MB-W(?). 14

988 75 11
                                    

Kembali lagiii....

Author POV

"Jadi gimana ? sudah ada kemajuan?" Tanya seorang pria yang mengenakan jaket kulit berwarna hitam. 

"Info dari tim lapangan, kelinci mulai bergerak Pak." Sahut pria yang lebih muda. 

"Pantau terus jangan sampai lengah. " 

"Tim 1 sudah dapat surat penangkapannya?"

"Siap sudah Pak." 

"Bagus Tim 1, langsung menuju lapangan. Tim 2 tetap awasi pergerakannya." 

"Baik Pak." 

Yang lebih muda bergegas berlari keluar ruangan.  Sementara pria berjaket kulit itu, berjalan kearah sudut ruangan. Menghampiri pria lainnya yang sedang menatap keluar jendela.

"Jangan ngelamun terus. Sebentar lagi semuanya selesai." Ucapnya. 

"Gue kangen anak-anak." 

"Kalau penangkapan hari ini sukses lusa gue udah bisa buat konfersi pers, dan paling lama senin depan lu udah bisa pulang." 

"Thank Fredd, berkat bantuan lu, kita bisa nangkep pembunuh Anggara dan keluarganya." 

Ya, Pria itu Freddy dan Samuel. Keduanya teman dekat Anggara sejak masa SMA. Dan setelah berita tentang Anggara mencuat, mereka bekerja sama untuk mencari dalang dari kematian teman nya. 

Berbekal pekerjaan Samuel sebagai detektif, semakin mempermudah jalan keduanya. 

Penangkapan Freddy pun mereka lakukan sebagai skenario untuk memancing dalang utama dalam kasus pembunuhan ini. 

"Jason itu kalo nggak salah sepupunya Anggara kan?" Tanya Samuel. 

Freddy mengangguk samar. "Dari awal kasus ini gue udah curiga sama dia, soalnya berapa hari sebelum kejadian Anggara sempet telepon gue dan bilang lagi-lagi Jason ngancem dia."

"Karna warisan Kakek mereka itu?" 

"Iya, apalagi lo tau sendiri kan gimana gak akurnya mereka dari jaman sekolah dulu."

Brakkk

"Pak!!" Pekik seorang pria yang baru saja memasuki ruangan. Napas nya terengah-engah "Pak sepertinya tersangka sadar sedang diikuti."

"APA?!!" Teriak Samuel. "Gimana sih? kenapa bisa sampai ketauan gini? Kabari Tim 1 dan 2, langsung eksekusi sekarang!!" 

Pria itu pun bergegas mengeluarkan ponselnya dari saku, dan setelah menekan layarnya beberapa kali suara dari line seberang pun mulai terdengar. 

"Lapor, kami kehilangan jejak tersangka. Arah pelarian ke Selatan, kami masih berpencar, tolong kirimkan bantuan segera." 

"Sial!! Kalo kayak gini bisa sia-sia semuanya!!" Pekik Samuel. "Minta unit kejahatan 1 buat turunin personil mereka." 

"Baik Pak." 

"Sam, Jason gak bakalan ngapa-ngapain keluarga gue kan?!" Tanya Freddy mulai panik. 

Pasalnya berita penangkapannya langsung dirilis saat itu juga, dan bukan tidak mungkin jika Jason akan menyadari skenario yang mereka lakukan ini. 

"Lo tenang aja, gue udah minta anak buah gue buat mantau terus sekitar rumah lo." Sahut Samuel. Walau dirinya pun mulai merasakan kegelisahan yang sama.

"Sam apa kita hentikan aja semua nya? Gue takut Jason nekat, anak-anak gue masih kecil, mereka gak tau apa-apa." Lirih Freddy. 

"Jangan gegabah, kita udah sejauh ini." 

"Tapi anak istri gue yang jadi taruhannya!!" 

"Lo pikir setelah kita berenti disini, Jason bakalan ilang gitu aja?! Ada jaminan dia gak akan ngincer kita?! Nggak kan?!" Sahut Samuel. 

