11

66 7 0
                                    

"Tuhan memberi makan setiap burung, tetapi tidak langsung menaruhnya di sarang."

-ALORA




•••

Tiga minggu sudah berlalu, itu artinya sudah hampir satu bulan Lora tidak bertemu dengan Ibunya.

Dua minggu yang lalu juga Lora sudah pulang dari rumah sakit. Dan kini Lora tinggal sementara di Apartemen yang di sediakan keluarga Renan. Keluarga Renan sudah mengenal baik Lora, begitu pun sebaliknya.

Keadaan Lora semakin hari semakin membaik, tetapi terkadang ia kesepian. Untungnya, Renan setiap hari mengunjunginya.

Laki-laki itu selalu mengunjunginya untuk sekedar menanyakan sudah makan atau belum, Lora sempat berpikir, "Renan sehat kan? kenapa dia mau deket sama cewek kayak Lora."

Terkadang Lora tidak percaya dengan apa yang terjadi setelah ia hampir menghilangkan nyawanya sendiri, rasanya ini seperti mimpi. Karena salah satu hal yang dulu tidak mungkin terwujud kini terwujud. Salah satu keinginannya itu adalah ia ingin dipertemukan dengan orang-orang baik.

Lora berterima kasih kepada Tuhan, karena telah memberi ini semua. "Tuhan, jika ini adalah kesempatan ku untuk melanjutkan hidup dengan lebih baik, tolong permudahkan jalan ku"

"Maafkan aku karena telah melanggar alur yang telah Kau buat dengan sebaik mungkin, Sekarang aku akan mengikuti alur Mu sampai ceritaku selesai."

Lora bersyukur. Ia juga selalu menerapkan sebuah ucapan yang di lontarkan Renan untuk setiap saat, "Berbahagialah dan hargai setiap pencapaian kecil."

Ngomong-ngomong soal Renan, sekarang ia sedang membuka pintu ruangan apartemen Lora.

Lora sudah bisa menebak bahwa itu adalah Renan. Kini, kedekatan keduanya pun semakin dekat.

"Gak bosen kesini mulu?" tanya Lora yang sedang duduk di kursi menonton televisi.

Renan yang baru saja masuk menjawab, "Bosen sih, cuman otak gua yang nyuruh kaki gua buat kesini lagi".

Lora mendengus kesal, "Bilang aja kangen sama Lora".

Renan yang mendengar itu menatap Lora geli, "Gua? gua kangen lo? pede banget jadi manusia" ucap Renan sembari duduk di samping Lora.

Sejenak keduanya terdiam, beberapa saat kemudian Renan bertanya, "Jalan gak?".

Lora mengangguk, "Iya nih, Lora mau jalan kedapur" jawab Lora sembari bangkit dari duduknya.

Renan mengusap dadanya sabar, "Jalan keluar pake motor."

Lora yang mendengar ucapan Renan berhenti berjalan lalu membalikkan badannya, "Bener nih?"

"Boong"

"Yauda-"

"Bener lah, cepet! gua tunggu di luar" titah Renan.

"Lora belum apa-apa" sahut Lora.

"Belum apa-apa atau apa lo tetep cantik" batin Renan.

"Gausah, tiga menit lo gak turun gua tinggal" ucap Renan sembari berjalan menghampiri pintu.

"LAHH-"

ALORA [SUDAH TERBIT]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz