12. Always by Your Side (+)

4K 277 6
                                    

WARNING!
(18+ scene)
Sudah diperingatkan ya!

_______

Reyna menatap malas ada Davis yang menghalangi jalan nya untuk bertemu sang pujaan hati. Rasanya ingin mencincang hidup-hidup laki-laki tak tau diri di hadapannya ini.

Lihatlah, dengan wajah songong nya dia menatap penuh kebencian pada gadis itu. Menantang dengan adanya temannya, Tirta. Mereka bertiga ada di rooftop, Reyna ditarik ke atas sana oleh para laki-laki pecundang.

"Lo pada ngapain ngajak gue ke sini?"

Davis mengetatkan rahangnya, menarik kerah seragam Reyna dengan kasar, nafasnya berat. "Ini pasti perbuatan Lo! Sialan!"

Reyna terkekeh santai, "maksud Lo apa? Perbuatan apa, Hm?"

Ujaran santai dari gadis di depannya membuat amarah nya naik pitam. Dengan satu gerakan tangan, menimbulkan suara renyah atas benturan kepalan jari-jari dengan pipi mulus milik gadis itu.

Bukannya meringis atau menangis seperti yang diharapkan oleh laki-laki itu. Reyna malah tertawa.

"Lo itu gila, Dav. Udah gila, kasar lagi! Kasar terhadap cewek itu lebih sampah dari apapun."

Tirta tak bisa menahan Davis, karena mereka memiliki tujuan yang sama. Membuat Reyna membayar perbuatan nya. Tirta maju, dan tanpa aba-aba menendang kaki Reyna, tentunya hal itu membuat Reyna menghindar.

"Lo.. berdua gak menepati janji, bajingan! Bukankah kita akan perang beberapa hari lagi? Atau mau malam ini?! Karena mood ku sedang tidak baik." Reyna berdecih merasakan perih di pipi dekat bibirnya. Ternyata sakit juga.

"Lo.. Ugh! Sialan! Hari ini, malam ini. Kita perang, gue gak tahan buat bunuh Lo! Gara-gara Lo, gue sama Tirta dipanggil dan dikeluarin."

"Bagus dong, gak bakal ada yang mengganggu gue sama Elin lagi."

Davis membulatkan matanya, lalu menengadahkan kepalanya ke langit-langit tertawa gila, Tirta pun sama tertawa kecil.

"Astaga, Lo masih aja berharap sama Elin! Dia itu udah bekas. Lo pasti tau bekas siapa, bekas gue! Lo tau? Badannya, uhh.. pas milik gue di dalam dia, rasanya nikma-"

BUGH!!!

Pukulan-pukulan tak terelakan diberikan Reyna pada Davis. Pintu rooftop terbuka, menampilkan Elin yang terburu-buru mendekati mereka.

Davis tersenyum miring, dia mengira Elin akan menghampiri nya, tapi salah. Davis menatap nyalang Elin yang berlari melewati dirinya, dan malah mendekati Reyna, gadis itu.

"Rey, tenang," ucap Elin menenangkan Reyna, matanya terlihat berkaca-kaca. Dia mengusap bahu Iyn-nya.

"Brengsek! Gue udah tau ceritanya, tapi gue bakal cari kebenarannya, Lo bener nyentuh dia, atau gak. Tapi apapun itu gue bakal bunuh Lo karena ngomong frontal tentang pacar gue!"

"Bagaimana bisa, kalian dekat lagi?! Elin, foto Lo masih ada di gue, Bitch! Gue bakal sebar sekarang."

Laki-laki itu menengok pada Tirta, dan mengode untuk mengirimkan foto-foto milik Elin ke seluruh sekolah.

"Iyn.. aku takut. Aku takut dia masih punya foto itu." Elin meremas seragam Reyna dengan takut, matanya sudah mengeluarkan air matanya.

"Sayang, tenang. Bukannya tadi pagi aku udah bilang?"

Flashback on

"Elin, i'm coming~"

Reyna sudah memastikan bahwa suruhan nya agar Davis akan menjauhi ruang pribadi dirinya dan Elin. Dan dengan mendapatkan informasi dari suruhannya dia masuk ke dalam ruang itu, yang sudah ada Elin.

Transmigrasi ReynaWhere stories live. Discover now