#17 " Time Travel : Different!"

Start from the beginning
                                        

Selain menangis, karena Build pergi tubuh Paris juga akan merespon buruk. Pernah sekali Build dan kedua sepupunya meninggalkan Paris tanpa berpamitan pada Paris karena menurut Mile tidak masuk akal jika Paris bergantung dengan Build yang bahkan sejak dulu tidak pernah bersama dengannya. Dan malamnya, keluarga Summetikul dibuat kalang kabut ketika tiba-tiba Paris demam tinggi yang bahkan tabib setempat tidak memahami apa yang terjadi hingga dua hari setelahnya. Nani yang dikabari jika tunangannya sakit, datang membawa Build — anehnya sehari kemudian Paris sudah bisa bertingkah aneh dan enerjik meski setelahnya kelelahan dan terlelap sampai melewatkan makan malam.






“ jadi Phi Biu menyukai sesuatu tentang lukisan atau gambar?”



Build mengangguk, ia dan Nani sengaja mengajak Paris jalan-jalan setelah beberapa kali Build memergoki Paris hendak menyelinap bersama dengan Chimon. Build terima-terima saja ketika Paris memanggilnya ‘Biu’ karena beralasan jika ‘Jak’ terdengar sangat familiar dari tokoh antagonis yang Paris sebut sebagai drama dan tentu saja tidak Build mengerti.



“ aku juga suka melukis, ibuku pandai melukis—ayahku juga! meski ayahku jarang memiliki waktu untuk melukis karena sibuk bekerja, Hia Ven suka menggambar gedung berharap menjadi sebuah tempat yang cantik—”



Build dan Nani saling berpandangan, keduanya memikirkan hal serupa. Keduanya tahu jika kedua orang tua Paris sudah meninggal bahkan sejak anak itu belum bisa merangkak, namun mendengar bagaimana Paris seolah mengenali kedua orang tuanya dengan baik membuat kedua kakaknya khawatir. Piya dan Mint tidak memiliki bakat melukis, Thana dan Bible tidak mengerti tentang lukisan, meski Bible masih bisa diandalkan jika sekedar untuk menggambar sederhana. Kedua kakak Paris sudah berkonsultasi dengan dukun atau bahkan para biksu, dan hanya mendapati jika Paris adalah berkah yang harus mereka jaga jika tidak ingin Paris pergi bersama luka yang tidak disembuhkan bersama jiwa lain dari langit.

Nani yang semula tidak peduli pun secara perlahan memperhatikan Paris yang terlihat sangat berbeda, tidak lagi seperti air tenang di permukaan gelas.

Mereka berjalan di rimbunan keramaian, dimana terlihat sangat baru untuk seorang anak rumahan seperti Paris. Paris sudah belajar mati-matian memahami bahasa dan dialek daerah, meski masih terdengar kaku tapi setidaknya dia bisa mengerti apa yang mereka katakan.

Paris dengan semangat melihat sebuah pertarungan liar yang memang sering diadakan di pinggir pasar, dimana banyak orang kuat bertarung demi segepok uang. Mata Paris berbinar, ia rindu untuk berkelahi karena terakhir ia berkelahi lawannya lari begitu saja setelah melihat kalung di tangannya. Kalung yang sampai saat ini masih melingkar indah di pergelangan tangan juga leher.




“ jangan kesana, berbahaya”



Nani menahan langkah Paris yang dengan semangat ingin mendekati kerumunan. Paris menoleh ke arah Build yang menggeleng, mengatakan jika mereka harus menepati janji pada Bible untuk tidak melibatkan Paris dalam masalah sementara Bible pergi berbisnis bersama Thana dan Mile di luar pulau.




“ wah-wah, kita kedatangan tamu agung! lihatlah Khun Nu Summetikul—”




Orang-orang mulai mengarahkan pandangan pada Paris, ada yang takut ada juga yang mencemooh bagaimana seorang lemah sepertinya bisa berada di luaran. Paris menahan diri ketika orang-orang mencela bagaimana dirinya yang dijadikan jaminan oleh kedua kakaknya pada gubernur demi kekayaan milik keluarga mereka. Paris sudah mengetahui karakter yang sedang ia perankan seminggu setelah ia memaksa Chimon untuk menceritakan siapa dirinya. Sosok tuan muda lemah yang sangat-sangat tidak berguna, hingga desas-desus yang mengatakan jika ia dijual oleh kedua kakaknya pada sang Gubernur.




Eiffel, Part Of My WayWhere stories live. Discover now