Gak! Bukan gue yang aneh, tp cowo gue yg aneh! Bayangin ya, betapa tebelnya kesabaran gue punya cowo yang dinginnya melebihi suhu dingin di Kutub Utara. Gak juga sih. Dia sebenernya care, cuma gak keliatan aja. Belom liat aja lo gimana dia lagi mode...
"Iya juga, itu emosi namanya. Ya, tapi emang aku lagi emosi sama si tiang itu tuh!"
"Cokelat atau es krim?" - Coups.
"Es krim cokelat," gue senyum.
"Tunggu disini," - Coups.
"Kenapa sih teriak-teriak gitu? Masih pagi loh ini," - Bang wonwoo.
"Itu si tiang! Eh, abang mau kemana?"
"Gak kemana-mana, ini barang gak pernah dipake yang ada di lemari gue. Mau gue buang di depan," - Bang Wonwoo.
"Oh, kirain abang mau pergi."
"Es krim cokelat," Coups senyum sambil naruh mangkok es krim di depan gue.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Wah! Makasih, kamu baik banget sih" gue senyum ke dia.
"Sama-sama," Coups juga senyum ke gue.
"Oh iya, mumpung gue inget. Kemaren Caca nemuin gue di ruangan," - Bang Wonwoo.
"Ngapain??"
"Sstt! Biar gue ngobrol sama Coups dulu," - Bang Wonwoo.
"Oke," gue lanjut makan es krim.
"Kemaren Caca nemuin gue di ruangan. Dia tanya gue, itu undangan yang dibagiin ke karyawan kantor punya siapa? Gue jawab aja, itu punya lo sama Hani" - Bang Wonwoo.
"Terus?" - Coups.
"Jangan nguping," Bang Wonwoo nutup kuping gue.
"Dia atau lo yang bilang gitu?" - Coups.
"Ini si Hani nguping," - Bang Wonwoo.
"Hani kemaren pergi sama gue, gimana dia bisa nguping?" - Coups.
"Yang, bisa gak lemotnya tuh nanti aja? Maksud abang, sekarang aku gak boleh nguping pembicaraan kamu sama abang."
"Nah itu! Oke lanjut. Terus si Caca pergi gitu aja, tanpa permisi. Sama bosnya loh. Gak sopan banget kan?" - Bang Wonwoo.
"Iya udah. Asal dia gak macem-macem, gue gak masalah" - Coups.
"Gitu aja respon lo?" - Bang Wonwoo.
"Ya terus, lo maunya gue gimana? Nemuin dia terus rundingan biar dia gak macem-macem gitu?" - Coups.