BAB 54 (sejak kapan kita menjadi akrab -3)

906 124 5
                                    







     Sejak Cyril mendapati tubuh barunya berusia 7 tahun, baik Maxmillan dan Leaven terus saja mengikuti Cyril. Padahal Cyril sangat malas berurusan dengan kedua orang ini. Alasannya, karena Cyril tahu jika Maxmillan mengajarkan karena efek Ezra yang berada di tubuh ini sebelumnya. Sedangkan Leaven siapa yang tidak tahu sifat Leaven sang tirani yang mencetuskan pola pikir untuk menguasai seluruh daratan menjadi Kekaisaran di bawah kaki nya. Dan saat ini Leaven mendekati Cyril? Hanya orang bodoh yang berfikir jika Leaven hanya iseng semata untuk melakukan hal seperti ini.
Leaven kembali memutuskan kembali ke istana untuk mencari Jellal. Agar dapat mencari tahu apa yang terjadi pada Cyril. Karena Dean tidak mengetahui sebab pasti dari peristiwa tubuh Cyril.

    Maxmillan bingung dengan apa yang menimpa Cyril. Di satu sisi ia sangat khawatir dengan apa yang terjadi, namun disisi lain max sangat gemas tentang keadaan saat ini.
Betapa tidak, laki laki tampan terkesan cantik ini, yang selalu berkata kasar dan marah akan hal yang tidak disukainya berubah kembali ke usia 7 tahun.
Jika Cyril sangat menyebalkan saat dewasa kenapa sekarang sangat menggemaskan.

    "Astaga, aku baru sadar jika aku memiliki adik semanis ini" Gemas max terhadap Cyril.

    Cyril tentu saja marah karena max memperlakukannya seperti sekarang dan tentu saja kata kata kasar adalah manuver Cyril menghadapi Maxmillan.

     "Orang bodoh macam apa yang menganggap musibah adiknya sebagai sesuatu yang menggemaskan? Benar benar memuakkan! " Ucap Cyril kesal.

     Maxmillan tertegun, ia mengingat kembali ke masa lalu. Dimana saat Cyril berusia 7 tahun. Cyril sering merangkai bunga di taman milik ibu mereka. Namun saat Duchess  meninggal dunia tidak ada yang memperhatikan Cyril. Max dan Kartein sibuk menyalahkan Cyril atas kematian ibu mereka.
Sedangkan Duke mengurung diri dan pada akhirnya memberikan cinta gilanya untuk Cyril yang semakin membuat max dan Kartein membenci Cyril.

Tak hanya rasa cemburu yang muncul tetapi sikap Cyril yang berubah drastis saat berusia 10 tahun menjadi sangat memuakkan bagi mereka. Cyril bersikap buruk bahkan mendapat julukan sampah dari Floyd.
Setelah diingat kembali, Maxmillan merasa bersalah. Apakah mungkin sikap buruk Cyril terbentuk karena pengabaian dari mereka?
Melihat Cyril berkata kasar seperti tadi mengingatkan bagaimana seorang anak berusia 7 tahun ini berusaha untuk tetap bertahan sendirian. Maxmillan menyadari jika ia adalah saudara yang buruk.

Apakah Kartein menyadari hal ini sehingga rela mengorbankan nyawanya untuk ritual pertukaran dengan dewi kegelapan?

    Maxmillan mengetahui alasan sebenarnya dibalik kematian Kartein maupun duke Floyd namun tetap diam karena alasan nya adalah "Cyril" Itu sendiri.

Tanpa sadar maxmillan memberikan ekspresi lirih pada Cyril namun dengan senyum tulus untuknya.

    Cyril yang melihat hal tersebut berhenti berbicara kasar dan diam pada akhirnya.

    "Sesayang itu kah kau pada Ezra? Aku tahu rasa simpati tulus dan sayangmu itu untuk Ezra. Aku tahu jelas karena kau tidak pernah menyayangiku saat aku berada di tubuh ini dari dulu bahkan sampai saat ini"

    Sorot mata biru itu terlihat sedih. Tanpa kata memperlihatkan rasa yang tidak dapat diungkapkan antara kedua saudara itu. Sisi yang bersebrangan antara rasa bersalah dan rasa iri .

    "Cyril ikutlah denganku sebentar" Maxmillan menggandeng tangan mungil Cyril .

    "Apa-apaan ini? Kenapa kau membawaku tiba tiba? Sebenarnya apa yang kau lakukan hah? " Tanya Cyril.

    "Sudah ikuti saja kakakmu ini". Ucap Max

    " Kakak? Sejak kapan kau mengganggap ku sebagai adikmu? " Tanya Cyril kembali. Cyril tahu benar ucapan menusuk hati itu adalah manuver dirinya untuk lepas dari maxmillan, dan siapa sangka itu adalah ucapan jujur dari perasaan Cyril sebenarnya.

