BAB IV : Señorita

478 60 12
                                    

"Sikapmu naif tentang pemaknaan sebuah hubungan. Tatapan rapuh itu mengusikku. Entah apa yang kucari kala itu hingga kucoba untuk mengetuk pintumu satu demi satu."

"Ada apa dengan ekspresi itu?" Wonyoung merasa heran dengan ekspresi sambutan yang kedua karibnya berikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ada apa dengan ekspresi itu?" Wonyoung merasa heran dengan ekspresi sambutan yang kedua karibnya berikan.

"Sejak kapan kau dekat dengan pria lain selain Travis, Allen?" Tanya Eliza dengan nada tak percaya sambil sesekali melihat pria dengan alis tebal yang kini duduk di antara kerumunan.

"Aku sedang tidak ingin menceritakannya. Intinya aku sedang kena sial."

"Sialnya dia tampan, begitu?" Decih Eliza dengan senyum miringnya. Gadis berkebangsaan Jerman itu bahkan sempat memukul pantat Wonyoung nakal, sambil mengerling menggoda. Tak lupa senyuman miring yang mencurigakan.

"Biasanya kau suka protes. Kali ini kau diam, jadi kau setuju ya kalau dia tampan?" Eugene ikut menimpali.

"You'll never know how annoying he is." Tukas Wonyoung malas, apalagi ketika mengingat semua hal menyebalkan yang menjadi pembuka awal pertemuan ia dengan si pria Park.

"Kalau begitu kenapa kau membawanya kemari bersamamu?"

"Karena aku malas bolak – balik jika mengantarnya terlebih dahulu. Intinya aku harus bertanggung jawab karena sudah menendang tulang kering seorang skater. Dia atlet." Wonyoung menghela napasnya berat sebelum mengeluarkan biola miliknya.

"How shit!" Eugene menambahkan ekspresi pura - pura prihatin membuat Wonyoung memutar amber nya malas.

"Dengan apa kau akan bertanggung jawab?"

"Aku harus merawatnya sampai sembuh." Pungkas Wonyoung sambil mengedikkan bahunya.

"It's just an excuse, Allen."

Wonyoung kembali membawa fokusnya pada gadis bermarga Scanlen itu. Agaknya sedikit terpengaruh karena yaa... bisa dibilang Eliza memang lebih berpengalaman dalam hal percintaan.

"Kau pikir begitu?" Tanya Wonyoung sedikit penasaran.

"Ya, dia bisa saja istirahat beberapa hari dan berobat ke dokter. Tapi dia lebih memilih dirawat olehmu, apalagi kalau bukan sesuatu."

"Tidak, tidak mungkin seperti itu. Lagipula wajar saja kalau dia memintaku untuk merawatnya,"

"Dia tertarik padamu, and maybe you might get a taste of romance if you let him in."

"Oh ayolah, aku baru mengenalnya kurang dari 36 jam."

Eliza mengangguk, manik abu nya kembali melirik pria yang datang bersama karibnya tadi, "Tapi entah mengapa aku merasa pernah melihatnya di suatu tempat. Seperti di majalah? Ah entahlah..."

"Así es la vida (Itulah hidup). Lagipula kita punya 7 kembaran di dunia," ujar Eugene menimpali obrolan keduanya.

"So you wanna continue with Spanish?" Ujar Eliza sebal. Pasalnya ia bukanlah penutur bahasa tersebut. Lain halnya dengan Wonyoung yang berasal dari Toledo, Spanyol. Begitu pula Eugene, gadis latin lainnya dari Havana.

Milan, I'm in LoveWhere stories live. Discover now