hulupes

76 11 3
                                    

A/N : ⚠️This chapter penuh dengan kekerasan yang ga boleh ditiru⚠️

And anyway please jangan lupa vote and comment loh ya!! HARUS! WAJIB POKOKNYA!!

BIAR AKU SEMANGAT NGEUPNYA GITU LOOOOHH!!!

Dah la malah ngegas.

Yah.. happy reading lahh..

----------------------------------------

Rainy berjalan cepat mengikuti penyihir ilmu hitam tersebut, di kantung jubahnya ia telah menyiapkan Senapan Sihir miliknya dan siap menyerang. Tunggu, Tidak bisa! sekarang terlalu ramai jika menyerang ditengah alun-alun ini. Selain itu bisa saja seseorang terluka karena perkelahian mereka nantinya.

Gadis berambut merah jambu itu sedikit berperang dengan isi kepalanya, apa yang harus ia lakukan agar tidak menjadi pusat perhatian orang banyak, dan bagaimana caranya agar dia bisa menyerang penyihir ilmu hitam tersebut tanpa harus melukai orang lain.

"Come on Rainy!! Think! Think!" Gumam Rainy.

Matanya menelusuri setiap bangunan hingga matanya menatap sebuah gang kecil diantara dua bangunan. Ia menyeringai pelan, dengan gerakan cepat Rainy sengaja berjalan mendekat pria tersebut dan menabrakkan pundaknya.

"*Acio Neckless.." Gumam Rainy pelan

Penyihir ilmu hitam itu terlihat berdecak kesal dan menatap kesal kearah Rainy, sedangkan gadis itu hanya menatap datar dan menaikkan alis matanya sebelah seolah-olah menantang, hingga detik berikutnya Rainy tersenyum menyebalkan dan berlalu dengan cepat kearah gang kecil yang tadi ia temukan.

Penyihir ilmu hitam yang melihat tingkah aneh seseorang yang menabrak pundaknya menyiritkan dahinya heran. Mengapa gadis kecil itu tersenyum menghina kearahnya.

Hingga detik berikutnya pria itu tersadar dan langsung meraba kantung jubahnya gusar. Dan benar saja benda penting miliknya sudah lenyap dari kantungnya.

"Pencuri sialan!!" Ucapnya kesal.

Dengan gerakan pelan ia segera berjalan mengikuti arah gadis kecil tadi menghilang. Ia terus berjalan hingga mencapai ujung gang yang ternyata buntu.

Dan disana Rainy terlihat tengah duduk dengan santai diatas tumpukan goni-goni yang ia yakini berisi tumpukan rumput untuk pangan hewan.

"Mencari ini paman?" Tanya Rainy santai sambil menunjukkan kalung berwarna hitam dengan batu berwarna merah ditengahnya.

Rainy ingat di novelnya, setiap penyihir ilmu hitam yang tergabung dalam penyihir melati hitam memiliki satu alat komunikasi berupa kalung yang dibuat dan diisi dengan darah mereka setiap harinya. Atau dengan kata lain itu adalah salah satu kalung yang ditanamkan sihir hitam didalamnya.

Pria itu terkejut melihat Rainy dengan santai memainkan kalung tersebut bahkan sesekali menyentuh batu darah di bagian tengahnya.

"Terkejut paman? Karena aku bisa menyentuhnya?" Tanya Rainy kembali.

Benar. Seperti sihir hitam Pada umumnya, kalung tersebut juga bisa menjadi kutukan bagi siapapun yang menyentuhnya dengan sembarangan. Karena itulah penyihir ilmu hitam tersebut terlihat cukup santai berjalan mendekat kearah Rainy.

Karena normalnya seharusnya saat ini orang yang mencuri kalung tersebut akan mati kaku, dan menghitam karena telah menjadi tumbal bagi sang kalung.

Namun apa ini? Bagaimana bisa gadis pencuri itu terlihat baik-baik saja? Begitulah kira-kira isi kepala dari penyihir ilmu hitam yang tengah berdiri di depan Rainy ini.

The Three Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang