Ana yang mendengar itu tak mau kalah, ia juga ikut berteriak "SIAPA SURUH JARANG PULANG, SEKALIAN AJA GAK USAH PULANG-PULANG, BIAR NANTI ANA KABUR KE MADURA GARA-GARA KESEPIAN" jawabnya sebelum akhirnya mobil meninggalkan pekarangan rumah.

"Maafin Ana bang, Ana gak bermaksud berbohong.... Ana cuma gak mau jadi Adik yang lemah, mengandalkan latar belakang abangnya demi berhenti di bully. Ana hanya ingin tau apa akar permasalahan dari semua kejadian di sekolah itu" gumamnya

"Husshhh" Gina datang mengagetkannya "kok ngelamun sih, baru juga ditinggal bentar"

"Eehh lo udah mesennya?"

"Udah, samain kayak gue kan"

"Iya"

"Gimana?" Tanya Gina

"Hmm, seperti yang lo tau, Sampai detik ini topik gosip disekolah masih tertuju pada gue, lebih tepatnya pembulian" ujar Ana pada gadis didepannya

"Tapi gue liat-liat lo kayak biasa aja ngadepinnya?" Tanya Gina membuat Ana heran dengan pertanyaan itu

"emangnya Menurut lo gue harus gimana?" Tanya Ana balik

"Yaaa gak gimana-gimana sihh, cuma setau gue biasanya kalo orang dibully itu dia lebih ke kayak takut, khawatir, bingung mau ngapain, bahkan kadang sampe stres yang sampe gila juga ada tau" jelasnya membuat Ana tertawa kecil

"Kok lo malah ketawa sih, atau jangan-jangan lo___" Gina memberhentikan omongannya membuat Ana menautkan kening bingung

"Jangan-jangan apa Gin?"

"Ta lo kalo mau cerita, cerita aja sama gue, jangan dipendam sendiri, gue gak tanggung jawab ya kalo tiba-tiba ada kabar lo mati bunuh diri" ujar Gina antusias membuat tawa Ana pecah

"Hahahaha"

Gina bertambah haran "Ta, are you okeyy?"

"Okey-okey i'm okeyyy" jawabnya setelah kembali tenang "lo sih berlebihan pakek bawa-bawa bunuh diri lagi" ujar Ana

"Habisnya lo___"

"Giinn, pikiran yang kayak gitu adalah pikiran orang-orang yang bodoh, orang-orang yang menggantungkan hidupnya hanya pada satu lingkungan, pikiran orang-orang yang sempit, orang-orang yang gak mau mencari kehidupan lain, kehidupan yang lebih menyenangkan yang bisa berbuat sesuka hati. Dan orang yang berfikiran seperti itu adalah orang yang tak bisa melihat luasnya dunia, luasnya ciptaan Tuhan, dia bunuh diri karena ia merasa bahwa orang yang membulinya itu adalah orang yang akan terus hadir dalam kehidupannya, sehingga memungkinkan ia menilai bahwa 'masa depanku saja sudah membenciku, lantas bagaimana aku bisa bersamanya dengan kebahagiaan', padahal jika di pertimbangkan, dunia yang begitu luas ini, masih banyak bahkan sangat banyak sekali orang-orang yang mau peduli dengannya, mau berteman dengannya, berbaur dengannya dan sebagainya" jelas Ana disertai senyum kecil nan manis itu dengan pandangan kosong lurus kedepan

"Lo keren sangat keren" Gina memuji dengan kedua tangan menopang dagu memandangi Ana dengan mata yang semakin sipit karena terlalu lebar tersenyum

"Dan Gin, harus lo tau sesuatu yang paling pertama membuat gue tenang santai dan insyaallah selalu kuat adalah Tuhan gue, gue bahagia ketika gue curhat kepadanya sebelum akhirnya gue curhat kepada makhluknya" lanjut Ana membuat senyum Gina berlahan luntur, ia terdiam seperti mencerna apa yang Ana katakan, otaknya mulai memutar fakta, mulai kembali mencerna, bertanya dimana sebenarnya kebenaran berada.

KAGGARA: I Want To Own The WorldDonde viven las historias. Descúbrelo ahora