- XI. Pardon Me?

Começar do início
                                    

"diantara kamu sama Damian, semuanya cuma Fake kan? kalian ngejalanin hubungan hampir delapan bulan dan belum ada cinta sama sekali .. ngaku."

Fuya malahan tersenyum, dia sempat sempatnya menyusuri isi tas dan mendapati lipstick kesayanganya, Belle de Rose Yves Saint Laurent, seakan situasi ini tak mengintimidasi sama sekali, menyadari Fuya yang tak kerap respon, Alia sesekali menggebrak tangan

"Punya mulut gak!!" dia membentak, sedangkan yang satunya masih sibuk memoles bibir, "Ya ampuun .. aku pikir tipikal cewek kaya kamu soft voice loh, ternyata .. ah enggak deh, nanti nyakitin hati."

Fuya kembali menatap Alia, "Kamu pikir aku gak tau? kamu selalu bertindak pengen ngedeketin Damian .. kalau dapat flight bareng dia, aku tau, kamu kirim chocolate bentuk love dari singapur aja aku tau itu dari kamu .."

"gak ada gunanya debat, dan .. berlagak mau nangis kayak gitu Alia, kamu bilang pernikahan aku Fake .. padahal udah belakangan ini, aku sama Mas Damian decide untuk jalanin aja, toh nikah itu berkah dan rezeki."

"and yes .. nothing is fake, we will try and always try to keep up with our love, even if it still getting so much trouble."

"btw, makasih ya udah ngitungin banget, pernikahan aku udah jalan delapan bulan."

Percakapan berakhir dengan Alia yang menangis sembari memalingkan wajah, Fuya acuh-tak acuh dan segera mengeluarkan diri dari restroom.

                    — •

📍LBST |  13.30

"Woii, Ser disini!!" Serena menoleh, melihat Fuya tertawa geli, "Ih bego lo, gw kek orang apa tau sumpah .. gedungnya kan bedaa .. udah banyak di renov!"

"oh iya Fay, gw bingung sih lu awalnya ada kepikiran sekolah ngejar Master di bidang ginian belajar apa lagi? dan pas lo udah dapet gelar BS itu kerjaan lo disini apa aja?"

*.. ceklek..*

"Ah.." Fuya meneguk sekaleng soda, sembari membuat serpihan sampah dia menjawab "Researcher juga, lebih ke asisten Papa, cuma Mrs. Liona bilang ibaratnya kalau gw mau jadi seorang senior dan bener jadi researcher yang eligible di LBST yaa .. gw harus meraih gelar Master di bidang ini."

"pas dulu gw masih Bachelor, nilai gw juga udah diatas standart, makanya cepet keterimanya. gw bersyukur sih .. tapi pas kerja di LBST waktu itu masih kayak junior, gw masih mengamati segala perubahan, reaksi .. ilmu biologi atau sains itu luas Ser, makanya kalau emang mau banget jadi seorang eligible researcher harus benar benar tekun banget."

kepala Serena memang pusing setiap kali mendengar Fuya berbicara, karena bahasanya sangat, ah entahlah jauh dari pola pikir Serena, bahkan Serena sempat ngomel kalau Fuya udah mulai menggunakan kosa kata yang hanya dipahami seorang sastrawan

"Ah begitu toh, btw .. Suami lo beneran ngurus bisnis bapaknya juga? hebat tapi nanti dia makin sibuk dong?"

mengangguk adalah jawaban dari Fuya, "heem, gedek banget gw .. adaa aja yang nemplok."  Serena terbahak, "udah sih, gak usah parno aja .. wajar kalau banyak cewek gatel."

"Suami lo kan ganteng, damn smart, cool pula. jadi kesempatan dia untuk di genitin itu pasti besar.." Fuya mendelik tak senang rupanya, memang, si hensem itu cool, dan pinter banget, cuma dia yang satu satunya bisa skak persebatan Fuya di kehidupan sehari hari

Fuya diam, kakinya tetap berjalan kearah food court tapi otaknya pergi kearah lain, memikirkan apa jadi nanti saat Damian ibaratnya menjadi atasan Camila? dia makin gagah, makin hensem dan cool, pasti makin banyak juga yang suka melimpir ke Suaminya, sebel banget, bisa bisa tensi darah Fuya selalu tinggi kalau begini caranya.

