【06】History

60 11 10
                                    

Tumpukkan gulungan kertas memenuhi meja kerja Lucian. Orangnya sendiri sedang fokus membaca dengan dahi mengernyit dan mulut komat-kamit tanpa suara. Rune sempat masuk membawakan segelas air dan cemilan. Hanya sebentar karena sang tuan terlalu fokus pada kegiatannya, tak sempat memberikan perhatian sedikit pun padanya.

Sederet aksara dan juga bahasa asing yang tertera pada gulungan yang dibacanya, tak membuat Lucian kesulitan. Secara ajaib ia bisa langsung memahaminya, bahkan tepat setelah ia sadarkan diri beberapa hari yang lalu. Itu adalah hal paling yang ia syukuri setelah masuk ke dunia ini. Tak terbayang apa jadinya bila ia tak bisa memahani bahasa yang digunakan di sana. Nasib Lucian pasti akan terlihat jauh lebih menyedihkan.

Lucian meneguk sedikit teh yang dibawakan Rune, kemudian kembali fokus membaca buku tentang sejarah berdirinya Kota Marmoris.

Di sana dikatan bahwa Kota Marmoris merupakan bagian dari kerajaan Qapla. Untuk lebih jelasnya, di dunia ini ada dua kerajaan, yakni kerajaan Qapla yang menguasai lautan, dan kerajaan Muriel yang menguasai daratan.

Selama ribuan tahun mereka hidup berdampingan tanpa saling menyinggung. Kerajaan Muriel diperbolehkan melaut dan Kerajaan Qapla diperbolehkan naik ke daratan untuk orang-orang yang memiliki ijin. Semua hidup damai, sampai suatu hari terdengar kabar mengejutkan dari putra mahkota kerajaan Muriel yang berniat meminang putri bungsu kerajaan Qapla.

Tak pernah ada sejarah tentang pernikahan antara kedua kerajaan tersebut. Sebab kedua kerajaan dihuni oleh ras yang berbeda. Kerajaan Muriel untuk manusia, dan kerajaan Qapla untuk para mermaid atau para manusia setengah ikan.

“Ternyata cinta beda ras,” gumam Lucian sambil mengangguk-angguk. Dia langsung teringat kisah putri Ariel dan Pangeran Eric. Ia membalikkan halaman selanjutnya dan lanjut membaca.

Ada keunikan yang dimiliki masing-masing kerajaan, yakni manusia di kerajaan Muriel ada yang dikaruniai sihir yang memungkinkannya bisa berjalan di atas air, sedangkan mermaid yang memiliki darah kerajaan dapat mengubah ekornya menjadi sepasang kaki.

Sebagai keluarga kerajaan, Pangeran Reggers dan Putri Nelida mengetahui hal itu dengan baik. Mereka pertama kali bertemu saat Nelida sedang jalan-jalan di kerajaan Muriel. Parasnya yang cantik, rambut panjangnya yang berwarna putih kebiruan dibiarkan terurai, dihias dengan mutiara-mutiara yang membuatnya jadi semakin cantik. Pangeran Reggers pun langsung jatuh hati pada pandangan pertama.

Sebagai seorang putra mahkota, dia adalah laki-laki paling terkenal di Kerajaan Muriel, banyak wanita yang mengaguminya, bahkan tak jarang pula yang terang-terangan menunjukkan ketertarikannya. Hal itu lah yang membuat Reggers percaya diri menghampiri Nelida dan mengajaknya berkenalan.

“Suatu kerhormatan dapat berkenalan dengan putra mahkota kerajaan Muriel.” Begitu kata Nelida saat itu.

Mereka berdua kemudian berteman baik. Hanya dengan beberapa kali pertemuan saja sudah membuat keduanya akrab.

“Akan sangat menyenangkan kalau aku juga bisa pergi ke kerajaanmu. Aku ingin melihat dunia di bawah lautan,” ujar Reggers suatu hari.

“Apa tidak ada sihir yang bisa membuatmu bernapas di dalam air?”

“Aku rasa tidak. Aku sudah pernah mencarinya dan menanyakannya pada guruku.”

“Ehm ... mungkin kita harus mencari tahunya sendiri. Aku juga ingin mencari cara agar semua orang di kerajaanku bisa pergi ke daratan meski mereka tidak punya darah kerajaan.”

Obrolan ringan di hari itu menjadi titik awal mimpi mereka berdua, yakni ingin menyatukan kedua kerajaan, atau paling tidak membuat semua orang di kedua kerajaan saling terhubung. Tidak hanya orang-orang tertentu yang dapat berkunjung ke kerajaan Muriel, begitu pun sebaliknya.

Into The New WorldWhere stories live. Discover now