nya...bakal Abi kasih hukuman karena buat anak Abi nangis terus juga lutut nya luka gini"kesal Gus Fatih namun Zahra malah tertawa membuat Gus Fatih jadi heran sendiri

"Kok ketawa sih nak? Abi serius lho"raut wajah Gus Fatih berubah jadi melas,Gus dingin satu ini bisa bermain karakter dengan anak kecil karena Gus Fatih sangat suka anak kecil sebagaimana Rasulullah mengasihi anak-anak

"Abi...selalu jadi superhero Ara!!" Bangga Zahra membuat Gus Fatih tersenyum lebar

"Selamanya?" Tanya Gus Fatih gemas kepada Zahra

"IYAA selamanyaaa"kekeh Zahra membuat Gus Fatih ikut terkekeh meski dalam hatinya Gus Fatih berdoa semoga Zahra tidak membenci dirinya bila tahu bahwa ia bukanlah ayah kandung gadis itu

"Eh? Ara kenapa disini?" Tanya Gus Ihsan yang bingung menatap Zahra yang berada di gendongan Gus Fatih adik nya

"Ada masalah bang, sekarang udah gapapa,Abang sudah selesai kan?" Tanya gus Fatih melirik ayah nya Syifa

"Iyaa sudah selesai,oh iya tih,Syifa bakal jadi abdi ndalem" ucapan Gus Ihsan hanya di angguki Gus Fatih membuat Gus Ihsan kesal dengan adik nya itu... bila Zahra ada maka perhatian nya selalu untuk Zahra

"Ara...ga balik ke asrama kamu?" Tanya Gus Ihsan

"Ndak mau Gus,Ara mau sama Abi hehe"Gus Ihsan menghela nafas saat Zahra memanggil nya dengan sebutan 'gus' gadis kecil itu memang lebih dekat dengan Gus Fatih daripada dirinya

"Abba Ra,bukan Gus"gemas Gus Ihsan mencubit pipi Zahra membuat gadis kecil itu mengadu sakit

"Iya Abba"ucap Zahra

"Jadi nyai,bagaimana?" Perhatian Aisyah beralih ke laki-laki yang duduk di seberang dirinya,dengan menunduk,Aisyah memanggil santri ndalem agar mengantar Syifa ke asrama

"Mengapa menunduk nyai? Tidak sopan harusnya saya-"

"Kek! Nenek nya Ara lagi jaga pandangan...namanya gadhul bashar!" Ucapan Zahra membuat laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"A-ah i-iya maaf nyai"ucap nya merasa tak enak

"Iya"jawab Aisyah singkat dan berlalu dengan membawa Zahra yang ia gandeng

"Putri anda Gus?" Tanya nya saat melihat Aisyah sudah tidak ada

"Iya"jawab Gus Fatih dan Gus Ihsan serentak,bahkan kedua Gus itu sambil pandang membuat orang yang berada di hadapan mereka jadi bingung

"Jadi putri siapa?" Tanya nya lagi

"Putri saya!" Jawab Gus Ihsan cepat sebelum menyengir saat mendapat tatapan tajam dari Gus Fatih

"Bukan pak! Putri saya itu lebih tepatnya anak angkat saya"jelas Gus Fatih yang di angguki orang tadi

**

"Lahhh wong Gus Fatih cakeup pisan eeuyyy" ucap salah satu abdi ndalem saat mereka sedang memasak

"Bahasa kamu absurd banget"gumam teman nya yang membuat Syifa ikut terkekeh

"Kenapa ga ke Gus Ihsan aja?" Pertanyaan Syifa membuat mereka berdua nampak berfikir

"Gus Ihsan itu setia menunggu perempuan yang sedang hilang ingatan saat ini,ralat teman masa kecil nya"

"Kalau Gus Fatih?" Tanya Syifa lagi

"Single dong! Aman!"

"Ekhem! Kalian bertiga! Ke lapangan sekarang"

Deg

Gimana prolog nya teman-teman,up Minggu depan kalau berhasil tembus target

Terimakasih sudah membaca hingga akhir readers!!!

Vote 50 komen 20

Spam komentar dengan 'next'

See you next chapter!!

Ikhtiar CintaWhere stories live. Discover now