"Emangnya perusahaan yang bakal laki lo jalanin apa Fay?"

"Perusahaan Ekstraktif, kemarin gw coba iseng iseng ngeliat analisis data perusahaannya, gilak ada pencairan sekitar 50 M, dan kalau Damian pinter pinter, mereka bakal dapat 2 kali lipat,"

"keren uga si hensem .." ceplos Serena
"Apa?"

Serena mingkem, dia tak berani melihat Fuya, setelah memanggil Damian dengan sebutan yang sama, 'si hensem' Fuya langsung melirik tajam kearah sohib sehidup-sematinya, "santai bro, chill chill .."

"auah, udah yuk pesen makan laper nih,"

"Fay, lu mau makan apa?"

".. mm, mau makan bento aja deh, minumnya ocha."

Fuya berdiri dekat antrian kasir yang tak begitu padat, hanya ada beberapa orang saja, setelah selesai payment, Fuya dan Serena segera mencari spot duduk dan kembali pada topik perbincangan yang berbeda.

"ohh, jadi mingdep lo bakal dinner sama keluarga lo dan dia juga?" dia merespon dengan anggukan, "bokap-nyokapnya doi gimana sifatnya, sama gak kek si onoh," setelah menyoal, Fuya sejenak terdiam,  berpikir ..

"enggak deh, lumayan jauh, tapi orangtuanya emang asik asik aja sih, Mama della juga gak galak dan bukan tipikal mertua hedon.."

"Papa Will juga dia berwibawa, sama kayak anak lakinya, asik sih .. genetiknya gak pernah gagal, anak keduanya sama ketiganya aja gak kalah ganteng dari Mas Dami."

Serena tersentak, dia mulai sedikit heboh mendengar Damian mempunyai adik, "Haaaahh? namanya siapa? umurnya berapa?"

"kepo luu!!"

Serena berubah jutek, "apasih! gw kan cuma pengen tau!" sembari memutarkan kedua mata, ".. laaahhh"

"iya doi punya adeek, namanya Daniel Van tje Graylance, umurnya beda 3 tahun dari Mas Damian sih, 27.. Kalau yang ketiga namanya Lucane Van den Graylance."

"mau tau plot twistnya enggak? .."

si cewek kepoan satu ini langsung mendekatkan kuping ke bibir Fuya, "Daniel itu sohibnya Jaden.."

"YANG PAKE BAJU BIRU MUDA ITU KAN!!?? yang kata gw bilang kok rada mirip laki lo! TUHKAN, ihhh anjrit."

"Heboohh!! deh!" kata Fuya, dia menyobek sachet mayones dan menuangkannya diatas salad bento, "cakep bangett, tapi lo tau gak kalau ternyata Daniel adeknya laki lo pas awal ketemu Damian?"

"enggak, cuma dulu itukan gw Nikah sama Damian alasannya karena Nyokap gw gak mau ngeliat gw sama Jaden lagi, dia pikir kan Jaden cowok gak bener dan cuma janji manis aja .."

"teruskan gw sama Damian tunangan selama 2 setengah bulanan, itu pas gw tunangan, gw baru tau Daniel itu adeknya ketemu pas dinner bareng keluarga besar Ser."

Serena mengangguk-aguk, dia berpikir sejenak, respon apa yang akan ia kemukakan, "tapi ya Fay, jujur .. lu kesel gak main di jodohin kayak gitu?"

"marah. banget! gw pikir kenapa nyokap gw mau buru buru nikahin gw sama anak dari Client-nya dulu? dia bilang .. umur gw udah 26 lah, Jaden bla bla bla .."

"emang sih ada benernya, tapi .. kenapa harus caranya di jodoh jodohin coba? udah gitu Papa gw setuju, karena Damian itu mapan, orangtuanya juga saling kenal dan mereka mau kita berdua ada hubungan."

"gw sempet mikir, 'gilak di jodoh jodohin? kolot banget gak sih?' huufftt.."

  SELCOUTH .Onde histórias criam vida. Descubra agora