21. Kembalilah

61 27 10
                                    

"Percayalah aku akan terus berusaha mencaritahu bagaimana cara agar kamu kembali mencari tuhanmu"

______________________________________

"Hallo Ta, udah lama nunggu" sapanya membuat sang empuh menoleh refleks

"Iyaa lumayan sihh"

"Gimana? ngobrolnya mau disini aja?" Tanyanya lagi sembari duduk disamping Ana

"Terserah sih"

"Ke resto deket rumah sakit aja yukk, disana juga ada taman, kayaknya kalo ngobro di sana lebih seruu" ajaknya

"Deket rumah sakit?" Tanya Ana bingung

"Iyyaa... rumah sakit yang kemaren kita pernah ketemu"

"Oohh yaudah deh yokk, lo bawa mobilkan?" Tanya Ana

"Iyaa... gue tau lo pasti dianter supir kan" tebaknya lalu beranjak dari tempat duduk diikuti Ana

"Iyalah, secara gue baru di Jakarta, jadi masih hati-hati aja takut sesat" ujarnya

"Anak mami lo yaa" ledeknya

"Gak yaa... enak aja" jawab Ana tak terima, lalu memasuki mobil.

Gina melajukan mobil dengan kecepatan sedang, karena jarak taman sekolah ke arah rumah sakit tidak terlalu jauh, jadi mereka hanya butuh waktu sekitar sepulun menit untuk sampai di restoran itu.

****

"Izin mau kemana An?" Tanya abangnya

"Ketemu sama temen banggg" jawabnya malas, pasalnya abangnya seperti tak mengizinkannya pergi

"Kamu tu baru kenal sama orang-orang disekolah, jangan mudah percaya___"

"Siapa yang mudah percaya, orang Ana cuma mau ketemu, mau cerita-cerita doang"

"Kenapa gak diajak kerumah aja, biar sekalian kenalan sama abang?"

"Gak" jawab Ana singkat sambil memasang sepatunya

"Kenapa gak, temen kamu harus tau kalo kamu itu adeknya abang, Ana" ujar Zein berjalan menuju Ana

"Ana gak mau baaanggg" jawabnya

"Kamu ada masalah di sekolah hmmm?" Zein mulai curiga dengan adiknya itu.

"Ana gak ada masalah abangg, Ana cuma gak mau di puji-puji di sanjung-sanjung hanya karena Ana Adik dari ketua osis, seorang yang cerdas, berprestasi, idola cewek-cewek" jawab Ana kesal membuat Zein tertawa kecil.

"Bagus deh kalo kamu tau latar belakang abang" jawabnya sombong

"Gak! Gak bagus samasekali" jawabnya jutek lalu meninggalkan Zein

Zein yang melihat itu langsung mengejar dan menarik tangan Ana "Ettt et et, tunggu dulu, siapa bilang kamu harus berangkat sendiri, wajib dianter"

Ana memutar bola matanya malas dan melepas cekalan tangan Zein "iyya diantar supir" tekannya

"Hisss sensian amat" sahut Zein tak di hiraukan Ana "DEK, KAMU TU HARUS NYA SENENG LIAT ABANGNYA PULANG BUKAN MALAH DITINGGALIN" teriaknya

KAGGARA: I Want To Own The WorldKde žijí příběhy. Začni objevovat