THE TRUTH ABOUT FREEN part1

943 88 3
                                        

Author's POV
At Chiang Rai

Mobil mewah putih merk BMW Seri 7 membelah sudut jalan Kota Chiang Rai. Salah satu kota terbesar Thailand yang terletak di sudut paling utara Thailand. Kota ini berada sekitar 860km lebih dari kota Bangkok. Bisa diakses melalui jalur darat maupun udara.

"Istrahatlah, masih ada waktu 30 menit untuk tiba ditujuan. Di pesawat tadi kau tidak istrahat sama sekali." Saint menegur Freen yang tampak diam saja sejak tadi dan lebih memilih memandang ke arah luar jendela mobil.

"Aku tidak mengantuk." Jawab Freen dengan cuek. Freen merogoh handbag miliknya dan mengeluarkan benda berbentuk kotak dengan case bunga tulip. Dibukanya kotak tersebut dan mengambil benda kecil putih untuk dipasang di kedua telingannya.

"Kau masih kesal karena aku memposting semua foto foto kalian?" Saint melepaskan salah satu airpod dikuping kanan Freen. Berharap Freen mau mendengarkan dan berbicara dengannya.

"Aku tidak berhak marah kan? Aku hanya artismu yang bisa kau kendalikan sesuka hatimu. Aku protespun kau tidak akan mendengarkan pendapatku." Freen memasukkan kembali airpodnya ke dalam casenya. Kemudian menurunkan kacamatanya yang bertengger dikepala, memposisikannya tepat berada di matanya. Freen menyenderkan tubuhnya ke kursi dan bersedekap dada.

"Kondisinya mendesak Freen. Kau tau itu"

"Aku akan tidur. Sesuai perintahmu." Freen tidak menggubris pembelaan Saint.

Saint hanya bisa menghembuskan nafas dengan kesar melihat sikap freen yang cuek terhadapnya. Dia tau saat ini Freen sangat kesal padanya karena dia telah memerintahkan buzzer untuk memposting seluruh foto-foto candid Freen dan Becky saat di taman bermain. Bahkan foto saat mereka berciuman tanpa seizin Freen. Sulit bagi Sainta untuk memberikan pengertian pada Freen yang telah tersulut emosi. Mungkin dia akan berbicara dan menjelaskan semuanya saat suasana hati Freen membaik. Saat ini Saint hanya perlu fokus untuk menepati janjinya pada Freen. Mempertemukan Freen dengan seseorang yang sudah sejak lama dicarinya.

--------

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 30 menit lamanya dari bandara kota Chiang Rai, akhirnya mobil BMW7 putih itupun tiba di salah satu desa Chiang Rai. Tampak sebuah bangunan besar yang masih mempertahankan gaya arsitektur kunonya namun terlihat masih kokoh. Warna cat bangunannya sedikit memudar tapi tidak memberi kesan terbengkalai karena area taman depan yang sangat terawat dengan bunga bunga indah yang mulai bermekaran menghiasi taman. Memberi kesan sejuk dan menenangkan bagi siapapun yang memandangnya.

Saint mengingatkan Freen untuk menutupi wajahnya dengan masker dan kacama hitam serta topi. Akan jadi berita heboh jika seseorang mengenali Freen. Saintpun melakukan hal yang sama. Meski dia tidak berada di depan layar, orang-orang cukup mengenali wajah Saint sebagai pengusaha muda yang sukses dan tampan.

Freen tertegun saat melihat tulisan pada bangunan tersebut. 'Rumah Sakit Jiwa Chiang Rai'

Tangannya bergetar, kedua matanya berkaca kaca. Tubuhnya menegang. Kedua kakinya seakan terpatri. Tidak mampu melangkah.

Saint merangkul bahu Freen dan menepuknya pelan. Dia menyadari keterkejutan Freen.

"Ini alasan kenapa aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendiri Freen."

"Kkkk...kkaaaauu tidak salah tempatkan Phi? Kita hanya mampir?" Freen masih berharap bahwa tempat ini bukanlah tujuan akhir mereka sesungguhnya.

"Nong, kau ingatkan ucapanmu sebelumnya? Kau berjanji padaku bahwa kau akan menerima kondisi beliau dan hal itu tidak akan mempengaruhi hidupmu." Freen memutar tubuh Freen agar menghadap ke arahnya. Ditatapnya kedua mata hitam yang terlihat sendu dan memerah itu. Terlihat cairan bening dipelupuk mata tersebut.

ITS NOT SAME ANYMORE (END)Where stories live. Discover now