     Maxmillan berhenti pada awalnya, namun tetap melanjutkan langkah kakinya dengan membawa Cyril. Mereka berhenti pada sebuah taman kecil, bukan taman milik siapapun hanya taman kecil penghias kediaman tanah Floyd.
Maxmillan duduk mengambil beberapa bunga kecil dan merangkainya menjadi satu ikatan.

    Cyril terkejut saat maxmillan tiba tiba memberikan serangkai bunga kecil untuknya. Bingung, heran, dan aneh jelas terpancar pada ekspresi Cyril saat ini.

    Dengan senyum tulus yang indah, max tersenyum seperti aroma musim semi yang hangat.

    "Maafkan aku, dulu aku selalu menolak bunga pemberianmu saat kau masih kecil, aku sangat menyesal akan hal itu. Namun waktu tidak dapat diubah. Dan segalanya harus tetap berjalan. Tetapi kurasa dewa memberikan ku sebuah kesempatan berharga. Sekarang giliranku memberikan mu bunga ini, ini terimalah hadiah bunga dari kakak". Kata maxmillan menyodorkan serangkai bunga kecil.

    Cyril teringat jelas tentang masa lalu nya saat Kartein dan Maxmillan mengabaikan dirinya. Padahal ia tidak mengetahui apa-apa karena tiba tiba ber transmigrasi dan masuk kedalam tubuh yang tidak ia kenali untuk menyelesaikan cerita ke 100 dari kehidupannya sebagai buah dari pinalti ruang glitch waktu itu.

     Tes

     Tes

     Tes

     Air mata itu mengalir di pipi kecil Cyril.

     "Kenapa aku menangis? " Tanya Cyril dalam hati kecilnya.

     "Ini bukan untukku, tapi untuk Ezra, aku tahu betul akan hal ini. Ini semua milik Ezra " Berontak hati milik Cyril.

     Maxmillan berjongkok yang membuatnya lebih pendek dari tinggi Cyril saat ini.

     "Aku Maxmillan Erik Floyd, atas nama kasih sayang, akan memberikan kehidupanku untuk adikku kali ini bahkan untuk kehidupanku selanjutnya" Kata maxmillan dengan senyum.

     Cyril yang masih membeku, terkejut saat maxmillan memeluk nya bahkan setelah mengatakan hal hal menggelikan seperti tadi.

    "Aku tahu kasih sayang ini karena max menyayangi sosok Ezra yang berada di tubuh ini sebelumnya. Tetapi apakah aku bersalah jika aku merasa bahagia untuk saat ini"

     Cyril menangis keras seperti layaknya anak berusia 7 tahun. Ia bahkan memeluk lebih erat maxmillan yang berada dihadapannya saat ini.

    "Aku tidak mengerti, dunia ini hanyalah panggung untukku agar aku dapat kembali ke dunia asal ku, tetapi perasaan bahagia dan perasaan lega karena maxmillan menyayangiku itu sangat menyenangkan. Terima kasih Ezra, aku tahu ini milikmu, namun pinjamkan aku kebahagiaan ini sebentar saja padaku"

    Cyril terus menangis cukup lama, lelah pada akhirnya dan tertidur.

    "Seharusnya aku melakukan hal ini dari dulu, mungkin kau tidak akan menjadi buruk dimasa sekarang. Aku sangat menyesal, namun saat memikirkan hanya kau keluargaku satu satunya , aku akan melakukan apapun untuk membuatmu tertawa tulus dan bahagia". Bisik maxmillan untuk Cyril.

    Hari ini udara di kediaman Floyd begitu hangat bahkan taman milik mendiang Duchess mencair tanpa Cyril menginjakkan kakinya di tempat itu.

     Kerlipan dari sayap peri kecil itu tersembunyi dibalik rerimbunan bunga. Floryn sangat bahagia melihat maxmillan dan Cyril memiliki hubungan yang jujur saat ini.

Sudah sangat lama floryn tidak merasakan kelegaan yang luar biasa dalam hatinya. Tentu saja karena hati Cyril terhubung pada floryn membuat floryn dapat merasakan jika Cyril saat ini merasakan bahagia yang utuh.

     "Tuan, ku harap kau selalu bahagia seperti saat ini" Ucap floryn yang terbang kegirangan kesana kemari.

.
.
.
.
.

.
.
.

    "Ah aku lupa, kenapa tuan selalu menyebut jika hal ini adalah milik orang itu? Padahal kakak bermata biru satu itu tulus menyayangi tuan sebagai sosok tuan yang sekarang " Kata floryn kembali sambil terbang kegirangan.

  

Dancing On Ice In The Moonlight  [END] [PROSES REVISI] Where stories live. Discover now