1.1 (KULKAS SERIBU PINTU!)

24 3 0
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA
°°°
PLAGIAT PERGI!!




















°°°
"Dia cantik!, tapi sayang ngeselin plus ngangenin!"














Suara ketukan sepatu seorang gadis yang tengah berlari menyusuri koridor untuk menuju kelasnya terdengar begitu menggema, sehingga banyak pasang mata yang menatap ke arah luar untuk melihat siapakah yang telah membuat suara cukup bising itu?.

Nisya hendak berbelok di belokan koridor menuju kelasnya namun kehadiran seorang guru yang sangat amat Nisya kenali keluar dari kelas 3-2 dan menatap Nisya dengan tatapan tajamnya.

Nisya tersenyum kikuk kepada guru perempuan dengan wajah sangarnya itu dan berlalu dari hadapannya dengan sedikit menundukkan kepalanya untuk menuju kelasnya yang berada tepat di sebelahnya 3-3.

Nisya tidak berlari lagi setelah melihat guru perempuan yang tadi menatap dirinya dengan tatapan tajam, dia adalah buk Irna, yang menjabat sebagai wali kelasnya dan juga waka kesiswaan.

Nisya sampai di depan pintu masuk kelasnya yang terbuka lebar, Nisya menampakkan kepalanya saja dari pintu dan menatap guru yang sedang mengajar di kelasnya dengan senyuman lebar, seolah-olah guru itu akan mengizinkan dirinya untuk masuk.

Guru perempuan dengan perut buncitnya itu menatap ke arah Nisya dengan tatapan bertanya.

"Kenapa telat?" Tanya guru perempuan itu ramah, tidak marah sama sekali padahal dirinya sudah telah hampir 20 menit.

"Anjing saya lahiran buk, jadi sebagai majikan yang baik saya nungguin anak anjingnya buat keluar dari perut induknya" ucap Nisya menatap guru perempuan yang sedang hamil itu menatap dirinya dengan tatapan bingung, sedangkan teman sekelasnya sudah menahan tawa sadari tadi dirinya menyelesaikan pekerjaannya.

"Kamu nggak bohong kan?" Guru perempuan itu bertanya kepada Nisya dengan menatap dirinya penuh dengan tanda tanya?.

"Sumpah!, saya nggak bohong buk" ucap Nisya meyakinkan guru perempuan itu dengan perkataannya serta tatapannya yang terlihat begitu serius.

Guru perempuan itu menggelengkan kepalanya pelan dan mengijinkan Nisya untuk masuk.

Nisya tersenyum senang ketika diizinkan masuk dan mulai melangkah memasuki kelasnya untuk menuju kursinya, namun baru selangkah memasuki kelas tarikan pada tasnya membuat Nisya kembali melangkah mundur, takut dia nanti tali tasnya putus kan bisa berabe dia bawa buku di tasnya yang beratnya melebihi 3 buku paket fisika.

"Kamu telah hampir setengah jam Nisya, jangan main asal masuk, sana ke kantor ambil surat!" Nah kan apa yang Nisya takutkan sadari tadi akhirnya terjadi, wali kelasnya ini membuat Nisya menjadi badmood saja!.

Nisya menggerutu dengan kesal tanpa suara sedikitpun, takut dia dengan buk Irna.

"Tapi kan buk Elpy udah ngijinin saya buat masuk ke kelas buk" Nisya mencari pembelaan, buk Elpy- guru perempuan yang sedang hamil itu hanya tersenyum tipis melihat perbincangan antara murid dan guru itu. Nisya tidak ingin kembali berjalan ke kantor yang jaraknya sangat amat jauh dari kelasnya berada.

"Nisya!" Buk Arni berkata penuh penekanan tidak ingin dibantah.

Nisya memainkan udara dalam mulutnya hingga kedua pipinya yang terlihat tembem semakin terlihat semakin tembem-lucu, sangat lucu, bahkan teman-teman sekelasnya sudah gregetan ingin mencubit kedua pipinya.

"Buk, saya izin ke toilet" suara yang sangat amat Nisya kenal mengalihkan perhatiannya kepada sesosok lelaki tampan yang kini sudah berjalan keluar kelas.

Dia atau Dia?Where stories live. Discover now