22 [After Birthday]

93 0 0
                                    

Menurut hasil penelitian, laut terdalam yang ada di bumi adalah Mariana Trench. Tapi jika ada alat yang bisa mengukur kedalaman hati manusia, dimas ingin mereka mengukur kedalaman hati dimas.

Cinta yang maira berikan untuk dimas, semakin dalam dan membuat dimas semakin kesulitan untuk bernafas saat maira bermain dengan willy.

Maira yang baru sepuluh menit lalu keluar dari kamar dimas, meninggalkan dimas dengan gairah yang masih menyala.

"Pulangnya malam aja", pinta dimas dua puluh menit sebelumnya sambil terus memeluk maira.

"Nggak bisa, udah janjian sama kiki, sama yang lainnya juga, kita mau ngumpul di rumah kiki", ujar maira.

"Please, aku nggak mau kamu pergi", pinta dimas dengan manja.

"Minggu depan kita ketemu lagi sayang", ujar maira.

"Masih lama, kamu kumpul sama mereka minggu depan aja", pinta dimas.

"Dimas aku ketemu kamu tuh seminggu tiga kali, sama mereka cuma seminggu sekali", ujar maira.

"Kita nikah aja ya, biar kita bisa ketemu setiap hari", pinta dimas lagi.

"Memang dimas kira nikah itu gampang, aku juga mau nikah sama dimas, tapi kita perlu persiapan yang matang, nggak cuma seneng-seneng aja, nikah juga ada pahitnya", ujar maira dengan lembut.

Dimas hanya terdiam, dan dengan berat hati dimas melepaskan maira yang bangun dari tempat tidur untuk beranjak ke kamar mandi.

Dimas yang kecewa karena maira tidak menuruti kemauannya, menarik selimut untuk menutupi dirinya.

"Nggak mau nganter aku ke bawah nih", tanya maira yang baru keluar dari kamar mandi, sambil merapihkan bajunya.

Dimas yang terbungkus selimut memilih untuk tidak menjawab maira.

"Ngambek", tanya maira sambil memeluk dimas.

Masih tidak ada jawaban dari dimas, maira kemudian membuka selimut yang menutupi wajah dimas, lalu mencium dimas dengan lembut.

"Aku pulang ya", ujar maira pada dimas.

Dimas hanya melirik maira, lalu membuang mukanya kesamping.

Melihat sikap dimas padanya, tangan usil maira membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh dimas, dan maira bisa melihat tubuh dimas tanpa sehelai benangpun.
Maira kemudian membawa mulutnya menuju willy, dan memasukkan willy ke dalamnya.

"Ahh ahh ahh", rintih dimas.

Maira terus menarik willy jauh kedalam mulutnya sampai willy terpompa penuh, kemudian melepasnya.

"Kamu jangan siksa aku dong", lirih dimas.

"I love you", ujar maira sambil tersenyum dengan manisnya.

"Aku pulang ya", ujar maira lagi.

Dimas akhirnya memeluk maira, dan mencium pipinya.

"Hati-hati di jalan, kalau udah sampai rumah wajib langsung telvon aku", pinta dimas dengan tegas.

"Iya sayang", jawab maira.

Dimas kemudian mencium bibir maira sekali lagi, lalu melepas maira, dan memandangi maira yang keluar dari kamarnya.

Maira yang selama tiga jam sebelumnya ada di peluk dimas, kini meninggalkan dimas sendiri dibawah selimutnya. Dimas kemudian mengeluarkan dua pengaman yang ada di saku celana pendeknya, dan menatap pengaman dengan bungkus biru yang sudah empat bulan lalu dimas beli, tapi masih belum juga terpakai.

Setelah merenungi hasratnya yang menggantung, dimas keluar dari dalam selimutnya, dan berjalan ke kamar mandi, untuk menyalakan shower lalu mengguyur dirinya serta gairahnya dengan air dingin.

After SunsetWhere stories live. Discover now