#25 " Waiting For You, My Eiffel"

Mulai dari awal
                                        

" Kau bisa berganti denganku atau yang lain untuk menjaganya, kesehatanmu juga harus kau prioritas kan  karena itu lebih penting dari apapun. Paris pasti akan mengomeliku ketika dia bangun karena tidak menjaga kekasihnya dengan benar"

Nani mengangguk.


" Aku hanya tidak mau meninggalkan Paris lagi, Ven. Hanya 10 menit aku meninggalkan nya dan keadaannya sudah seperti ini…aku tidak mau itu terulang…."

Nani benar-benar ketakutan ketika ia sadar dari pingsan setelah ia melihat ambulance membawa tubuh Paris. Luka di perutnya mengalami pendarahan dan infeksi akibat air sungai dimana Nani memaksa tubuhnya menyelam ke dasar sungai. Venice melihat sendiri bagaimana keadaan Nani juga sempat kritis beberapa hari sebelum terbangun mencari dimana Paris berada.

Baik Bible atau Build, bahkan keluarga Summetikul lain tahu bagaimana Nani benar-benar berusaha banyak hal untuk anggota keluarga kesayangan mereka. 

" Aku dan Vee akan ke Vegas selama beberapa hari, tidak apa kan?"

Nani tersenyum, ia sudah selesai dengan aktivitas nya. Menatap Venice, benar-benar tidak Nani duga jika Vegas dan Venice akan begitu perhatian dengannya disaat seperti ini. Nani ingat dengan benar jika twins dan Bible tidak pernah untuk tidak mempersulit Paris pergi kencan dengannya meski tentu saja Nani tahu jika mereka hanya menggoda Paris.

" Aku akan menjaga adik kalian dengan baik, lagi pula Pha dan Daddy selalu datang setelah mereka pulang dari perusahaan. Phi Makau juga jika senggang akan datang melihat adiknya. Kalian tenang saja"

Venice mengangguk.


" Vegas menungguku, aku tidak akan berlama-lama. Rain dan Yim juga akan mampir nanti"

" Mereka tidak ikut?"

Wajah Venice mendatar.


" Kami ingin menemui beberapa orang-orang milik Summetikul disana"


Nanti terdiam sebelum mengangguk.

" Apa Kristpond melakukan perlawanan? Aku dengar ia kembali berkerjasama dengan orang Rusia"

" Hmmm dia mencoba beberapa kali menemui Daddy untuk membicarakan tentang putrinya. Dan berakhir dengan dia pergi tanpa membawa apapun karena Daddy tidak tertarik menemuinya. Hanya Hia saja yang beberapa kali menemuinya dengan memberi ancaman agar dia membawa kepala putrinya kepada Hia seolah jika Hia tidak mengetahui dimana orang yang mereka maksudkan"

Venice menyeringai kecil, namun tidak lama sebelum ia kembali menatap Nani.

" Kau tidak mempermainkan Paris bukan?"

" Astaga Ven, sudah sana pergi ke adikmu Vegas! Lama-lama aku kesal dengan pertanyaan itu"

Gerutu Nani.

Venice kemudian tersenyum sebelum menepuk pundak Nani, pergi keluar ruangan dan menemui Bible dan Build di luar kaca pembatas. Orang tuanya itu seperti sedang menikmati waktu mereka dengan beberapa dokumen, sembari sesekali menoleh ke arah dimana Nani dan anak mereka berada.


" Jaga adikmu, Ven. Jangan lupa juga kau jaga dirimu sendiri"


Build memberikan pelukan sebelum membiarkan Venice pergi.

.



.

.


Bible tidak pernah merasa begitu bahagia ketika menunggu seseorang terbangun, dan ia benar-benar menunggu anaknya bangun seharian setelah semalam dokter memeriksa dan mengatakan jika Paris akan segera sadar.

Tidak jauh berbeda, Nani juga tidak meninggalkan tempatnya untuk tetap memantau setiap pergerakan yang memungkinkan dilakukan oleh kekasihnya. Hingga di pagi sehari setelah mereka berdua terlalu semangat namun tidak ada apapun yang terjadi, mereka tanpa sadar tertidur karena kelelahan.

" Phi …. P…hi…..sa…kit"

Suara lirih itu menyamai suara mesin detak jantung yang masih terpasang. Nani yang merasa terganggu dengan bunyi mesin membuka matanya.



" Phi …. P…hi…..sa…kit"


" Eiffel?!!!!!!???"


Nani memekik, ia menekan tombol darurat.

" Nani?! Apa yang terjadi???!"

Bible yang terusik dengan keributan yang Nani buat mendekat ke ranjang.

" Paris?!!"


Di luar kaca pembatas, Build dan ke 3 anaknya terbangun kaget ketika mendengar pintu ruang rawat terbuka dengan beberapa dokter mendekat ke tempat Paris. Bible dan Nani diminta keluar oleh Boun.

" Dad!?"


Bible menoleh ke arah Build dan anak-anaknya, tidak segan menunjukkan jika ia tidak sekuat yang biasa terlihat hingga Build memberikan sebuah pelukan.


" Paris menangis….dia kesakitan"

Build menoleh ke arah Nani yang berdiri masih memperhatikan apa yang sedang para dokter lakukan terhadap kekasihnya.

Menunggu beberapa lama untuk para medis keluar, menyisakan Gun dan Boun yang keluar paling akhir. Keduanya tersenyum.


" Paris benar-benar sadar…tapi keadaannya masih sangat lemah untuk terjaga lama. Aku memberinya obat, mungkin 1 atau 2 jam dia akan terbangun lagi untuk selanjutnya menyesuaikan diri"

" Sungguh, Hia? Phi?"

Gun mengangguk.

" Sepertinya si Bungsu juga tidak ingin lepas dari ayahnya dan Nani, dia beberapa kali mengigau memanggil kalian. Jadi aku rasa keberadaan Bible dan Nani di sampingnya benar-benar membantu"

Build dan ketiga anaknya mengangguk mereka tentu tahu bagaimana kelakuan Si bungsu yang ketika dia sakit akan mencari ayahnya.

Build juga tentunya tahu bagaimana sang suami benar-benar menjadi ayah yang bisa anak-anak mereka mengandalkan terutama untuk bungsu mereka seorang dari tiga anak yang mereka miliki.

Twins dan Macau membiarkan keluarga mereka ayah dan ibu mereka berada satu ruangan dengan Nani ketiganya memilih pergi untuk sekedar mencari udara di mana maka membawa kedua adiknya pergi ke kuil.
Ketiganya berdoa untuk sesuatu yang terbaik yang bisa mereka dapat adik mereka.

" Dewa begitu menyayangi adik kita"








#kkeut

Yeyyy 1.lagi selesai ..

Eiffel, Part Of My WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang