77

886 87 11
                                    

Suara pedang saling beradu, ribuan anak panah terbang menembaki satu persatu pasukan milik Hong Li Hao. Lian Wei berhadapan dengan Hong Li Hao.

Pedang mereka saling beradu satu sama lain, tidak muncul tanda untuk saling mengalah.

"Tak akan ku biarkan rencana mu berhasil!" ucap Lian Wei dingin.

"Bocah tengik tau apa kau?!"

Srettt...

Lian Wei berhasil memecah konsentrasi Hong Li Hao, satu goresan di lengan kiri Hong Li Hao membuatnya puas. Namun segera Hong Li Hao membalas, dengan sigap Lian Wei menghindari serangan itu.

Dari kejauhan Wang Xuemin berteriak memanggil nama Lian Wei, ia segera menghabisi pasukan musuh agar bisa segera membantu Lian Wei. Li Jiazhen juga Hong Li Song membantu menyingkirkan pasukan musuh di sekitar Lian Wei, agar ia dapat fokus ke satu orang saja.

Hong Li Hao dan Lian Wei masih saling beradu, kedua pedang mereka saling bersentuhan. Dengan pedang Lian Wei sebagai penahan dan pedang Hong Li Hao sebagai penyerang.

"Ini tak bisa kubiarkan seperti ini" batin Lian Wei.

Segera ia mengeluarkan sesuatu dari samping baju zirahnya. Suatu benda yang kecil dan bulat. Ia melemparkannya pada Hong Li Hao. Hingga benda itu meledak dan mengeluarkan asap yang tebal.

Mata tajam Lian Wei yang sudah terbiasa dengan asap tebal seperti ini, seketika bercahaya. Segera ia menukar pedang nya dengan panah. Ia menarik busur itu dan membidik Hong Li Hao. Segera setelah ia memfokuskan diri pada sasaran, anak panah itu di lepaskan.

Anak panah itu menancap tepat di atas jantung Hong Li Hao. Kabut asap perlahan memudar, tetapi Lian Wei sudah terbang berada di atas Hong Li Hao bersiap untuk menusuknya.

Srettt...
Jleb...

"Lian'er!" pekik Jiazhen dan Wang Xuemin.

"Xin'er!" pekik Li Song dan Tiong Wai.

Semua yang mendengar suara pekikan itu menoleh pada sumber suara. Segera Jiazhen dan Li Song menghampiri Lian Wei. Peperangan telah berakhir saat itu juga. Jiazhen dan Li Song memangku Lian Wei.

"A-ayah" ucapnya terbata sambil memegang kedua tangan ayahnya. Lian Wei memandang satu persatu wajah ayahnya, kemudian ia menyatukan tangan Li Song dan Jiazhen.

"Dimasa... depan... kalian harus... akur"

"Aku... sudah mem..bunuh Hong... Li Hao"

"Jangan bicara lagi Lian'er"

"Benar ayo kembali ke camp, kita obati luka mu Xin'er"

"A-ayah aku ti..dak sanggup... lagi..."

"Hati-hati!" pekik Xuemin.

Srettt...
Jleb...

"Yang Mulia, aku akan membawa Lian'er kembali"

"Baik cepat, untuk urusan di sini serahkan pada kami"

Xuemin membawa kembali Lian'er ke camp mereka, suara terompet perang berbunyi, menandakan perang telah berakhir. Pasukan musuh segera mundur dari camp.

Tak lama kemudian Lixin datang menghampiri Xuemin dan Lian Wei. Ia menyuruh Xuemin membawa tubuh Lian Wei ke dalam tenda Lian Wei.

"Yang Mulia mohon anda keluar dulu, saya akan mengobati tuan" ucapnya.

"Sudahlah ayo" ajak Luoyang yang juga ikut mengantar Lian Wei.

Lixin segera membuka pakaian Lian Wei, ia melihat luka yang cukup dalam, segera ia menyeka darahnya dengan kain yang sudah di rendam air hangat. Setelah darahnya di bersihkan, ia menaburkan bubuk obat pada lukanya.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Where stories live. Discover now