19 [Sweet of her]

122 0 0
                                    

Dina membiarkan dimas makan siang dengan keceriannya kembali, akan ceritanya soal maira.

Memilih untuk mengesampingkan persoalan zahra, adalah jalan yang dimas ambil supaya tidak merusak cerita bahagianya akan sosok maira.

"Oh ya, maira juga suka dimas jadi diri sendiri, terus dimas cuma boleh manja sama maira, sama yang lain nggak boleh", ujar dimas yang masih enggan mengakhiri pembicaraan tentang maira.

Perasaan dina menjadi tenang, karena adiknya jatuh cinta dengan perempuan yang juga menyayanginya.

"Ini kali pertama untuk aku mbak bisa ketemu cewek yang bisa terima aku karena aku, bukan karena aku anak mami mita", ujar dimas pada kakaknya.

"Masa, ratih sama kinan nggak kamu hitung", ujar dina dengan nada sangsi.

"Mbak belum ketemu maira sih, dia itu beda, dia spesial", ujar dimas sambil tersenyum.

Melihat dimas dengan atusias tinggi saat bercerita soal hubungan yang ia jalin dengan maira, membuat dina akhirnya memberikan kulit ayam gorengnya pada adiknya yang terlihat bahagia.

"Terus kamu udah kasih kado apa aja buat maira", tanya dina pada dimas.

"Belum kasih apa-apa, makan juga kita bayarnya patungan", jawab dimas.

"Kenapa", tanya dina dengan raut wajah heran, karena biasanya dimas sangat royal.

"Nggak mau mairanya, malah aku dimarahin", jawab dimas

"Dimarahin gimana", tanya dina.

"Ya dimarahin gini, dimas orangtua kamu tuh susah payah cari uang, jangan hambur-hamburin dong, hargain jerih payah orangtua kamu", ujar dimas sambil menirukan gaya bicara maira.

Mami mita dan dina yang mendengar ucapan dimas langsung tertawa.

"Maira bener dek, mami sama papa kerja dari pagi sampai malam untuk biayain kamu, jadi kamu harus hargain", ujar dina.

"Makasih ya mi", senyum dimas pada maminya.

"Sama-sama dimas", jawab mami mita.

Begitu dimas ingin membuka mulutnya lagi, ringtone handphonenya berbunyi, dan yang menelvon dimas adalah kekasihnya.

Dina langsung menjawab telvon dari maira, sekaligus menekan tombol speaker.

"Sayang", ujar maira pada dimas, begitu dina menjawab telvon milik dimas.

"Iya sayang", jawab dimas setelah dia berhasil merebut handphonenya dari tangan kakaknya.

"Sayang udah makan belum", tanya maira dengan suara riangnya.

"Ini masih makan sayang, kamu udah makan", tanya dimas pada maira.

"Udah, terus aku inget kamu, khawatir kamu telat makan lagi, makanya aku telvon", jawab maira.

Dimas yang mendapat telvon dari maira, tapi dina yang terlihat sangat senang mendengar percakapan dimas dengan pacarnya.

"Makan sendiri", tanya maira.

"Sama mami sama mbak dina", jawab dimas.

"Oh, salam ya buat mereka", ujar maira.

"Hai maira", teriak mami mita dan dina serempak.

"Hai, salam kenal, aku pacarnya dimas yang baru loh, mohon bimbingannya ya", ujar maira dengan riang.

Dina dan mami mita langsung tertawa mendengar ucapan maira.

"Yaudah sayang, aku terusin makan dulu ya", ujar dimas karena terganggu dengan sikap berlebihan kakaknya.

"Iya, selamat makan ya semua", ujar maira.

After SunsetWhere stories live. Discover now