"Maaf?"

Hujan memang tidak mengerti, dan dirinya juga tidak ingin tau. Alhasil, ketika Awan tak segera memberi tanggapan, Hujan beranjak pergi masuk ke kamar Glen.

Begitu akan melewati Awan tanpa diduga pria itu berdiri dan mencekal lengannya kuat. Hujan meringis, entah apa maksud Awan melakukan ini.

"Apa saya berbuat salah, Pak?" tanyanya sopan detik berikutnya Hujan memekik saat tanpa aba-aba Awan menarik tubuhnya ke arahnya. Hujan jelas memberikan perlawanan tetapi kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan Awan.

"Pak..." Hujan berusaha menahan intonasi suaranya agar Glen tidak terganggu. Dan seakan memanfaatkan keadaan, Awan mengangkat satu alisnya disertai satu seringai tipis dari bibirnya. Hujan mulai merasa waspada.

"Aku teringat ketika malam begini kamu akan berusaha agar aku tidak bosan,"

Hujan mengerutkan alisnya tidak suka, dia tidak peduli pada hal yang Awan katakan terlebih itu adalah masa lalu.

"Dan sekarang aku lagi bosan. Jadi, bisakah kamu menghiburku?" tanyanya di kalimat terakhir diikuti tangannya yang mulai bergerak mengelus lengannya seduktif.

Hujan yang berhasil melepaskan diri, tidak tahan untuk melayangkan tangannya di pipi putih tersebut. Napasnya memburu menandakan betapa emosinya Hujan sekarang ini. Sedangkan Awan hanya tersenyum miring, sangat menikmati wajah marah milik Hujan yang seakan ingin menelannya hidup-hidup.

"Jaga bicara Anda, Pak Awan. Jangan menyamakan hal yang pernah terjadi dengan yang sekarang. Semua tidak sama lagi." tukasnya tajam meski nada bergetarnya tak dapat disembunyikan.

Sudah Hujan katakan, akan ia hadapi pria itu walau keberaniannya tinggal seujung kuku. Melupakan sejenak seberapa berkuasa Awan yang dihadapinya sekarang.

"Kamu benar," Awan kembali mencegatnya, kali ini disertai remasan cukup kuat hingga mengundang satu ringisan keluar dari bibir Hujan.

"Seharusnya aku tidak membiarkanmu pergi. Andai saat itu kamu tidak bersikeras bercerai, maka Kia pasti masih ada di sini. Kia masih hidup bersama denganku dan Glen." tutur Awan tepat di depan wajah Hujan bahkan hembusan napasnya bisa Hujan rasakan.

"Hubungan kematian Kia tidak ada sangkut pautnya tentang perceraian. Berhenti mencari kesalahan yang tidak berarti, Awan Ravastya. Sejatinya ego Anda tidak ingin kalah, maka dari itu Anda menggunakan masa lalu sebagai senjata untuk melemahkan saya. Tapi sayangnya semua itu tidak berarti. Antara kita sudah tidak ada apa-apa lagi. Pak Awan sudah memiliki kehidupan, pun begitu dengan saya."  ujar Hujan panjang lebar, bahkan tak segan membalas tatapan Awan yang seperti ingin menelannya. Namun apa pedulinya. Awan duluan yang memulai. Jika Hujan terus diam, maka mantan suaminya itu akan semakin menjadi.

"Apa kehidupan yang kamu maksud adalah dirimu dan Khatulistiwa? Karyawanku itu?" Awan bertanya di mana dalam bicaranya terselip nada remeh yang membuat Hujan meradang seketika.

"Jangan membawa Bang Katu dalam masalah kita. Satu lagi, meski dia tidak memiliki kekuasaan seperti Anda, setidaknya dia bisa memberikan seluruh perasaan serta perhatiannya hanya padaku."

"Ooww, bagus sekali. Sungguh pasangan yang romantis. Tapi, apa dia tau bahwa kita adalah mantan suami istri?" Awan hanya bertanya asal guna mengalihkan emosinya namun usai melihat netra itu membola, Awan yakin bahwa pertanyaannya barusan telah mendapat jawaban.

"Sepertinya belum. Baiklah, sebagai atasan yang baik, aku saja yang memberitahunya." usai mengatakan hal tersebut, Awan melepaskan Hujan dan berjalan menaiki undakan tangga menuju kamarnya. Meninggalkan Hujan yang sekarang ini meremasa sisi bajunya.

Andai memukul orang tidak memiliki hukum undang-undang.

💍💍💍

Seberapa persen tingkat kesabaran kalian membaca cerita ini?

Seberapa gemas kalian terhadap tokoh di cerita ini dan siapa aja tokohnya?

Gimana untuk part ini?

Udah suskes belum mengaduk perasaan kalian?

Sebenarnya dari kemarin aku mau up, tapi belum ada waktu buat revisi.

Moga gak bosan nungguin kabar dari Hujan.

Tangkyu3000 juga yg udah setia beri dukungan❤❤

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Sayang ReLuvi banyak2😘😘

(,) sebelum (.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang