- X. Partner Job

Mulai dari awal
                                    

"Kamu setuju untuk jadi Manager di perusahaan Papa? and how about your Pilot carier?" sembari berjalan, menempatkan diri dan menyilang tangan, ".. Any problem?"

"are you dumb or an idiot?? it's a yes or no question!" sikapnya yang terus mengulur waktu membuat Fuya geregetan dan mengeluarkan sebuah bentakan

"Iya, saya setuju sama tawaran Papa."

Sebel! maksud dia apasih? mengambil keputusan tanpa Istri tahu? Damian mewajibkan Fuya untuk berdiskusi tentang segala urusan dan keputusan, wajar karena Damian adalah Suaminya, tapi ketika Damian membuat keputusan, dia tak ada kompromi dengan Fuya seperti biasanya

Masalahnya, perusahaan yang Damian ikut jalankan sedang bekerja sama dengan perusahaan pak Raga, bokapnya Camila!! sebel, waktu itu Fuya gak sengaja ketemu Lora di Australia saat dinner bareng, dan ternyata Lora adalah sepupu dari pemilik acara di kapal pesiar itu dan sepupunya doi itu chilhood-friendnya si Damian!

terus Alia, inget kan? yang selingkuh dari Damian gara gara truth or dare, goblok nya kebangetan. Di acara tadi dia ketemuan lagi sama Alia karena pak Andre kerabatan sama saudara dari bokapnya Alia, BISA GILAAAKK!? kenapa sih harus pada kerabatan gini! sebel! mana tiap ketemu Damian pada gatel terus lagi!

Is it necessary for certain women to purposely taking someone's man attention? well let's just call them a dehydrated bitch who wants My Man's attention!

"Masalahnya bukan pada saya membuat keputusan tanpa persetujuan kamu, tapi .. you knew Camila is going to be my partner, sebagai bawahan saya walaupun dia juga seorang Manager di Kinmiles."

Penggempur rasa panas di kepala Fuya sudah mencapai titik klimaks sehingga dia bisa saja meledak sekarang juga, "Can you stop? nyambungin saya sama ex Mas or your bimbo basecamp girl! saya cuma mau tau aja, kenapa buat keputusan ini gak ada kompromi sama saya!" intonasinya berubah lebih membentak dari awal

"lower your voice."

Fuya menggertak tangannya di meja, "Mas tuli!?" dia membalikkan kata kata yang sering tercetus ketika Damian tak mendapat respon dari Fuya, lelaki dihadapannya menggeleng kepala memijat pelipis dan menghela

"Sayang .. Saya minta maaf, tapi tujuan saya mengiyakan tawaran Papa karena Papa bilang dia ngepercayain semuanya sama saya, lagi pula saya gak setiap hari dalam sebulan ada penerbangan."

"so .. i agree to help my father's company, and Im also sorry not to inform you that my father's company are working out with pak Raga's, and that mean i shall work together with Camilla as my job partner."

Sauh kesal terdengar jelas, pening kepala Fuya, kenapa jadi banyak yang berlalu lalang begini? kalau memang benar mereka hanya sebatas partner job, kenapa Fuya khawatir banget, Moodnya turun

tapi dia berhasil mengembalikan kembali Mood cerianya dengan berendam, memasukan bath bomb berwarna ungu, dia memikirkan semuanya,

'kenapa gw jadi concern sama kesetiaan Suami gw ya?'
'is it because how our marriage start?'
'iya sih, but why all of that girls are getting on my skin? and why do i feel like i wanna care so much for those desperate girl!?'

Fuya melepas semua keraguan, dan menutup mata sejenak, menikmati air hangat yang menyelimuti seluruh tubuh

                                     —   •

*sreek ..*

okay well, Fuya is trying her best and talk to her Husband without biting his head off. Suara handle pintu kamar mandi terbuka, Fuya hadir dengan penampilan sleeping gown berwarna lavender gray, 'lower your voice, tahan amarah, EUGH!' dalam benaknya

belum bicara, namun pantulan sang Istri yang muncul pada cermin cukup untuk membuat Damian mengacuh kursi untuk berhadapan dengan Fuya, 'why do i feel goosebumps?'

Fuya tahu jelas pandangan Damian bukan terlekat pada wajahnya, melainkan ..

"Mas .. saya mau lanjut nge-achieve Master di bidang Biology."

"karena saya baru jadi seorang Bachelor, Mrs. Liona bilang kalau saya belum oke untuk benar benar menjadi researcher profesional di LBST (Laboratory of Biological Science and Technology) .. dan sebagai researcher yang ibaratnya senior, jika saya masih seorang Bachelor, karena selama ini ibaratnya saya baru jadi asisten, dan masih mengamati.."

"jadi .. boleh gak saya lanjutin pendidikan di bidang biologi? saya mau ambil kelas khusus ambil beasiswa biar bisa masuk LBST. Mrs. Liona saranin saya untuk daftar Master of Research di MedSci Tech Tower."

Damian merebahkan punggungnya, kakinya disilangkan, dia menutup buku agenda yang sedang di buka sembari berpikir, "hmm .. saya mau nanya,"

"Di umur 18 sampai 24 Kamu kan sudah nge-achieve gelar L.L.B¹ dan L.L.M² di Stanford , dan raih online program B.Sc.³ di pertengahan nge-achieve Master di bidang Law .. itu gila banget jujur aja, karena Saya yang achieve B.B.A⁴ dan ngejar sekolah Pilot aja udah muak banget"

"tapi .. seems like being a hot, beauty, and brainy is an obsession to you, .. kamu, mau raih Master di Biology untuk apa? demi dirimu sendiri, ego, atau emang it's your other goal?"

1. L.L.B (Bachelor of Laws)
2. L.L.M (Master of Laws)
3. B.Sc (Bachelor of Sciences)
4. B.B.A (Bachelor of Business Administration)

Fuya terududuk, sementara otaknya bekerja untuk berpikir, ada satu jawaban yang tercetus dalam kepala, jawaban ini tulus tanpa adanya tekanan dan memang benar pure keinginan dari diri sendiri ".. hmm.."

"sebenernya dulu itu saya pengen banget ikut Mama jadi Lawyer dan ikut ngurusin Hotelnya Mama, disatu sisi interest saya pengen ikut Papa jadi seorang researcher. lagi pula pas SMA saya masuk ke IPA dan berhasil mendapat nilai Ujian tertinggi, .. jujur aja, saya pengen punya double job yaaa, cause i think why not?"

"in fact i really enjoy living both in between biology and law, i just .. love it and enjoy it."

"Ravenzi juga, dia masuk ke sekolah yang saya join tahun silam, well i don't know .. mungkin dia bakal ambil masa masa awal jadi researcher untuk beberapa tahun atau mungkin juga dia mau ambil kelas kedokteran,"

"but .. whats important is, i wanted to continue, saya mau terus berilmu.."

dia sejenak merebahkan punggungnya, hening tak ada suara, memikirkan suatu keputusan demi bersama, "Fusca, kamu tau kalau Mama pengen banget kamu nurun menjadi pengurus Bellathe .."

"dan saya bilang kayak begini, bukan karena berpihak ke Mama .. tapi apa yang dia bilang ada benernya, kasian juga kamu. Sudah cukup menurut saya walau kamu kerja di LBST sebagai ibaratnya asisten pribadi Papa doang.."

"saya takut, kamu malah kewalahan, mau terima jadi General Manager dan Researchers senior at the same time, saya paham .. paham sekali, kamu punya capability yang luar biasa.."

"tapi, Fusca, tolong .. pikirkan dirimu sendiri juga .."

  SELCOUTH .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang