16. ♛ᴀʀᴅɪᴀɴ ᴅᴇᴠᴀɴ ᴀʟᴠᴀɴᴏ♛

226 7 1
                                    

ᴋᴀʟᴀᴜ ᴠᴏᴛᴇ ʙᴀɴʏᴀᴋ ᴅᴀɴ ʙɪsᴀ ᴋᴏᴍᴇɴ sᴇᴛɪᴀᴘ ᴘᴀʀᴀɢʀᴀғɴʏᴀ ɢᴜᴇ ʟᴀɴɢsᴜɴɢ ᴜᴘ ᴘᴀʀᴛ sᴇʟᴀɴᴊᴜᴛɴʏᴀ!
______________________________
"Semakin lo kejar dia, semakin rendah harga diri lo!"
______________________________

Happy Reading📖

Dengan rambut basahnya, devan baru saja selesai dari aktifitas mandinya. Dan sekarang devan sedang berdiri di pagar balkon kamarnya.

"Akhh, kenapa harus dijodohin sih" frustasi devan sambil memukul pagar besi itu.

Tak tahu apa yang akan ia lakukan kedepannya, bahkan ia tak tahu siapa gadis yang dijodohkan untuk dirinya. Jika melawan? Tidak, tidak mungkin ia bisa melawan sabella yang jelas jelas cerewet dan keras kepala.

Ia sungguh pusing sekarang, tiba tiba saja orang tua menjodohkannya kepada orang lain. Andai saja ia tak jomblo, pasti ia tak akan dijodoh jodohkan seperti ini.

Ngomong ngomong soal besok, ia akan meluangkan waktu sebisanya untuk jam siang sampai malam agar bisa menuruti kemauan sang mommy tercinta.

Drett... Drett...

Suara panggilan masuk dari ponselnya membuyarkan lamunannya dan menatap ke arah ponsel yang ia letakan di atas meja balkon kamar.

Devan berjalan ke meja itu dan mengambil ponselnya dan berjalan lagi ke pagar balkon kamarnya.

"Apa?" tanya devan to the poin saat melihat candra yang meneleponnya.

"Nih gue mau kasih tahu lo, besok pukul 2 ada rapat" jawab candra di seberang sana.

"Dimajukan jam 10 can, gue gak dikantor jam istirahat siang sampai malam"

"Tumben?"

"Can lo bisa kesini?"

"Tumben banget dah lo, ada masalah?"

"Hem"

"Masalah lo apa? Kayak berat banget suara lo"

"Lo bisa kesini gak"

"Woke gue otw kesana"

Setelah memutuskan panggilan dengan candra, devan langsung melempar ponsel yang bermerek i phone itu ke arah sofa dan menatap langit gelap di atas sana.

Pikiran devan sudah ambrugadul, kalau boleh jujur, ia tak ingin dijodohkan seperti ini disisi lain ia juga butuh pendamping selamanya, tapi bukan dengan perjodohan caranya.

Ceklek

Pintu kamar devan terbuka lebar dan menampakkan sosok candra yang baru saja sampai di rumahnya.

Devan tahu betul kalau itu adalah candra, mengingat jika sahabatnya itu tak pernah mengetuk pintu atau meminta izin kepadanya jika masuk ke ruangannya.

"Sedih amat, di bawa santai aja" ucap candra yang menepuk bahu devan sebelah kiri dan ikut berdiri di sampingnya.

"Kenapa harus gini can" sahut devan dan menunduk frustasi dengan pemikirannya sendiri.

"Masalah apa sih? Kok lo sampai frustasi gitu?"

"Gue dijodohin sama nyokap gue"

"Serius lo?" kaget candra bukan main saat devan mengeluarkan kata 'dijodohin' dari mulutnya.

"Hem"

"Ya bagus dong, jadi lo gak perlu cari istri dong, mana tahu nyokap lo pilih yang masih muda, beuhh nikmat tuh"

DEVAN | PerjodohanWhere stories live. Discover now