4

1.1K 88 6
                                    

“Kau benar-benar serius tentang ini, Tom?” Theo bertanya saat Tom mempelajari salinan kontrak itu.

Tom mengangkat matanya dan menatap Theo, lalu menunjukkan kontrak itu, “Kau pikir aku tidak serius? Perjanjian ini senilai seratus tiga puluh ribu poundsterling, man!”

“Aku tak habis pikir, kenapa seseorang sepertimu yang bisa mendapatkan wanita dan pria submissive manapun yang kau mau, melakukan hal seperti ini demi seorang submissive? Submissive yang sangat murahan dan materialistis sehingga terang-terangan menjual dirinya padamu demi uang? Apa yang ada di pikiranmu, Bos?”

Kening Tom berkerut tidak suka mendengar kata-kata Theo, meskipun dia tahu itu semua benar.

“Kau tahu bagaimana rasanya ketika melihat seorang submissive, dan tiba-tiba seluruh tubuhmu menginginkannya?” Tom tersenyum melihat ekspresi skeptis Theo, tentu saja Theo tidak tahu, dia sendiri merasa aneh dengan perasaannya, “Yang pasti aku menginginkannya, dan aku masih belum bosan, seratus tiga puluh ribu poundsterling tak ada artinya buatku.”

“Tapi kau orang yang sangat pembosan, seminggu lagi kau pasti akan mencampakkannya, dan menyesali kontrak ini.”

“Dan aku tetap akan merasa puas karena setidaknya aku tidak penasaran lagi,” jawab Tom yakin.

Theo mengangkat bahu, “Aku tetap tidak setuju, tapi ini semua keputusanmu, serahkan kontrak pada anak itu, pastikan dia tanda tangan, beri salinannya, lalu serahkan yang asli padaku,” Theo menyandarkan tubuhnya di kursi, “Mr. Potter ini, apakah aku pernah melihatnya sebelumnya?”

Tom menggeleng, “Dia hanya pegawai biasa, seorang supervisor lapangan, kau tidak mungkin pernah melihatnya,” jawabnya tegas.

“Apakah dia pemuda bertubuh mungil dengan rambut hitam kecoklatan, wajah polos dan tatapan seperti anak kecil yang ada di area pameran mendampingi bosnya yang penjilat waktu itu?”

Tom langsung bersiaga, Kenapa Theo ingat pada Harry? Apakah Theo juga memperhatikan Harry? Apakah dia juga tertarik padanya? Insting posesifnya langsung menyeruak keluar.

Theo tertawa melihat tatapan tajam Tom, “He, hey, jangan menatapku seperti itu, aku memperhatikannya karena waktu itu kau memandangnya dengan begitu intens, tatapanmu seolah-olah tak bisa lepas darinya, seperti pemburu yang ingin melahap mangsanya,” Theo mengangkat bahu, “Orang lain mungkin tak akan menyadarinya, tapi aku sudah mengenalmu sejak lama, dan aku tahu betapa intensnya kau jika sudah berkonsentrasi pada satu hal, malam itu kau kehilangan konsentrasi mu, anak itu menarik seluruh perhatianmu, kau sulit berkonsentrasi pada hal lain selain itu,” Theo menarik napas panjang, “Well, jika dengan anak yang sama ini kau terlibat, semoga Tuhan memberkatimu sahabatku.”

***

Semua terjadi begitu cepat, Tom langsung mendapatkan apartemen yang diinginkannya, sebuah apartemen yang sangat mewah dengan privasi yang sangat terjamin, Harry tidak berani membayangkan berapa harganya, tapi Tom bersikap sangat santai, katanya itu semua hanyalah investasi.

Dengan sangat efisien Tom membantu Harry membereskan barang-barangnya yang tentu saja tidak banyak, untuk dipindahkan ke apartemen, lalu menyelesaikan pembayaran rumah kontrakan dan sekaligus berpamitan dengan induk semangnya.

Mereka berdua berdiri di tengah ruang tamu apartemen yang sangat mewah itu, Tom tersenyum pada Harry yang berdiri kaku di tengah ruangan.

“Well ... Anggap saja ini rumahmu sendiri,” dia lalu melirik jam tangannya, “Aku harus kembali ke rumahku, pengurus rumah tanggaku pasti bertanya-tanya apa yang kulakukan sampai aku tidak memberi kabar, dia akan kebingungan menjawab telepon yang masuk, kau silahkan atur apartemen ini sesuai seleramu, jika ada yang kurang atau kau ingin menambah sesuatu, bilang saja.”

A Romantic Story about Harry | Tomarry [END]Where stories live. Discover now