31 - Menyesal?

116 11 1
                                    

"Kita selesai, Ga."

Hati Raga bergemuruh mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Zahra. Raga memang marah, namun tak pernah terpikirkan mengeluarkan kata itu pada Zahra karena cowok itu juga tidak mau semudah itu putus.

Namun, Raga membiarkan saja Zahra berkata demikian. Ia memilih tetap melanjutkan langkahnya tanpa berniat menoleh apalagi membalas ucapan gadis itu.

"Zahra mana?!" tanya Erlan saat Raga baru saja datang menghampiri Erlan dan Vico.

Raga hanya membalas dengan mengendikkan bahunya.

"Goblok, kita yang bawa Zahra kesini! Dimana dia? Kan tadi lo samperin!" Vico juga ikut panik.

"Ya itu tanggung jawab kalian kan berarti. Gue nggak ikutan. Gue balik!" ujar Raga tak peduli dan malah meninggalkan kedua temannya.

*****

Zahra terduduk lemas dipinggir jalan. Tatapannya kosong. Namun tetap saja gadis itu tak menangis sedikitpun. Zahra juga bingung mengapa dengan mudahnya ia mengatakan kalimat itu padahal mereka berjanji tidak akan mengeluarkan kalimat itu meskipun masalah yang dihadapi sangat rumit.

"Ra, lo kenapa?" Sheza dan Rean yang baru saja datang untuk menjemput Zahra ikut panik menatap Zahra yang seperti patung hidup.

"Gue pulang ya, She." ucap Zahra yang membuat Sheza bingung.

"Iya kita pulang sekarang ya. Ayo balik hotel dulu," ujar Sheza sembari memapah Zahra dan masuk ke taxi yang Sheza tumpangi bersama Rean. Sheza memang tak ikut untuk menonton pertandingan Raga melainkan gadis itu mengantarkan pacarnya untuk proyek. Sheza mempercayakan Zahra pada Erlan dan Vico namun kedua manusia itu tak terlihat sama sekali yang membuat Sheza geram.

Zahra mengikuti Sheza untuk naik mobil. Gadis itu hnya diam sejak tadi yang membuat Sheza semakin khawatir.

"Ra, lo kenapa sih? Ada apa? Coba cerita sama gue." ujar Sheza khawatir.

"Gue pulang ya, She." Lagi-lagi hanya kalimat itu yang terucap dari mulut Zahra.

"Iya ini kita kan mau pulang ke hotel." jawab Sheza.

Zahra menggeleng, "Gue mau pulang ke Jakarta nanti malam."

"Hah? Apa sih, Ra? Kita disini masih 3 hari." ujar Sheza terkejut.

"Maaf, She. Lebih baik gue ke Jakarta aja. Gue mau fokus ngerjain laporan HIMA aja."

"Apa yang terjadi sama lo? Raga ngapain lo?"

Zahra diam dan tak mau menjawab. Sementara jari-jari Sheza mulai mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.

Sheza Gracia : Temen lo ngapain Zahra, anjing? Gue nggak akan maafin lo sama Vico kalo terjadi apa-apa sama Zahra!

******

"Ra, lo serius mau pulang sekarang?" tanya Sheza sendu saat melihat Zahra yang membereskan koper milik gadis itu.

"Maaf ya, She. Gue nggak bisa nemenin lo lebih lama lagi disini," ujar Zahra tak enak hati.

"Sebenernya ada apa sih, Ra? Lo serius nggak mau cerita ke gue? Setidaknya biar gue tau apa yang terjadi sama lo tadi, Ra. Gue khawatir sama lo,"

Zahra semakin tak tega menatap raut wajah Sheza. Akhirnya gadis itu menghentikan aktivitas beberesnya dan duduk di sebelah Sheza.

"Gue selesai sama Raga, She." ujar Zahra.

Raut terkejut sangat jelas tergambar di wajah Sheza.

"Serius? Kenapa?!"

"Kita udah nggak bisa dilanjutin. Raga nggak mau denger penjelasan gue dan dia udah ngeduain gue. So, nggak ada yang bisa dipertahanin lagi,"

ZAHRAGA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang