Hari Buruk Arin

3 0 0
                                    


Setelah kemarin sore pergi ke Showroom, Arin memilih sebuah mobil berwarna kuning untuknya. Mamanya pun tidak mempermasalahkannya, ia tau warna kesukaan Arin yang selalu didominasi oleh perpaduan warna kuning.

Arin kini berada di ruang tengah, ia melihat kartun sambil memakan cemilan dengan santai. Hari ini ia hanya sekolah saja, jadwalnya tidak begitu padat karena tidak ada yang mengajaknya pergi ke luar atau mengerjakan tugas seperti kemarin.

****

Hari ini Arin pergi ke sekolah dengan mengendarai mobil barunya. Ia memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus mobil.

Arin keluar dari mobilnya, kemudian melangkahkan kakinya menuju kelas.

Beberapa sorot mata menuju ke arahnya. Hal seperti ini bukan hal aneh, malah sudah menjadi hal biasa ketika ada siswa/i yang baru saja terlihat pergi ke sekolah mengendarai mobil.

"Dapet mobil darimana dia?"

"Gak tau tuh, bukannya dia miskin, ya?"

"Iya, bener tuh! jangan-jangan dia jadi simpenan lagi."

Beberapa ocehan yang terdengar di telinga Arin. Namun, ia tidak ingin memperdulikannya.

****

Kini Arin sudah sampai di kelas. Ia melihat Seno sedang duduk dibangkunya, cowok itunsedang mengobrol dengan Ghea. Ghea terlihat sumringah dari kejauahan. Syukurlah, Ghea sepertinya mulai melupakan mantannya itu.

Tatapan Seno berubah ketika melihat Arin berada di ambang pintu. Ia langsung berubah menjadi diam tanpa sebab.

"Ariiin! Pokoknya gue nebeng lo pulangnya, ya!" Ucap Ghea.

"Dih, emang ke mana mobil lo?" tanya Arin ngomel sambil meletakkan tasnya di bangku.

"Ada, lagi di-servis. Kemarin gue kehabisan bensin, dia ngambek keknya," jawab Ghea memelas. "Gue aja berangkat sekolahnya nebeng kak Seno. Boleh, ya."

"Iya udah gapapa," jawab Arin.

Seno melihat jam di pergelangan tangannya, jam menunjukkan pukul 07:00 WIB. Tanda kelas akan dimulai. "Emm...Ghe, gue ke kelas dulu, ya. See u." Seno senyum ke arah Arin.

"See u, kak!" Ghea melambaikan tangannya, sementara Arin hanya membalas senyuman Seno.

"Cie yang dilirik kak Seno." Ghea menyikut lengan Arin.

"Ih apaan sih, Ghe," sahut Arin sambil mengibas lengannya.

"Cie disukain kak Seno," goda Ghea lagi.

"Nggak ya!" bisik Arin sambil melotot.

"Kalo jatuh cinta jangan sama dia ya, Rin. Gue gak bisa kehilangan dia, lo tau itu, kan?" ujar Ghea dengan sorot mata serius.

"Iya, tenang aja. Kak Seno milik lo sepenuhnya! puas lo!!!"

"Hehehe."

"Ghea, Arin, bisa perhatikan pelajaran saya? Jika tidak silahkan keluar!" ucap bu Dessy yang sedang menerangkan materi.

Arin dan Ghea pun langsung menunduk merasa bersalah. "Bisa, bu, maaf."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Meant 2 BeWhere stories live. Discover now