"Satu-satu nya jalan sekarang, kita harus segera nangkep dia, sebelum dia ngelakuin hal yang lebih gila." Lanjutnya.

"Pak tersangka terpantau memasuki kawasan perumahan Cempaka Indah." Ucap Seorang Pria yang baru saja masuk.

"A-Apa?!! Siall!! itu tempat tinggal gue Sam." Pekik Freddy. dan tanpa menghiraukan teriakan Samuel ia berlari keluar ruangan. Tujuannya hanya satu, rumahnya. 

Samuel pun mengejar Freddy, menarik pergelangan tangan sabahatnya itu. " Masuk." Begitu sampai di samping sebuah mobil. 

"Gue bawa lo kesana, tapi lo jangan gegabah, tunggu di mobil, biar gue sama tim gue yang turun." Lanjutnya. 



......

Fia POV 

"Panas Kakak Hikss.." Rengek Kak Ezza. 

Bocah itu sudah dua jam terus merengek. Akibat pemadaman listrik sejak sore tadi, dan sampai sekarang jam 7 malam, lampu masih belum menyala. 

Berbekal sebuah lilin putih, kami terpaksa tidur diruang tv beralaskan karpet, karena di kamar sangat panas. 

Dan Kak Ezza tidak mau berenti merengek. 

"Iya ini kan dari tadi juga Kakak kipasin." Sahut Kak Brian, meski remang-remang aku bisa melihat dia cukup kesal meladeni si manja satu itu. ck padahalkan aku yang paling kecil disini, meski hanya badannya saja. 

"Kok Mami lama banget ya." Ucap Kak Devan. 

Oh ya kalau di pikir-pikir sudah hampir sejam Mami dan Kak Broery pergi ke minimarket. Tolong jangan salahkan aku harus membuat mereka pergi malam-malam begini. 

Salahkan saja tubuh yang kutempati ini, tidak bisa tidur kalau tidak minum susu, dan sayang nya ternyata susu yang selalu ku minum sudah habis. 

"Bentar lagi pulang." Sahut Kak Brian, masih terus mengipasi Kak Ezza. 

tok..tok..tok...

Suara ketukan pintu membuat kami mengalihkan atensi kearah pintu rumah. Karena tidak biasanya ada yang bertamu dijam segini. 

klek

"Mami." Pekik Kak Devan, ia berlari kearah pintu rumah, namun di pertengahan jalan langkahnya tertenti, ia mematung menatap siulet seorang pria yang berdiri tepat di depan pintu yang sudah terbuka. 

Selangkah pria itu maju, dan selangkak Kak Devan mundur. Entah mengapa aku merasa tidak asing dengan pemandangan ini, seolah pernah mengalaminya, tapi sialnya aku tidak ingat. 

Kak Brian reflek berdiri menghampiri Kak Devan, sementara Kak Chalix memeluk aku dan Kak Ezza di kiri kanannya. 

"C-Cari siapa?" Tanya Kak Brian, ia menarik Kak Devan kebelakangnya. 

Pria itu tak menjawab, ia malah melangkah semakin dekat, hingga jarak nya dengan Kak Brian hanya tinggal beberapa langkah saja. 

"Nih kue dari Mamake, buat para bocil." Ucapnya sambil menyodorkan plastik. 

"ck dacal!!" Gumamku, aku sudah deg-degan ternyata malah manusia rusuh tetangga sebrang rumahku, Ganesh.

"Makasih Kak." Ucap Kak Brian. 

"Mama kalian mana?" Tanyanya. 

"Lagi keluar beli susu." Sahut kak Brian lagi.

Ganesh hanya mangut-mangut, berjalan lebih dulu dan duduk di sofa tanpa permisi. "Karena gue baik, jadi gue temenin kalian disini." 

Sementara Kak Brian yang baru menutup pintu kembali duduk di karpet, di ikuti Kak Devan. 



Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Nov 10, 2023 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

Menjadi Bayi - Why (?) HIATUSDove le storie prendono vita. Scoprilo ora