【02】Invitation

90 19 10
                                    

Zhaohan termangu di depan ponsel yang sedang menampilkan postingan-postingan terbaru tentang dirinya. Semakin banyak dia membaca, dadanya semakin sesak seperti ada tali yang mengikatnya. Napasnya memburu,  tangannya yang basah oleh keringat kini gemetar.

Ada wanita lain yang mengaku sebagai korbannya.

Aku merinding. Dia benar-benar brengsek!

Aku menyesal pernah menyukainya.

Mari kita nantikan apa akan ada korban lain lagi.

Heol, tidak dapat dipercaya ternyata dia pria sampah!

Keluarkan dia dari NEX7!

Mati saja kau!!!

Zhaohan tersentak. Selama beberapa detik dia lupa bagaimana caranya bernapas. Ini bukan pertama kalinya mendapatkan sumpah serapah, Zhaohan sudah sering melihatnya di kolom komentar dan dia paham semakin terkenal seseorang maka akan semakin sulit menghindari haters, tetapi kali ini berbeda. Komentar-komentar itu setengahnya berasal dari penggemarnya sendiri. Orang-orang yang dulu memujanya kini berbalik menyerangnya dengan kata-kata yang menyakitkan.

Zhaohan mengerjap saat melihat panggilan masuk dari managernya. Dia diam sebentar sebelum mengangkatnya.

“Yeoboseyo?*” Suara Zhaohan terdengar agak serak. Dia berdehem pelan untuk menetralkannya.

Suara pria yang tujuh tahun lebih tua darinya itu terdengar dari sebrang telepon. Ada rasa lelah dalam nada suaranya. Dia menyampaikan beberapa kalimat terkait rumor baru yang Zhaohan baca beberapa saat lalu. Zhaohan lantas diminta datang ke kantor agensi.

“Baiklah, aku akan segera ke sana.”

Zhaohan menutup ponsel. Alih-alih langsung beranjak menemui managernya, dia diam memejamkan mata. Mencoba meredam semua emosi yang bergejolak di hatinya. Dia bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Zhaohan tahu hari ini nama NEX7 tak akan lagi bersanding dengan namanya.

🌊🌊🌊

Keputusan agensi tak mengejutkan Zhaohan. Semua sesuai prediksinya. Agensi meminta Zhaohan keluar dari grup, sebagai gantinya mereka menawarkan kontrak untuk bersolo karir. Semua itu demi kebaikan Zhaohan dan NEX7 ke depannya. Nama NEX7 sudah sangat besar, akan sangat disayangkan bila harus meredup gara-gara rumor Zhaohan.

Lelaki itu menunduk. Rambut abu-abunya tertutupi topi yang sengaja tak dia lepas. Beberapa detik kemudian Zhaohan mengembuskan napas, menguatkan hatinya untuk membuat keputusan.

“Aku mengerti.”

Zhaohan tak punya pilihan lain. Ia tak bisa egois untuk memaksakan diri bertahan dan mengorbankan semua anggota. Mereka adalah teman-temannya, keluarganya, dan orang-orang yang tetap berada di sisinya sekali pun rumor buruk terus menerpanya. Beberapa bulan terakhir mereka tak pernah absen menyemangati Zhaohan.

“Aku akan keluar dari grup, tapi aku akan memikirkannya dulu soal bersolo karir,” jawab Zhaohan sebelum pamit.

Itu adalah langkah terakhir Zhaohan yang membuatnya terperosok ke dasar jurang keputusasaan. Tidak tahu kelak dia bisa kembali atau tidak. Sekali pun ada banyak hal yang ingin dia katakan, dia tidak bisa mengeluarkannya. Semua kalimat itu tertahan di ujung lidah.

Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Zhaohan kembali ke asrama dan langsung mengurung diri di kamar, ia bahkan mengabaikan sapaan maknae mereka yang sejak tadi telah menunggunya.

“Biarkan dia sendiri dulu.” Samar-samar Zhaohan mendengar suara Juwon yang berbicara dengan Yu Xuan.

Di dalam kamar, Zhaohan terduduk lesu di atas ranjang. Langit cerah musim panas di luar sana seakan mendadak gelap diterpa badai. Dadanya sesak sekali. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat agar tak mengeluarkan isakan sedikit pun. Darah segar mengucur di bibirnya, bersamaan dua garis air mata yang entah sejak kapan sudah membanjiri wajah tampannya.

Into The New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang